"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Minggu, 02 September 2012

IKRAR ‘AQABA PERTAMA

Tiba giliran tahun berikutnya, bulan-bulan suci pun datang lagi bersama datangnya musim ziarah ke Mekah, dan ke tempat itu datang pula dua belas orang penduduk Yathrib. Mereka ini bertemu dengan Nabi di ‘Aqaba. Di tempat inilah mereka menyatakan ikrar atau berjanji kepada Nabi (yang kemudian dikenal dengan nama) Ikrar ‘Aqaba pertama. Mereka berikrar kepadanya untuk tidak menyekutukan Tuhan, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak, tidak mengumpat dan memfitnah, baik di depannya atau di belakang menolak berbuat kebaikan. Barangsiapa mematuhi semua itu ia memiliki pahala surga, dan kalau ada yang mengecoh, maka soalnya kecil kepada Tuhan. Tuhan berkuasa menyiksa, juga berkuasa mengampuni segala dosa.

MUSH’AB BIN ‘UMAIR
Dalam hal ini Muhammad menugaskan kepada Mush’ab bin ‘Umair, supaya membacakan Quran kepada mereka, mengajarkan Islam seluk-beluk hukum agama.
Setelah adanya ikrar ini Islam makin tersebar di Yathrib. Mush’ab bertugas memberikan pelajaran agama di kalangan Muslimin Aus dan Khazraj. Gembira sekali ia melihat kaum Anshar itu makin teguh kepercayaannya kepada Allah dan kepada kebenaran. Menjelang bulan-bulan suci akan tiba, ia datang lagi ke Mekah dan kepada Muhammad diceritakannya keadaan Muslimin di Yathrib itu; tentang ketahanan dan kekuatan mereka, dan bahwa pada musim haji tahun ini mereka akan datang lagi ke Mekah dalam jumlah yang lebih besar dengan iman kepada Tuhan yang sudah lebih kuat.
Berita-berita yang disampaikan oleh Mush’ab ini membuat Muhammad berpikir lebih lama lagi. Pengikut-pengikutnya di Yathrib kini makin sehari makin berkuasa dan bertambah kuat juga. Dan orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik mereka tidak mendapat gangguan seperti yan dialami oleh kawan-kawannya di Mekah karena gangguan Quraisy. Di samping itu Yathrib lebih makmur daripada Mekah — ada pertanian, ada kebun kurma, ada anggur. Bukankah lebih baik sekali apabila Muslimin Mekah itu hijrah saja ke tempat saudara-saudara mereka di sana, yang akan terasa lebih aman? Mereka akan behas dari Quraisy yang selalu memfitnah agama mereka.
-----------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 167-168

Tidak ada komentar:

Posting Komentar