Seorang lelaki meminta
izin bertamasya kepada Rasulullah, maka jawab Rasul : "Tamasya umatku
adalah jihad fii sabilillah". (HR Abu Dawud).
Lemas diri saat mengingat sepotong kisah Rasulullah saat bersabda dengan kalimat yang indah sebagaimana terbaca diatas, sedangkan kita berada dalam kelalaian permainan, disibukkan oleh perkara-perkara fana, dilelahkan oleh urusan yang tak dibawa mati. Jika jihad fii sabilillah adalah saran Rasulullah bagi yang meminta bertamasya dan bersenang-senang, lalu bagaimana kaum Muslim ketika dalam kondisi tidak berjihad fii sabilillah?
Maka dakwah ini, perjuangan ini, perlu diorientasi ulang, agar tetap menggetarkan, tajam, mengguncang, dan dikalibrasi hingga selalu berjalan pada titik tertinggi. Dan ketika kita lelah, ketika situasi payah, ketika banyak halangan dakwah, ingatlah anda selalu bisa beristirahat kapanpun kita mau. Dan istirahat itu seperti ucapan Rasulullah, "tamasya umatku adalah jihad fii sabilillah".
Lemas diri saat mengingat sepotong kisah Rasulullah saat bersabda dengan kalimat yang indah sebagaimana terbaca diatas, sedangkan kita berada dalam kelalaian permainan, disibukkan oleh perkara-perkara fana, dilelahkan oleh urusan yang tak dibawa mati. Jika jihad fii sabilillah adalah saran Rasulullah bagi yang meminta bertamasya dan bersenang-senang, lalu bagaimana kaum Muslim ketika dalam kondisi tidak berjihad fii sabilillah?
Maka dakwah ini, perjuangan ini, perlu diorientasi ulang, agar tetap menggetarkan, tajam, mengguncang, dan dikalibrasi hingga selalu berjalan pada titik tertinggi. Dan ketika kita lelah, ketika situasi payah, ketika banyak halangan dakwah, ingatlah anda selalu bisa beristirahat kapanpun kita mau. Dan istirahat itu seperti ucapan Rasulullah, "tamasya umatku adalah jihad fii sabilillah".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar