"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Senin, 24 Oktober 2011

PERSPEKTIF

Gambar perspektif adalah salah satu cara pengungkapan idea/gagasan atau imajinasi yang sangat natural (dalam arti sesuai dengan kemampuan pandangan mata kita) dan mudah dimengerti oleh pemberi tugas ataupun orang lain yang bukan arsitek (perencana).
Hal ini disebabkan, gambar perspektif tersebut selalu akan memperlihatkan rencana ruang-ruang (space) dan massa bangunan secara tiga dimensional.
Untuk dapat membuat gambar perspektif diperlukan gambar lain sebagai patokannya, yaitu misalnya : gambar-gambar denah, potongan tampak ataupun gambar rencana tapak (site-plan), yang telah dibuat dengan skala yang benar.
Dengan kemampuan dan kemahiran memperkirakan skala tadi secara perspektifis, maka akan diperoleh gambar perspektif yang mendekati realita pandangan kita terhadap rencana bangunannya.
Kalau ada arsitek yang membuat gambar perspktif tanpa bantuan nyata dan ketiga jenis gambar tadi, maka hal ini berarti bantuan tersebut berupa IMAGINASI yang kuat dalam alam pikirannya tanpa harus dinyatakan dalam bentuk gambar.
Keadaan seperti tersebut di atas hanya terjadi pada para arsitek yang mempunyai daya imaginasi dan daya cipta yang tinggi.
Perspektif, membantu kita membangun melihat 3 dimensi gambar rencana
Dalam gagasannya sudah tergambar secara menyeluruh tentang semua aspek yang mempengaruhi hasil disainnya; seolah ia sudah berjalan dan hidup dalam rencana bangunannya.
Presentasi arsitektural perspektif yang baik adalah yang disajikan sesuai dengan tujuannya. Akan tetapi secara umum dapat dikatakan, bahwa yang baik itu adalah yang nampak dari sudut pandang natural sehari-hari dan manusia.
Misalnya, untuk suatu tujuan memperlihatkan konsepsi dan hubungan antara massa dan ruang dalam suatu kompleks bangunan (areal tertentu), maka perspektif yang terlihat dari atas pohon yang tinggi atau dari pesawat terbang dapat diterima dan dipresentasikan.
Akan tetapi, bila hal tersebut dipresentasikan untuk suatu tujuan memperlihat penampilan bangunannya sendiri dan hubungannya dengan manusia yang akan menggunakannya, maka arsitek tersebut sudah melakukan yang tidak semestinya, karena hal yang sehari-hari bakal terlihat justru tidak dipresentasikan.

PERSPEKTIF TAMPAK
Membuat perspektif dan gambar tampak, yaitu dengan menarik beberapa garis yang menghilang disatu titik, adalah merupakan salah satu cara termudah. Dalam cara ini, perspektifnya hanya terbatas dengan satu titik hilang saja. Namun demikian keuntungan lain yang diperoleh adalah dengan cepat kita dapat menunjukkan disain bangunan secara tiga dimensional, dimana kesan tersebut dibantu dengan penggunaan efek cahaya/sinar (bayangan) dan gelap-terang.

PERSPEKTIF POTONGAN
Pada abad ke-16 gambar perspektif potongan telah menjadi populer, tetapi kemudian jarang sekali arsitek membuatnya. Barulah pada akhir-akhir ini gambar tersebut mulai menjadi populer kembali.
Gambar potongan umumnya hanya memberikan kesan dua dimensi saja; seandainya gambar tersebut dibuat ”perspektif” maka hasilnya akan benar-benar sangat dramatis dan menarik. Bagi orang kebanyakan yang melihatnya, maka prespektif potongan ini sangat mudah dimengerti serta dipahami. Gambar ini serupa dengan suatu maket, seolah-olah bangunan yang sebenarnya dipotong dari suatu arah dan pengamatnya dapat melihat ke dalamnya.
Karena bagi kebanyakan orang sulit sekali membaca gambar seperti denah, potongan dan bahkan tampak dan melihatnya secara ruang (3-dimensi), maka para arsitek dianjurkan untuk membuat gambar perspektif potongan tersebut.
Umumnya gambar ini menunjukkan tempat-tempat khusus dalam bangunan serta menunjukkan sudut-sudut yang menarik; juga seringkali digambar dengan perspektif satu-titik-hilang.
Struktur lantai dan penyelesaian langit-langitnya perlu ditunjukkan, karena itu pengambilannya harus memperhatikan letak titik matanya. Contoh-contoh berikut menunjukkan beberapa variasi pengetrapannya.

PERSPEKTIF EXTERIOR
Perspektif exterior (ruang luar) dapat dibedakan menjadi :
  • perspektif lingkungan atau “arealview
  • perspektif bangunan.
Untuk memperlihatkan penataan ruang-ruang luar dan massanya secara luas, maka perspektif lingkungan lebih sesuai karena tidak dituntut untuk menggambarkan bangunannya secara detail. Sedangkan pada perspektif bangunan adalah sebaliknya.
Diantara kedua macam perspektif exterior tersebut, kadang-kadang ada arsitek yang menyajikan perspektif yang memperlihatkan sebagian lingkungan dan sebagian bangunan-bangunannya.

ISOMETRIS
Iso artinya ”sama”. Gambar isometris merupakan gambar benda yang menurut sumbu-sumbu tertentu (bidang octogonal) bagian-bagian benda digambar menurut skala yang sesuai dengan ukurannya. Pasangan sudutnya bisa dibuat 0o / 30o atau 30o / 30o namun demikian adapula mereka yang mempergunakan pasangan sudut yang lain.
Tujuan gambar ini ialah untuk memperlihatkan struktur ruang, bisa dipergunakan baik bagi eksterior maupun interior, juga dapat untuk memperjelas gambar rencana tapak, atau bahkan untuk membuat detail konstruksi secara tiga dimensi.
-------
Teknik Presentasi Gambar Arsitektur, F.X. Budi Widodo Pangarso, Jasin Nagawijaya dan Mauro Purnomo Raharjo, Bandung 1981, halaman 65-120

Tidak ada komentar:

Posting Komentar