"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Selasa, 04 Oktober 2011

KELEBIHAN MANUSIA DALAM KEAMANAN

Keamanan hidup adalah salah satu daripada kelebihan manusia daripada makhluk-makhluk lainnya. Diadakannya dengan perantaraan perangai-perangai yang baik dan budi pekerti yang utama, yang kelak berbuahkan rasa cinta dan kasih kepada sesamanya dan rasa suka serta menghormati akan hak dan milik orang lain.
Betul, pada suatu ketika keamanan manusia terganggu disebabkan segolongan merusak atau mengganggu hak dan milik orang lain dengan jalan yang tidak sah; tetapi yang demikian itu tidak selalu, hanya terjadi ketika hilang sifat-sifat kemanusiaan.
Di kalangan hewan keamanan itu seringkali terganggu, bahkan pada sebahagiannya senantiasa terganggu, terusik kehormatan dirinya dan terancam hak-miliknya; lengah sedikit saja, hak-miliknya bisa dirampas oleh yang lain. Binatang kecil dan lemah menjadi umpan bagi binatang besar dan kuat. Terlebih lagi tidak ada keamanan kalau seekor binatang bertemu dengan binatang lain yang menjadi musuh dan seterunya.
Dan sejak dunia didiami oleh hewan, senantiasa tikus terancam keamanannya oleh kucing. Belum pernah didapati, kucing berdamai dan hidup rukun dengan tikus, karena tidak ada satu peraturan yang dapat melunakkan hati kucing supaya mempunyai belas kasihan kepada tikus, agar ia tidak selalu menerkam dan menangkapnya. Demikian juga kambing senantiasa terancam keamanannya oleh srigala; ayam tidak mendapat keamanan dan musang dan lain-lainnya.
Adanya keamanan di kalangan manusia itu, ialah dengan didikan Agama, yang satu dengan lainnya disuruh berma’af-ma’afan atas kesalahan masing-masing, diajarkannya menghargai jasa dan kelebihan orang lain, dianjurkannya mengorbankan sebahagian hak miliknya untuk kepentingan umum, disuruhnya berpesan-pesanan dalam menjalankan kesabaran, berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain serta berbuat baik kepada sesamanya. Ringkasnya, manusia disuruh berperangai baik terhadap semua orang, baik temannya sendiri atau orang lain, berlaku sabar dalam keadaan susah dan senang, dan lain-lainnya lagi daripada akhlak dan perangai yang terpuji, yang segala pengajaran itu tidak terdapat di kalangan hewan.
Di dalam Al-Qur’an banyak benar didapati ayat-ayat yang menyuruh manusia berperangai baik, sedang kedatangan Nabi Muhammad s.a.w. memang untuk menyempurnakan perangai yang utama itu.
Perhatikanlah ayat-ayat Al-Qur’an di bawah ini, yang menganjurkan agar kita berlaku baik kepada sesama, supaya keamanan tidak terganggu; Firman Allah :
Fa’fi washfahu (QS Al-Baqarah : 109)
Artinya:
“Hendaklah kamu memberi ma’af, dan hapuskanlah kesalahan’’
Wala tansawul fadl-la bainakum. (QS Al-Baqarah : 237)
Artinya:
“Dan janganlah kamu lupakan pemberian sesamamu”.

Wa tawashau bishshabr, wa tawashau bil marhamah. (QS Al-Balad : 17)
Artinya:
“Dan mereka pesan-memesan tentang kesabaran dan pesan-memesan tentang kasih-sayang”.

Wa anfiqu mimma razaqnakum (QS Al-Munafiqun : 10)
Artinya:
“Dan belanjakanlah sebahagian rezeki yang telah Kami karuniakan kepadamu”.

Adapun ayat Al-Qur’an yang menerangkan tentang keamanan manusia, adalah sebagai yang diterangkan di bawah ini :
Ya ayyuhal-ladzina amanud-khulu fis-silmi kaffah, wala tattabi’u khuthuwatisy-syaithan, innahu lakum ‘aduwwum-mubin. (QS Al-Baqarah : 208)
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman! Masuklah kamu sekalian dalam keselamatan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah setan, sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu”.
Wa in janahu lis-salmi, fajnah laha, wa tawakkal ‘alallahi, innahu huwas-samiul ‘alim. (QS Al-Anfal : 61)
Artinya:
”Dan jikalau mereka condong kepada perdamaian, hendaklah kamu condong pula kepadanya seraya menyerahkan diri kepada Allah, sesungguhnya Ia Maha Mendengar, Maha Mengetahui”.
-----------
Jalan Hidup MUSLIM, Md. 'Ali Alhamidy, Penerbit PT ALMA'ARIF Bandung, Cetakan Pertama 1974, halaman 25 - 28

Tidak ada komentar:

Posting Komentar