"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Minggu, 04 September 2011

KEUTAMAAN MANUSIA

Sebab apa manusia dikatakan menjadi makhluk yang utama. Keutamaan manusia itu terdapat dalam segala perkara : dalam keadaannya, kejadiannya dan penghidupannya. Adapun yang menjadi pokok-pokok keutamaan hidup itu ada jima, yaitu:
1. Agama,
2. Akal,
3. Jiwa,
4. Harta dan
5. Turunan.

Maka barangsiapa dapat memelihara dengan semestinya akan lima pokok keutamaan hidup itu, niscaya berbahagialah hidupnya, dan ia telah menyempurnakan sifat kemanusiaannya.
Lima pokok kesempurnaan hidup itu, sebahagiannya tidak terdapat pada makhluk-makhluk lainnya, seperti Agama, akal dan harta.
Oleh karena tidak ada Agama di kalangan hewan untuk mengatur hidup dan penghidupannya, maka keadaannya tidak teratur, tidak berketentuan dan tidak ada hukum atau wet yang berlaku dan dijalankan di antara mereka. Umpamanya, binatang buas menerkam binatang jinak dan lemah, itu memang telah menjadi tabi’atnya, tidak ada satu wet atau hukum yang dapat dijalankan atasnya.
Sungguhpun hewan ada juga berakal, tetapi akalnya tidak sempurna, karena tidak dapat digunakan untuk berpikir. Karena itu dia dinamakan makhluk yang tidak sempurna. Umpamanya kuda, bila dipacu mengertilah ia, bahwa dipacu itu supaya ia berlari cepat. Anjing bisa diajar mengambil barang atau menangkap binatang buruan, terjun ke sungai, duduk pada ekornya, atau menolong orang yang jatuh ke dalam air. Burungpun ada yang dapat diajar berkata-kata, misalnya burung tiung. Tetapi mereka tidak mengetahui melainkan apa yang telah diajarkan kepadanya saja, menambahkan pengetahuan tiada bisa.
Karena itulah hewan dapat ditaklukkan oleh manusia. Umpamanya harimau yang kuat dan gagah, dapat ditangkap. Gajah yang besar tubuhnya, dapat dijinakkan dan digunakan untuk pembawa barang. Semuanya itu menunjukkan ketiadaan akalnya yang sempurna.
Juga harta tidak ada pada hewan, yang boleh dijadikan alat untuk pengatur hidupnya. jual-beli, tukar-menukar, pinjam meminjam, tidak ada di kalangan hewan. Kalau ia perlu kepada sesuatu barang, maka diambilnya saja dengan tidak meminta lebih dahulu kepada yang punya.
-----------
Jalan Hidup MUSLIM, Md. 'Ali Alhamidy, Penerbit PT ALMA'ARIF Bandung, Cetakan Pertama 1974, halaman 14 - 15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar