Note Trip. Masih teringat sekira setahun lalu, pada masa kampanye putaran kedua pemilihan gubernur DKI. Isu lokal tapi ber-efek nasional. Betapa tidak, sepanjang perjalanan awal tahun 2017 hingga putaran kedua pemilihan gubernur DKI, warung makan yang kusinggahi tak kering dari membicarakan pilkada DKI.
Agak luar biasa menurutku, karena pilkada DKI itu berefek gamblang bagi orang Islam, terlihat jelas orang yang beriman dan munafik.
Sebut saja si Seblak dan Yogurt tengah asik membicarakan hal tersebut, yang ter-ngiang olehku :
Seblak : "Islami itu nggak harus muslim. Kayak bilang "negara Islami, yang menurut studi "How Islamic are Islamic countries" justru negara-negara Barat. Perbanyak baca!"
Yogurt : "Teori keren banget ngawur-nya. Besok-besok bakal ada Pastor Islami, Pendeta Islami, Biksu Islami, Pemabok Islami, Pelacur Islami. Jambret Islami dan Kafir Islami."
Yogurt : "Teori keren banget ngawur-nya. Besok-besok bakal ada Pastor Islami, Pendeta Islami, Biksu Islami, Pemabok Islami, Pelacur Islami. Jambret Islami dan Kafir Islami."
Hanya orang gila yang menisbatkan Islami untuk hal-hal diluar yang telah Islam tentukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar