"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Kamis, 05 April 2018

Alladzinaj Tanabut Thaqhut

Di dalam al-Qur'an Surat az-Zumar (39) : 17 - 18 ; Allah ta'ala menjelaskan bahwa

وَالَّذِينَ اجْتَنَبُوا۟ الطّٰغُوتَ أَن يَعْبُدُوهَا وَأَنَابُوٓا۟ إِلَى اللَّـهِ لَهُمُ الْبُشْرَىٰ ۚ فَبَشِّرْ عِبَادِ

Dan orang-orang yang menjauhi menyembah setan-setan (berhala) dan mereka kembali kepada Allah (taubat), bagi mereka kabar gembira, maka gembiralah hamba-hamba-Ku itu. (17).

الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُۥٓ ۚ أُو۟لٰٓئِكَ الَّذِينَ هَدَىٰهُمُ اللَّـهُ ۖ وَأُو۟لٰٓئِكَ هُمْ أُو۟لُوا۟ الْأَلْبٰبِ

yang mereka mendengarkan perkataan, lalu mereka mengikuti dengan sebaik-baiknya. Mereka itulah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang berakal. (18).

Asbabun Nuzul
Dalam suatu suatu riwayat yang dikemukakan oleh Juwaibir yang bersumber dari Jabir bin Abdillah bahwa setelah turun ayat "laba sab'atu abwabin" (QS. al-Hijr : 44) datanglah seorang laki-laki Anshor menghadap kepada Nabi dan berkata : "Ya Rasulullah aku mempunyai tujuh hamba telah aku merdekaan seluruhnya untuk ketujuh pintu neraka."
Ayat ini (QS. az-Zumar : 17-18) turun  berkenaan dengan peristiwa tersebut yang mengatakan bahwa orang tersebut mengikuti petunjuk Allah.
Dalam suatu riwayat yang dikemukakan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Zaid bin Aslam, bahwa yang dimaksud dengan "alla dzinaj tanabut thaghut" (orang-orang yang menjauhkan diri dari thaghut ialah orang-orang yang tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah) dalam ayat ini (QS. az-Zumar : 17) ialah Zaid bin 'Amar bin Nafil, Abu Dzar al-Ghifari dan Salman al-Farisi di zaman jahiliyah telah mengaku bahwa "Tiada Tuhan kecuali Allah"

Tafsir Ayat
QS. 39 : 17. Dan orang-orang yang menjauhi tagut (yaitu) tidak menyembahnya. (Az-Zumar: 17)

Ayat ini mencakup mereka dan orang-orang selain mereka dari kalangan orang-orang yang menjauhi penyembahan berhala dan selalu taat menyembah Tuhan Yang Maha Pemurah. Maka merekalah orang-orang yang mendapat berita gembira dalam kehidupan dunia dan akhiratnya.

فَبَشِّرْ عِبَادِ الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ

sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku yang mendengarkan perkataan, lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya.

Yakni mereka memahaminya dan mengamalkan apa yang dipesankan olehnya, semakna dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya kepada Musa a.s. ketika diberikan kitab Taurat kepadanya:

فَخُذْهَا بِقُوَّةٍ وَأْمُرْ قَوْمَكَ يَأْخُذُوا بِأَحْسَنِهَا

Berpegang teguhlah kepadanya dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintahnya) dengan sebaik-baiknya. (Al-A'raf: 145)

QS. 39 : 18.

أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ

Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk.

Maksudnya, orang-orang yang mempunyai sifat ini adalah mereka yang mendapat petunjuk dari Allah di dunia dan di akhirat.
وَأُولَئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَابِ
dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.
Yakni mempunyai akal yang sehat dan fitrah yang lurus. 
---------------
Bibliography :
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 426-427.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 915.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar