"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Jumat, 04 Agustus 2017

Dajjal (7)

Abu Sa’id Alkhudry r.a. berkata : Bersabda Nabi : Pada waktu keluarnya Dajial ada seorang dari kaum mu’minin yang pergi kepadanya, lalu ia disambut oleh polisi-polisi Dajjal dan ditanya : Hendak kemana engkau? Jawabnya : Saya akan menghadap kepada itu orang yang baru keluar Mereka bertanya : Apakah kau belum percaya kepada Tuhan kami? Jawabnya : Tuhan kami tidak samar. Maka berkata polisi : Bunuhlah ia. Tetapi ditegur oleh sebagian mereka : Tidak Tuhan telah melarang tidak boleh membunuh seorang selain dari perintahnya. Maka dibawa orang itu menghadap kepada Dajjal, maka apabila dilihat oleh si Mu’min segera berkata : Hai sekalian manusia inilah Dajjal yang telah disebut oleh Rasulullah . Maka segera Dajjal menyuruh merebahkan orang itu dan diperintahkan supaya dikupas kulit dan dipukuli punggung dan perutnya, kemudian di tanya : Apakah tetap kau tidak percaya kepada kami? Jawabnya : Engkaulah Al-Masih pendusta, kemudian diperintahkan supaya digergaji dari atas kepalanya hingga menjadi belah dua, dan berjalan Dajjal di tengah belahan badan yang telah belah dua itu kemudian diperintah : Bangunlah! Maka bangun teguk, kernudian ditanya : Apakah kamu belum percaya kepadaku? Jawabnya : Tidak berkurang pengetahuanku tentang kau bahkan bertambah yakin. Kemudian si mu’min berkata : Hai sekalian orang ia tidak dapat berbuat demikian lagi kepada seorangpun. Maka Dajjal berusaha untuk membunuhnya kembali pada orang itu, tetapi Allah telah meletakkan diantara leher hingga belakang orang itu seolah-olah tembaga, hingga tidak dapat disembelihnya. Kemudian dipegang tangan dan kaki orang itu dan dilemparkan. Orang menyangka ia dilempar ke dalam neraka, padahal ia dilempar ke sorga. Kemudian Nabi bersabda : Itulah manusia yang paling besar persaksiannya (mati syahid) disisi Tuhan Robbul ‘alamin. (HR. Muslim).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 610-611.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar