"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Kamis, 24 November 2016

Keridhaan Allah

Di dalam al-Qur'an surat al-Baqarah (2) : 207, Allah ta'ala menasehati orang beriman dalam firman-Nya :

وَمِنَ النَّاسِ مَن يَشْرِى نَفْسَهُ ابْتِغَآءَ مَرْضَاتِ اللَّـهِ ۗ وَاللَّـهُ رَءُوفٌۢ بِالْعِبَادِ
Dan diantara manusia ada yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridhaan Allah, dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. (207)

Asbabun Nuzul
Menurut suatu riwayat, ketika Shuhaib hijrah ke Madinah mengikuti Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dikejar oleh sepasukan kaum Quraisy, ia turun dari kendaraannya dengan siap panah di tangannya, dan berkata : "Wahai kaum Quraisy, kalian semua tahu, akulah pemanah ulung. Demi Allah, kalian tidak akan sampai kepadaku selagi panah dan pedang ada di tanganku. Sekarang pilihlah satu diantara dua : Kalian mati terbunuh atau memiliki harta bendaku yang ada di Mekah, dengan membiarkan aku pergi hijrah ke Madinah". Mereka memilih harta danmembiarkan Shuhaib pergi. Sesampainya di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ia ceritakan apa yang telah terjadi. Maka turunlah ayat tersebut diatas (QS 2 : 207) dan Nabi pun bersabda : "Untung perdaganganmu itu hai Aba Yahya. Engkau telah beruntung ya Aba Yahya". (HR. al-Hakim, hadits ini maushul [sanadnya sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan tidak terputus]).

Tafsir Ayat
QS. 2 : 207. "Dan diantara manusia ada yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridhaan Allah, ...". Orang yang telah menjual diri kepada Allah adalah tandingan, bandingan dan imbangan orang yang mulut manisnya menakjubkan, dan yang mudah menyebut nama Allah dalam mengucap sumpah, padahal perkataannya tidak dapat ditebus dengan perbuatannya. Orang yang telah menjual diri kepada Allah tidaklah banyak cakap manis mulut. Tidaklah dia berhenti pada amalan yang saleh dan yang diharapkannya hanya semata-mata ridha Allah. Syahadat yang telah diucapkan membawanya kepada sikap teguh yang tidak bisa ditawar-tawar. Dia tidak mempunyai dua atau seribu muka; dua atau seribu cabang lidah. Fokusnya adalah syurga yang Allah ta'ala janjikan (QS. at-Taubah (9) : 112). "..., dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya". Keringat yang mengalir lantaran amalan salehnya akan diseka oleh Malaikat, air matanya yang meleleh dipipinya akan dihapus dan darahnya yang mengalir membasahi bumi akan jadi saksi atas kebenaran perjuangannya. Jika payah kakinya mendaki. Tuhan menjadikan tempat bergantung. Dan jika takut akan teratuk kakinya menurun. Tuhan pun menyediakan tongkat buat bertelekan. Itulah ayat-ayat dan sabda wahyu yang dibawakan oleh Rasul-rasul. Demikianlah sifat santun Tuhan, yang disebut menjadi salah satu nama-Nya dalam rangkaian "Asmaul-Husna". Rauf yang mengandung arti santun, hiba, kasihan, kasih dan sayang.
Untuk mendalami nilai penjualan diri kepada Allah, hendaklah kita banyak-banyak membaca riwayat-riwayat sahabat-sahabat Rasulullah s.a.w. yang memandang harta dan dirinya tidak berharga, asal dapat menegakkan sabilillah.
---------------
Bibliography :
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 68 - 69.
Tafsir Al-Azhar Juzu' 2, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), Penerbit PT. Pustaka Panjimas Jakarta, cetakan September 1987, halaman 150 - 155.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 58.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar