"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Sabtu, 03 Maret 2018

Obscura

Note Trip. Dalam sebuah perjalanan kereta api ke arah barat Weleri setahun lalu, aku mendengarkan pembicaran yang menyenangkan dan menambah wawasan dan cinta.

Sodron tiba-tiba ngromet : "Maaf, bro. Kamu dosa loh pakai Facebook, HP dan Twitter. Itukan produk kafir. Ayo, cuci tangan yang bersih, syukur-syukur mandi besar sekaliyan...!"
Jumino pun menjawab : "Sini bro aku kasih tahu ya...! Pada tahun 965-1040 masehi Ibn Al Haitham sudah membahas perihal optik. Merumuskan 19 derajat di ufuk timur dan barat sebagai titik fajar dan senja, dia patahkan pula teori Ptolemeus tentang melihat, yang semula dikira mata memancarkan cahaya, menjadi bahwa pantulan cahaya pada bendalah yang ditangkap mata. Dalam kajiannya, dia juga berhasil merumuskan kedudukan cahaya terhadap kaca seperti pembiasan dan pembalikan. Ibn Al Haitham juga merintis pembakaran kuarsa untuk dijadikan kaca, dan menemukan padu-padan lensa serta prinsip kerja kamera. Awalnya, untuk mempelajari gerhana, Al-Haitham membuat lubang kecil pada dinding yang memungkinkan citra matahari semi nyata diproyeksikan melalui permukaan datar. Inilah yang disebut "Al Kamrah", yang kemudian dialih bahasa menjadi "Kamera Obscura" atau fenomena ruang gelap. Teori yang dicetuskan Ibn Al Haitham ini telah mengilhami penemuan film yang disambung-sambung dan dimainkan. Dan Johannes Kepler di tahun 1571-1630 masehi yang memperkenalkan istilah dan konsep ini ke barat. Terinspirasi, pada tahun 1827 Joseph Nicephore Niepce di Prancis mulai menciptakan kamera permanen. Sekira 60 tahun kemudian George Eastman mengembangkan kamera yang lebih canggih pada zamannya. Tapi ketahuilah 'kamera' tercanggih yang selalu harus kita waspadai adalah yang merekam hidup kita, dari baligh sampai mati, tanpa kenal habis baterai dan penuh memori. Raqiib. 'Atiid. Jadi hentikan ocehanmu perihal karya orang barat mendahului ilmuan Muslim. Paham..!!"

Sungguh aku semakin cinta dengan agamaku, ketawadhu'an hamba dihadapan Khaliqnya, selalu menumbuhkan akal yang tertuntun agar berguna bagi agamanya. Tidak bertindak jumawa seolah sang perkasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar