"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Jumat, 28 Juli 2017

Hidup di Dunia Hanyalah Sementara

Rasulullah s.a.w. pernah menasihati seorang sahabat yang tatkala itu berusia muda (sekitar 12 tahun), yaitu Ibnu Umar r.a. (Syarh al-Arba’in an-Nawawiyah, asy-Syaikh Salih alausy Syaikh, 294). Beliau Nabi s.a.w. memegang pundaknya lalu bersabda : “Hiduplah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara.” (HR. Bukhari No. 6416).
Lihatlah nasihat yang sangat bagus dari Nabi s.a.w. kepada sahabat yang masih berusia belia. Negeri asing dan tempat pengembaraan yang dimaksud dalam hadits ini adalah dunia dan negeri tujuannya adalah akhirat. Jadi, hadits ini mengingatkan kita dengan kematian sehingga kita jangan berpanjang angan-angan. Hadits ini juga mengingatkan kita supaya mempersiapkan diri untuk negeri akhirat dengan amal shalih. (Lihat Fathul Qawil Matin).
Dalam hadits lain Rasulullah s.a.w. bersabda : “Apa peduliku dengan dunia?! Tidaklah aku tinggal di dunia melainkan seperti musafir yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu musafir tersebut meninggalkannya.” (HR. At-Tirmidzi No. 2551 Dikatakan shahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan at-Tirmidzi).
Ali bin Abi Thalib r.a. juga memberi petuah kepada kita : “Dunia itu akan pergi menjauh. Sedangkan akhirat akan mendekat. Dunia dan akhirat tersebut memiliki anak. Jadilah anak-anak akhirat dan janganlah kalian menjadi anak dunia. Hari ini (di dunia) adalah hari beramal dan bukanlah hari perhitungan (hisab), sedangkan besok (di akhirat) adalah hari perhitungan (hisab) dan bukanlah hari beramal.” (HR al-Bukhari secara mu’allaq – tanpa sanad).
-------------------------------------------
Rifaqun Asyfiya’, Lc.; Buletin Dakwah Islam Al-Furqon, Tahun ke-9, Volume 2 Nomor 2, halaman 1 – 2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar