"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Selasa, 02 Mei 2017

Sok Tahu

Note Trip, 5 Sya'ban 1438 H. Masih seputar memilih pemimpin daerah non muslim dan muslim. Hembusan menjauhkan agama dari pemerintahan sudah pernah ku dengar dari seseorang yang pernah aku temui di selatan Jawa Tengah dan Yogyakarta. Kata beliau-beliau, saat pemilu masih tiga partai, ada hembusan jangan pilih partai hijau, nanti kalau menang dan berkuasa NKRI akan dijadikan berhukum Islam seperti di Arab. Dan modifikasi menjauhkan negara dari ummat Islam terus dimodifikasi. 
Beberapa hari yang lalu di sebuah warung pinggiran kota Kendal Jawa Tengah aku mendengar pembicaraan, sebut saja mereka Paimin dan Paino.
Paimin : "Mari berpikir logis. Ini musim kampanye. Apa tujuan calon pemimpin muslim sholat Jumat di masjid? Knapa tidak sholat di rumah saja? Bisa terbaca kan niatnya? Apa si calon pemimpin non muslim pernah begitu? Bandingkan sendiri...!"
Paino : "Paimin yang baik, benci boleh aja. Beda pilihan politik pun boleh-boleh aja kok. Tapi mbok ya o jangan SOK TAHU mengenai ajaran agama orang lain. Yang namanya sholat Jumat, emang wajib di masjid, mana ada sholat Jumat di rumah. Ketahuan banget deh, begonya dirimu. Oh ya min, Islam juga mengajarkan bahwa SETIAP PRIA MUSLIM di-Wajibkan untuk shalat berjamaah di masjid, khususnya sholat lima waktu. Paham nggak maksudnya? Kalo nggak paham, ya sudah, mending diam saja daripada ketahuan begonya. Kamu juga tadi bilang, "calon pemimpin non muslim gak pernah kayak gitu." Ya tentu saja. Karena calon pemimpin non muslim khan orang kafir. Mana mungkin dia sholat jumat?"

Memang belakangan ini, banyak banget orang kafir yang sok tahu dan mengomentari ajaran Islam berdasarkan sudut pandang mereka sendiri. Sebenarnya ini bagian dari PENISTAAN AGAMA juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar