"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Sabtu, 04 November 2017

Insan Terkemuka di Hari Qiyamat

Abu Hurairah r.a. berkata : Kami bersama Rasulullah dalam suatu undangan, maka dihidangkan kepadanya daging paha kambing yang memang kesukaan Nabi dan ketika ia menggigitnya berkata : Sayalah yang terkemuka dari semua orang pada hari qiyamat. Tahukah kamu mengapakah itu? Allah mengumpulkan orang-orang yang dahulu dan terakhir dalam suatu lapangan, hingga dapat terlihat semua dan terdengar semua dan matahari telah dekat pada mereka, hingga manusia telah risau yang tidak terderita rasanya. Maka orang-orang mulai berkata : Tidakkah kamu fikirkan penderitaan kami ini, tidakkah diusahakan siapakah yang memberikan syafa’atnya kepada Tuhan. Maka berkata sebagian : Ayah kami Adam. Maka pergilah mereka kepada Adam : Hai Adam engkau ayah manusia, Allah telah menjadikan kau dengan tangan-Nya, dan meniupkan kepadamu dari ruh dan menyuruh Malaikat bersujud dan menempatkan kau dalam sorga. Tidakkah kau suka memberikan syafa’at kepada Tuhan untuk kami, tidakkah kau lihat bagaimana penderitaan kami ini? Jawab Adam : Tuhanku kini telah murka yang belum pernah murka semacam ini dan Ia telah melarang saya dari pohon, mendadak saya langgar, diriku, diriku, diriku (nafsi, nafsi, nafsi), lebih baik kamu pergi ke lain aku, pergilah kepada Nuh. Maka pergilah rombongan itu kepada Nabi Nuh dan berkata : Hai Nuh engkau pertama utusan Allah ke bumi dan Allah menamakan kau hamba Syakur (sangat bersyukur) tidakkah kau perhatikan keadaan kami ini, tidak sukakah kau membenikan syafa’atmu kepada kami ini? Ja’wab Nuh : Tuhan telah murka yang belum pernah murka seperti ini, dan do’a yang diberikan Allah untukku telah saya pergunakan membinasakan kaumku, Nafsi, nafsi, pergilah pergilah kepada Ibrahim. Maka mereka pergi kepada Ibrahim, dan berkata : Hai Ibrahim engkau Nabiyullah, Kholilullah dan ahli bumi, berikan pembelaan syafa’atmu untuk kami menghadap kepada Tuhan, tidakkah kau lihat keadaan kami ini? Jawab Ibrahim : Tuhanku kini telah murka, yang belum pernah murka seperti ini, dan saya telah tiga kali berdusta. Nafsi, nafsi, nafsi pergilah kamu kepada Musa. Maka pergilah kepada Musa : Hai Musa, engkau utusan Allah, Allah telah mengutamakan kau dengan risalah dan bicara-Nya, tolonglah berikan syafa’atmu untuk kami kepada Tuhan, tidakkah kau perhatikan keadaan kami ini? Jawab Musa : Tuhanku telah murka yang belum pernah murka seperti ini, dan saya telah membunuh jiwa yang tidak diperintahkan kepada saya, nafsi,. nafsi, nafsi. Pergilah kamu kepada Isa. Maka pergilah kepada Isa : Hai Isa, engkau Rasulullah dan kalimatullah yang telah diturunkan kepada Maryam dan kau telah dapat berbicara sejak dibuaian, berilah syafa’at pertolonganmu kepada Tuhan untuk kami. Jawab Isa : Tuhanku, kini telah murka yang belum pernah murka semacam ini, nafsi, nafsi, nafsi. Pergilah kamu kepada Muhammad, maka mereka datang kepadaku berkata : Hai Muhammad engkau utusan Allah dan penutup dan para Nabi, dan telah diampunkan dosamu yang lalu dan yang akan datang, berikan pertolongan syafa’atmu untuk menghadap kepada Tuhan bagi kami, tidakkah kau perhatikan keadaan kami ini. Maka saya pergi ke bawah Arsy lalu bersujud, dan Allah mengilhamkan kepada saya berbagai pujian yang belum pernah saya membaca atau mengucapkannya. Kemudian diperintahkan kepadaku : Ya Muhammad angkatlah kepalamu dan mintalah akan diterima, dan berilah syafa’atmu, maka saya bangun berkata : Ummati, ummati ya robbi (Ummatku, hai Tuhan, Ummatku hai Tuhan). Maka diperintahkannya : Ya Muhammad, masukkan dari ummatmu yang tiada dihisab ke sorga dari sebelah kanan, dan dan lain-lain pintu bersama lain-lain orang (ummat). Kemudian Nabi bersabda : Demi Allah, yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya antara dua ambang pintu sorga itu bagaikan jarak antara Makkah dan Hajar atau Makkah dan Bushro. (HR. Buchary dan Muslim).

Pertolongan syafa’at kepada Tuhan berarti : Pertolongan menghadap kepada Tuhan untuk memintakan pembebasan bagi ummat manusia yang sedang menderita itu.
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 636-640.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar