"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Kamis, 19 Juli 2018

Kehebatan Usul Umar bin Khattab

Umar bin Khattab adalah salah sahabat Rasulullah yang pendapatnya didengar Allah ta'ala dan bersesuaian dengan firman Allah ta'ala di dalam tiga perkara, yaitu :
Pertama. Ketika ia mengusulkan, "Wahai Rasulullah, tidaklah sebaiknya tuan jadikan maqom (tempat sholat) Ibrahim ini menjadi tempat sholat". Maka turunlah surat al-Baqarah (2) ayat 125 :

وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا۟ مِن مَّقَامِ إِبْرٰهِۦمَ مُصَلًّى ۖ وَعَهِدْنَآ إِلَىٰٓ إِبْرٰهِۦمَ وَإِسْمٰعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِىَ لِلطَّآئِفِينَ وَالْعٰكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ
Dan (ingatlah) ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman, dan jadikanlah sebagai maqam Ibrahim tempat sholat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".
Baca juga; Baitullah adalah Tempat Berkumpul dan Pemicu Tegaknya Tauhid.    

Kedua. Ketika ia mengusulkan, "Telah berkunjung kepada isteri-isteri tuan orang baik dan orang jahat. Bagaimana sekiranya tuan memerintahkan agar supaya dipasang hijab (penghalang)". Maka turunlah ayat hijab dalam surat al-Ahzaab (33) ayat 53 :

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَدْخُلُوا۟ بُيُوتَ النَّبِىِّ إِلَّآ أَن يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَىٰ طَعَامٍ غَيْرَ نٰظِرِينَ إِنَىٰهُ وَلٰكِنْ إِذَا دُعِيتُمْ فَادْخُلُوا۟ فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانتَشِرُوا۟ وَلَا مُسْتَـْٔنِسِينَ لِحَدِيثٍ ۚ إِنَّ ذٰلِكُمْ كَانَ يُؤْذِى النَّبِىَّ فَيَسْتَحْىِۦ مِنكُمْ ۖ وَاللَّـهُ لَا يَسْتَحْىِۦ مِنَ الْحَقِّ ۚ وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتٰعًا فَسْـَٔلُوهُنَّ مِن وَرَآءِ حِجَابٍ ۚ ذٰلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ ۚ وَمَا كَانَ لَكُمْ أَن تُؤْذُوا۟ رَسُولَ اللَّـهِ وَلَآ أَن تَنكِحُوٓا۟ أَزْوٰجَهُۥ مِنۢ بَعْدِهِۦٓ أَبَدًا ۚ إِنَّ ذٰلِكُمْ كَانَ عِندَ اللَّـهِ عَظِيمًا
Hai orang-orang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali dia mengijinkan kamu untuk makan tanpa menunggu masak makanan, tetapi apabila kamu diundang, maka masuklah, dan apabila kamu selesai makan, maka keluarlah dengan tidak memperpajang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi, tetapi dia malu kepada kamu (menyuruh keluar), sedang Allah tidak malu (menjelaskan) kebenaran. Dan apabila kamu meminta sesuatu kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang dinding. Demikian itu lebih membersihkan hati kamu dan hati mereka. Dan kamu tidak boleh menyakiti Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri-isterinya sesudahnya selama-lamanya. Sesungguhnya yang demikian itu besar (dosanya) di sisi Allah.
Baca juga; Adab dan Sopan Santun dalam Rumah Tangga Nabi s.a.w.

Ketiga. Ketika Rasulullah s.a.w. diboikot oleh isteri-isterinya karena cemburu, maka Umar berkata kepada mereka (isteri-isteri Nabi) : "Mudah-mudahan Tuhannya akan menceraikan kamu, dan menggantikan kamu dengan isteri-isteri yang lebih baik daripada kamu". Maka turunlah surat at-Tahrim (66) ayat 5 :

عَسَىٰ رَبُّهُۥٓ إِن طَلَّقَكُنَّ أَن يُبْدِلَهُۥٓ أَزْوٰجًا خَيْرًا مِّنكُنَّ مُسْلِمٰتٍ مُّؤْمِنٰتٍ قٰنِتٰتٍ تٰٓئِبٰتٍ عٰبِدٰتٍ سٰٓئِحٰتٍ ثَيِّبٰتٍ وَأَبْكَارًا
Jika dia menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya memberi ganti kepadanya dengan isteri-isteri yang lebih baik daripada kamu, (yaitu) yang muslimat, yang mukminat, yang ta'at, yang taubat, yang beribadat, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan.
Baca juga;   .
---------------
Bibliography :
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 44 - 45.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar