Pada sebuah kesempatan, ketika saya berceramah, saya sempat menyinggung Valentine Day dan bagaimana kehebohannya di Indonesia. Ada seorang gadis, muslimah, berkerudung pula, "diumpankan" pada perayaan Valentine Day di sekolahnya. Jadi target untuk "ditembak".
Mulanya, hanya satu pemuda yang menyatakan cinta kepada si gadis. Si gadis diberi bunga dan dicium bibirnya. Miris! Tapi, ternyata si gadis ini sudah dikerjain. Dia mendapat perlakuan yang sama berulang-ulang dari tiga pemuda. Ketika dia sadar bahwa dia dikerjain, air mata tidak bisa dia bendung. Dia menangis. Dia tersedu.
Dan ketika saya paparkan cerita tersebut di banyak majelis ta'lim, ada satu respon dari seorang ibu yang mengejutkan saya. Melihat seorang anak gadis yang diperlakukan tidak senonoh begitu, si ibu ini justru berseru, "so sweet!". Saya terbengong. Inilah ironi yang terjadi di negeri kita. Dianggapnya, hingar bingar anak-anak muda itu hal biasa. Padahal itulah racun yang sesungguhnya.
Anak-anak diizinkan ikut Valentine Day. Alasannya, 'biar tidak ketinggalan zaman'. Tapi di lain sisi, Valentine dimeriahkan kondom gratis. Ibu/bapak, ingat ingatlah bahwa peringatan Allah sudah sangat jelas. Ku anfusakum wa ahlikum naro. Jaga diri dan keluarga dari api neraka.
Penghancuran generasi muda Islam saat ini sedang dan terus berjalan. Alatnya melalui millah. Salah satunya gaya hidup yang tidak Islami.Selain millah, generasi muda kita juga digelandang masuk arena ghazwul fikr. Yang kalah, tidak berdarah. Tapi meneruskan misi lawannya.
Maka mari, ibu/bapak terus dampingi putra/putri agar tidak terseret jauh dalam pusaran negatif ini. Jangan sampai aqidah yang dikorbankan. Lihat saja dalam realitasnya, sudah berapa banyak yang mau menggadai iman hanya karena dunia? Mereka lupa, ada yang jauh lebih kekal. Semoga Allah selalu menjaga kita dari muslihat dan tipu daya. Semoga kita dapat mengambil ibrah dari dinamika yang terjadi akhir-akhir ini. (Irena Handono; twitter : @ummi_irena)
Mulanya, hanya satu pemuda yang menyatakan cinta kepada si gadis. Si gadis diberi bunga dan dicium bibirnya. Miris! Tapi, ternyata si gadis ini sudah dikerjain. Dia mendapat perlakuan yang sama berulang-ulang dari tiga pemuda. Ketika dia sadar bahwa dia dikerjain, air mata tidak bisa dia bendung. Dia menangis. Dia tersedu.
Dan ketika saya paparkan cerita tersebut di banyak majelis ta'lim, ada satu respon dari seorang ibu yang mengejutkan saya. Melihat seorang anak gadis yang diperlakukan tidak senonoh begitu, si ibu ini justru berseru, "so sweet!". Saya terbengong. Inilah ironi yang terjadi di negeri kita. Dianggapnya, hingar bingar anak-anak muda itu hal biasa. Padahal itulah racun yang sesungguhnya.
Anak-anak diizinkan ikut Valentine Day. Alasannya, 'biar tidak ketinggalan zaman'. Tapi di lain sisi, Valentine dimeriahkan kondom gratis. Ibu/bapak, ingat ingatlah bahwa peringatan Allah sudah sangat jelas. Ku anfusakum wa ahlikum naro. Jaga diri dan keluarga dari api neraka.
Penghancuran generasi muda Islam saat ini sedang dan terus berjalan. Alatnya melalui millah. Salah satunya gaya hidup yang tidak Islami.Selain millah, generasi muda kita juga digelandang masuk arena ghazwul fikr. Yang kalah, tidak berdarah. Tapi meneruskan misi lawannya.
Maka mari, ibu/bapak terus dampingi putra/putri agar tidak terseret jauh dalam pusaran negatif ini. Jangan sampai aqidah yang dikorbankan. Lihat saja dalam realitasnya, sudah berapa banyak yang mau menggadai iman hanya karena dunia? Mereka lupa, ada yang jauh lebih kekal. Semoga Allah selalu menjaga kita dari muslihat dan tipu daya. Semoga kita dapat mengambil ibrah dari dinamika yang terjadi akhir-akhir ini. (Irena Handono; twitter : @ummi_irena)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar