"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Rabu, 06 September 2017

Pengurus Maksiat

Note Trip. 15 Dzulhijjah 1438 H . Lagi tentang gerombolan Penista Agama, obrolan yang selalu ku dengar cerita mereka di tiap kesempatan; entah di halte bis atau pemberhentian angkot juga di warung-warung para jelata. Mesti hati-hati nimbrung diantara orang-orang yang belum kita kenal. Menjadi pendengar setia atau pura-pura tidak mendengar akan lebih aman dan jadi bahan ajar untuk keluarga dan teman-teman sekitar. Sebut saja nama mereka itu Harso dan Bokir, tentu bukan nama sebenarnya dan tidak bermaksud menjelekkan indahnya nama-nama tersebut.

Pembicaraan pun dimulai
Harso : "Mau nanya mas..., ciuman bukan muhrim hukumnya apa yak..? secara mas-nya sebagai pengurus masjid, tentu lebih paham dong?"

Bokir : "Muhrim atau bukan kan bukan urusanmu, saudara juga bukan, kenal aja ngga."

Ini jadi mengherankan bila  terucap dari mulut "pengurus masjid". Paham integritas kan? Masjid kepunyaan Allah (QS. al-Jin : 18) dan sementara pengurusnya mempertontonkan maksiat, dan kita mesti banyak istighfar, karena "pengurus masjid" yang kek gini pasti punya banyak alasan ngeles nyablak.

Jadi teringat nasehat seorang sesepuh di sebuah musholla di daerah Kudus. Beliau menghadirkan kembali sebuah hadits dari Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda,

إن أبغض الكلام إلى الله أن يقول الرجل للرجل: اتق الله، فيقول: عليك بنفسك.

”Kalimat yang paling Allah benci, seseorang menasehati temannya, ’Bertaqwalah kepada Allah’, namun dia menjawab: ’Urus saja dirimu sendiri.”

(HR. Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 1/359, an-Nasai dalam Amal al-Yaum wa al-Lailah, 849, dan dishahihkan al-Albani dalam as-Shahihah, no. 2598).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar