Sebagai suatu lingkungan perkotaan,
kota dapat tumbuh berkembang melalui dua proses yaitu :
- Proses perubahan yang dibentuk dan diarahkan
- Proses perubahan yang terjadi dengan sendirinya.
Suatu perancangan dimana pendekatan
yang cukup survial adalah bila suatu konsep perancangan terhadap suatu site
dilihat dari proses waktunya, yang berupa :
- Faktor historis/ waktu lalu
- Dinamika keadaan sekarang.
- Pandangan akan suatu masa depan.
Dalam perancangan keadaan waktu
lalu, dapat menjadi perbandingan dan memberi pandangan dalam penyajian
perancangannya. Kemudian nilai suatu perancangan di samping melihat
faktor-faktor pengaruh yang ada sekarang haruslah juga dapat menyelesaikan
persoalan pada saat yang akan datang.
Jalan merupakan sarana penting bagi
upaya pencapaian manusia, terutama pada masyarakat kota yang dinamis, yang
frekuensi pergerakannya dan satu tempat ke tempat lainnya semakin tinggi. Oleh
karena itu, sebuah jalan di samping harus memenuhi technical requirement yang
dipersyaratkan, juga harus memperhatikan segi estetika bagi kenyamanan manusia
pemakainya. Jalan Ngesrep Timur V (Jl. Prof Sudharto), jika malam mulai
beranjak menjadi koridor terpelajar bagi pedagang kaki lima. Sebuah pertumbuhan
yang dibentuk dan diarahkan atau sebuah pertumbuhan yang terjadi dengan
sendirinya? Kegiatan perencanaan kota dimaksudkan untuk merangsang dan
meningkatkan kemapuan potensi dan sumber daerah untuk mencapai tujuan
pembangunan, meningkatkan secara maksimal alokasi sumber-sumber antara lain
sumber keuangan, koordinasi semua kegiatan dari berbagai tingkat pelaksanaan
rencana dan menampung serta mengarahkan aspirasi masyarakat dalam melaksanakan
kegiatannya. Selanjutnya yang menyangkut aspek teknis kebijakan dasar
perencanaan kota ditujukan untuk mengefisienkan penggunaan tanah kota,
memberikan fasilitas dan utilitas secara tepat, mengefisiensikan pola
transportasi dan menjaga kelestarian dan meningkatkan kualitas lingkungan
pemukiman. Adakah semua aspek perencanaan kota, khususnya koridor jalan Ngesrep
timur V yang malam hari menjadi kawasan subur pedagang kaki lima sudah memenuhi
peruntukannya. Coba lihat sisi kerugiannya, jalan menjadi macet, kecelakaan
sering tak terhindari akibat ketidak-sabaran pengguna jalan dan kesemrawutan
lalu lintas, trotoar yang beralih fungsi termakan tenda-tenda kaki lima,
selokan menjadi dangkal dan mampat karena jadi tempat pembuangan sampah
akibatnya sering banjir jika hujan tiba, pungutan liar yang berkedok aneka
alasan dan masih banyak lagi. Tetapi memang tidak dipungkiri dengan adanya
pedagang kaki lima mengairahkan kehidupan perekonomian masyarakat sekitar.
Tetapi alangkah baiknya dicarikan sebuah solusi yang sehat dan potensial, misal
penutupan kawasan ini menjelang malam untuk digunakan sebagai city walk?
--------------------
Referensi :
Djefry W. Dana, Ciri Perancangan
Kota Bandung, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1990 Ir. Rustam Hakim, Unsur
Perancangan dalam Arsitektur Lansekap, Bina Aksara, Jakarta, 1987
Tidak ada komentar:
Posting Komentar