Ampunan Allah hanya diberikan oleh Allah kepada orang yang benar-benar membutuhkan ampunan-Nya.
Ampunan itu juga tidak semudah yang kita pinta tetapi dengan latihan dan kesungguhan, tempaan dan gemblengan.
Tempaan dan gemblengan bukan diterima dari orang lain, tetapi dengan Riyadlah dan Mudjahadah, dengan latihan dan kesungguhan. Gema wahyu IlIahi telah membuat dirinya dan jiwanya laksana batukarang ditengah laut lepas; tidak berubah karena serangan badai, tidak teranjak karena hempasan ombak.
Nabi kita yang ummi telah mensyariatkan dalam sunnahnya, bagaimana melatih diri menjadi hamba Allah yang sejati, menjadi Rijalun Ruhaniyyun yang berani berkata kepada manusia; kami masih ada! Menempa jiwa dan membajakan diri dengan jalan menyuburkan ibadah, menguatkan akidah, mengembangkan kegiatan dan tidak menghentikan perjuangan.
Taqarrub ilallah, mendekatkan diri kepada Allah, disegala bidang dan ruang kehidupan. Bagi orang yang hendak mendekatkan diri kepada Tuhan agar beroleh ampunan, pribadinya tidak hanya ditandai oleh tekunnya manjalankan ibadah wajib, tetapi dilengkapinya dengan ibadah sunnah, yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW.
Disamping kita melakukan sholat wajib lima kali dalam sehari semalam, marilah kita lengkapi dengan sholat rawatib dan nawafil, menegakkan sholat malam, membiasakan membaca Al-Qur’an sesudah sholat subuh.
“Dan pada sebagian malam hendaklah engkau sholat tahajud sebagai satu tambahan untuk engkau mudah-mudahan Tuhan mengangkat engkau ketingkat (kedudukan) yang terpuji (maqaman mahmudan). Dan katakanlah! Wahai Tuhan kami, masukkanlah aku melalui tempat masuk yang baik, dan keluarkanlah aku melalui tempat keluar yang baik, dan berilah aku dari sisi Engkau kekuasaan (kekuatan) yang dapat menolong. Dan katakanlah!; Telah datang yang benar dan lenyap yang palsu, sesungguhnya yang palsu itu pasti akan lenyap”. (Q.S. Al-Israa : 79-81)
“Hai orang yang berselimut !!! Berdirilah mengerjakan sholat dimalam hari, selain dari sedikit waktu. Seperduanya atau kurangkan sedikit dari itu. Dan bacalah Qur’an dengan terang dan perlahan-lahan! Kami akan memberikan kepadamu tugas yang berat (qaulan tsaqila) Sesungguhnya bangun sholat malam itu lebih memperkuat jiwa dan lebih betul bacaannya”. (Q.S. Al Muzammil : 1-6)
“Mereka mempergunakan malam hari untuk tidur hanyalah sebentar. Dan diujung malam mereka berdo’a memohon ampun”. (Q.S. Ad-Dzariat : 17-18)
“Mereka meninggalkan tempat tidurnya menyeru Tuhannya dengan perasaan ketakutan dan penuh harapan”. (Q.S. As-Sajadah : 16)
Itulah petunjuk wahyu kepada Mukmin yang hendak me1akukan Mujahadah dan Riyadlah Nafsiyah, yang hendak membajakan dirinya melalui latihan dan kesungguhan.
Marilah kita menjalankan. Semoga Allah meridloinya.
Tatkala jam ditembok berdentang tiga kali, kita bangun, lemparkan selimut tebal itu, tinggalkan kasur. Pergi ke air, sapu muka, bersihkan tangan, cuci kaki, berwudlu, selesai mengambil air tegaklah kelangit
Tuhanku !
Malam ini sunyi senyap tiada gema dan suara. Gempita seluruh a1am beserta isinya lenyap dalam pangkuan sunyi. Seluruh isi bumi ditelan kesepian.
Ribuan bintang dihalaman langit, gemerlapan dengan titik-titik cahaya yang indah. sinar bintang itu tembus jua kebumi. memecahkan kegelapan tebal dan hitam.
Bani insan semuanya tengah tenggelam dalam ketiduran, agaknya tengah dibuai oleh senandung mimpi yang indah. Dikala ini aku si musafir yang malang ini tersentak bangun; pergi dari membasuh diri, karena hendak datang menghadap. Pintu langit Engkau bukakan, dan Engkau berkenan menerima kedatanganku.
Sedu sedan tangisku karena keharuan. Hamba yang rendah serta hina ini Engkau terima jua mendekat, bersimpuh di bawah Duli Kebesaran-Mu.
Engkau berjanji akan menerima segala pengaduan, dan berkenan memberikan ampunan.
Hanya itulah maksud kedatanganku menghadap wajah Engkau Yang Maha Karim.
Bukan keluhan karena tak tahan ujian, tapi hendak mengadu kepada Robbi tempat aku kembali, semoga Engkau bermurah hati memberikan maghfirah, Sakinah dan Muthmainah.
Muhammad Rasul-Mu yang mulia itu pernah mengatakan; Ampunan Tuhan lebih besar dari kesalahan insan!
“ Aku percaya kepada Tutur kepastian itu; karena itulah aku datang menghadap wajah-Mu wahai Tuhanku.
Lemah lututku berdiri diharibaan Engkau, karena mukaku penuh cacat dengan maksiat dan munkarat.
Setelah mendekat, aku sujud merebahkan diri di hadapan Engkau. Segala pengaduan dan ucapan telah kututurkan dengan ta’zim dan rendah diri. Aku tak tahu pasti, bagaimana penerimaan-Mu dikala mendengarkan pengaduan hamba yang penuh dosa dan noda ini. Dikala malam gelap penuh keteduhan itu pijar cahaja langit turun kebumj, seruan wahyu menembus lapisan hati.
Ya Allah!!! Dada bumi mengharapkan tibanya tangkisan ghaib dari udara, turunya tangan kuat yang kuasa menyapu kegelapan dan kedzaliman, menegakkan kaum yang lemah dibumi ini.
Setelah itu tengoklah alam sekeliling mereka masih rebah dalam kesepian, memuja dan memuji Tuhannya dengan bahasanya sendiri.
Tubuh kita telah bersih, jiwa telah siap menghadap. Dia bersedia menerima. disaat orang lain lenyap dialun mimpi indah, kita diperkenankan menghadap, kita diperkenankan datang mendekat. Segala hirauan dunia sirna dari jiwa, sebab hamba sedang menuturkan kata pilihan dihadapan Tuhannya.
Kita persembahkan puja dan puji yang tiada berbelah, kita memohon segala kebutuhan untuk menempuh hidup, memohon sampai meleleh airmata, karena yang lemah ini diperkenankan menghadap. Alangkah nikmatnya jiwa boleh datang, pintu dibuka dan pengaduan diterima!!!
Marilah kita biasakan pekerjaan semacam ini, amal baik ini setiap malam jangan sampai ada yang kosong.
Insya Allah kita akan mendapat ampunan dari Tuhan Azza.
Marilah kita bertaqwa kepada Allah Kholiq semesta alam. Wahai orang-orang yang beriman !!!. Bertaqwalah engkau dengan sebenar-benarnya taqwa, dan janganlah engkau mati sebelum Engkau menjalankan ke Islaman (menjadi orang muslim). #570
Ampunan itu juga tidak semudah yang kita pinta tetapi dengan latihan dan kesungguhan, tempaan dan gemblengan.
Tempaan dan gemblengan bukan diterima dari orang lain, tetapi dengan Riyadlah dan Mudjahadah, dengan latihan dan kesungguhan. Gema wahyu IlIahi telah membuat dirinya dan jiwanya laksana batukarang ditengah laut lepas; tidak berubah karena serangan badai, tidak teranjak karena hempasan ombak.
Nabi kita yang ummi telah mensyariatkan dalam sunnahnya, bagaimana melatih diri menjadi hamba Allah yang sejati, menjadi Rijalun Ruhaniyyun yang berani berkata kepada manusia; kami masih ada! Menempa jiwa dan membajakan diri dengan jalan menyuburkan ibadah, menguatkan akidah, mengembangkan kegiatan dan tidak menghentikan perjuangan.
Taqarrub ilallah, mendekatkan diri kepada Allah, disegala bidang dan ruang kehidupan. Bagi orang yang hendak mendekatkan diri kepada Tuhan agar beroleh ampunan, pribadinya tidak hanya ditandai oleh tekunnya manjalankan ibadah wajib, tetapi dilengkapinya dengan ibadah sunnah, yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW.
Disamping kita melakukan sholat wajib lima kali dalam sehari semalam, marilah kita lengkapi dengan sholat rawatib dan nawafil, menegakkan sholat malam, membiasakan membaca Al-Qur’an sesudah sholat subuh.
“Dan pada sebagian malam hendaklah engkau sholat tahajud sebagai satu tambahan untuk engkau mudah-mudahan Tuhan mengangkat engkau ketingkat (kedudukan) yang terpuji (maqaman mahmudan). Dan katakanlah! Wahai Tuhan kami, masukkanlah aku melalui tempat masuk yang baik, dan keluarkanlah aku melalui tempat keluar yang baik, dan berilah aku dari sisi Engkau kekuasaan (kekuatan) yang dapat menolong. Dan katakanlah!; Telah datang yang benar dan lenyap yang palsu, sesungguhnya yang palsu itu pasti akan lenyap”. (Q.S. Al-Israa : 79-81)
“Hai orang yang berselimut !!! Berdirilah mengerjakan sholat dimalam hari, selain dari sedikit waktu. Seperduanya atau kurangkan sedikit dari itu. Dan bacalah Qur’an dengan terang dan perlahan-lahan! Kami akan memberikan kepadamu tugas yang berat (qaulan tsaqila) Sesungguhnya bangun sholat malam itu lebih memperkuat jiwa dan lebih betul bacaannya”. (Q.S. Al Muzammil : 1-6)
“Mereka mempergunakan malam hari untuk tidur hanyalah sebentar. Dan diujung malam mereka berdo’a memohon ampun”. (Q.S. Ad-Dzariat : 17-18)
“Mereka meninggalkan tempat tidurnya menyeru Tuhannya dengan perasaan ketakutan dan penuh harapan”. (Q.S. As-Sajadah : 16)
Itulah petunjuk wahyu kepada Mukmin yang hendak me1akukan Mujahadah dan Riyadlah Nafsiyah, yang hendak membajakan dirinya melalui latihan dan kesungguhan.
Marilah kita menjalankan. Semoga Allah meridloinya.
Tatkala jam ditembok berdentang tiga kali, kita bangun, lemparkan selimut tebal itu, tinggalkan kasur. Pergi ke air, sapu muka, bersihkan tangan, cuci kaki, berwudlu, selesai mengambil air tegaklah kelangit
Tuhanku !
Malam ini sunyi senyap tiada gema dan suara. Gempita seluruh a1am beserta isinya lenyap dalam pangkuan sunyi. Seluruh isi bumi ditelan kesepian.
Ribuan bintang dihalaman langit, gemerlapan dengan titik-titik cahaya yang indah. sinar bintang itu tembus jua kebumi. memecahkan kegelapan tebal dan hitam.
Bani insan semuanya tengah tenggelam dalam ketiduran, agaknya tengah dibuai oleh senandung mimpi yang indah. Dikala ini aku si musafir yang malang ini tersentak bangun; pergi dari membasuh diri, karena hendak datang menghadap. Pintu langit Engkau bukakan, dan Engkau berkenan menerima kedatanganku.
Sedu sedan tangisku karena keharuan. Hamba yang rendah serta hina ini Engkau terima jua mendekat, bersimpuh di bawah Duli Kebesaran-Mu.
Engkau berjanji akan menerima segala pengaduan, dan berkenan memberikan ampunan.
Hanya itulah maksud kedatanganku menghadap wajah Engkau Yang Maha Karim.
Bukan keluhan karena tak tahan ujian, tapi hendak mengadu kepada Robbi tempat aku kembali, semoga Engkau bermurah hati memberikan maghfirah, Sakinah dan Muthmainah.
Muhammad Rasul-Mu yang mulia itu pernah mengatakan; Ampunan Tuhan lebih besar dari kesalahan insan!
“ Aku percaya kepada Tutur kepastian itu; karena itulah aku datang menghadap wajah-Mu wahai Tuhanku.
Lemah lututku berdiri diharibaan Engkau, karena mukaku penuh cacat dengan maksiat dan munkarat.
Setelah mendekat, aku sujud merebahkan diri di hadapan Engkau. Segala pengaduan dan ucapan telah kututurkan dengan ta’zim dan rendah diri. Aku tak tahu pasti, bagaimana penerimaan-Mu dikala mendengarkan pengaduan hamba yang penuh dosa dan noda ini. Dikala malam gelap penuh keteduhan itu pijar cahaja langit turun kebumj, seruan wahyu menembus lapisan hati.
Ya Allah!!! Dada bumi mengharapkan tibanya tangkisan ghaib dari udara, turunya tangan kuat yang kuasa menyapu kegelapan dan kedzaliman, menegakkan kaum yang lemah dibumi ini.
Setelah itu tengoklah alam sekeliling mereka masih rebah dalam kesepian, memuja dan memuji Tuhannya dengan bahasanya sendiri.
Tubuh kita telah bersih, jiwa telah siap menghadap. Dia bersedia menerima. disaat orang lain lenyap dialun mimpi indah, kita diperkenankan menghadap, kita diperkenankan datang mendekat. Segala hirauan dunia sirna dari jiwa, sebab hamba sedang menuturkan kata pilihan dihadapan Tuhannya.
Kita persembahkan puja dan puji yang tiada berbelah, kita memohon segala kebutuhan untuk menempuh hidup, memohon sampai meleleh airmata, karena yang lemah ini diperkenankan menghadap. Alangkah nikmatnya jiwa boleh datang, pintu dibuka dan pengaduan diterima!!!
Marilah kita biasakan pekerjaan semacam ini, amal baik ini setiap malam jangan sampai ada yang kosong.
Insya Allah kita akan mendapat ampunan dari Tuhan Azza.
Marilah kita bertaqwa kepada Allah Kholiq semesta alam. Wahai orang-orang yang beriman !!!. Bertaqwalah engkau dengan sebenar-benarnya taqwa, dan janganlah engkau mati sebelum Engkau menjalankan ke Islaman (menjadi orang muslim). #570
Tidak ada komentar:
Posting Komentar