Di dalam Surat Yaa-Siin (36) : 12 ; Allah ta'ala menjelaskan bahwa segala amalan yang ditinggalkan orang seketika dia menutup mata, tercatat baik disisi Allah dan akan didapatkan-Nya dan akan didapatinya catatan itu selengkap-lengkapnya di hari qiyamat kelak.
إِنَّا نَحْنُ نُحْىِ
الْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا۟ وَءَاثٰرَهُمْ ۚ
وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنٰهُ فِىٓ إِمَامٍ مُّبِينٍ
Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh)
Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat yang bersumber dari Abi Sa'id al-Khudri رَضِيَ اللََّهُ عَنْه dan Ibnu 'Abbas رضي الله عنهما dikemukakan bahwa Banu Salamah bertempat tinggal di pinggir kota Madinah dan ingin pindah ke dekat masjid. Maka turunlah ayat ini (QS. Yaa-Siin (36) : 12) yang menegaskan bahwa setiap ucap langkah seseorang dicatat oleh Allah ta'ala. Setelah turun ayat ini Nabi ﷺ menasehati Banu Salamah yang ingin pindah dari tempat tinggalnya dengan sabdanya : "Sesungguhnya bekas telapak kaki kalian menuju masjid dicatata oleh Allah ta.ala. Sebaiknya kalian jangan pindah dari tempat itu". (HR. at-Tirmidzy dan ath-Thabarani).
Tafsir Ayat
"Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati ....". Kalimat ini dapat ditafsirkan yang biasa dan lazim bahwa manusia yang telah mati akan dihidupkan kembali di hari qiyamat. Dan juga bisa diartikan bahwa hati yang mati dan tertutup serta lalai, tidaklah sukar bagi Allah ta'ala buat menghidupkan hati itu kembali. Hati yang tersesat dibangunkan kembali, sehingga sadar akan kebenaran. ".... dan Kami menuliskan
apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. ...". Ibnu Qatadah, ulama tabi'in pernah berpesan : "Kalau Allah Yang Maha Tinggi hendak melupakan kamu, tentu dilupakan-Nya jejak bekas kamu dengan hembusan angin diatas pasir. Tetapi tidak demikian! Allah ta'ala tengah menghitung langkah yang kamu langkahkan dan jejak yang kamu kesankan. Entah jejak ta'at kepada Allah ta'ala, entah jejak kedurhakaan. Oleh sebab itu kalau masih ada waktu, tinggalkanlah jejak yang baik. "...
Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh
Mahfuzh)". Ibnu Katsir menafsirkan bahwa segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah ta'ala, baik di langit atau di bumi, sangat besar ataupun sangat kecil, semuanya ada dalam daftarnya disisi Allah ta'ala di Lauh Mahfuzh.
---------------
Bibliography :
Al Qur'aan dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Depag, Pelita II/ 1978/ 1979, halaman 707.
Tafsir Al-Azhar Juzu' XXIII, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), Penerbit Yayasan Pustaka Islam Surabaya 1980, halaman 24-28.
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 418 - 419.
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 418 - 419.