Allah ta'ala mengabadikan kisah 3 makhluk ciptaannya dalam 7 surat; al-Baqarah (2), al-A'raaf (7), al-Hijr (15), al-Israa' (17), al-Kahfi (18), Thaa-Haa (20) dan Shaad (38). Malaikat yang patuh tanpa syarat pada perintah Allah ta'ala, Iblis dengan kesombongannya dan manusia yang Allah ta'ala muliakan.
Tatkala Iblis membangkang dan tidak mau melaksanakan perintah Allah ta'ala untuk bersujud kepada nabi Adam bersama-sama malaikat.
"(Ingatlah) Ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat : "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah". (71). Maka apabila telah Ku sempurnakan kejadiannya dan Ku tiupkan kepadanya roh-(ciptaan)-Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan sujud kepadanya. (72) Lalu seluruh malaikat-malaikat itu sujud semuanya, (73). kecuali Iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang yang kafir" (74)
(QS. Shaad (38) : 71-74).
Simak juga al- Baqarah (2) : 34; al-A'raaf (7) : 11; al-Hijr (15) : 28-31; al-Israa' (17) : 61; al-Kahfi (18) : 50 dan Thaa-Haa (20) : 116.
Sombong, itulah yang menjadi sebab dan yang menghalangi Iblis buat turut bersujud melaksanakan perintah Allah ta'ala itu. Ditampakkan bahwa kesombongan adalah pembuka pintu paling lebar buat keluar dari Islam dan ta'at.
Ketika Allah ta'ala tanya ke-engganannya sujud pada nabi Adam, Iblis menjawab dengan kalimat penuh kecongkakan dan kesombongan.
"Allah berfirman : "Hai Iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?" (75). Iblis berkata : "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanagh"." (76).
(QS. Shaad (38) : 75-76).
Simak juga al-A'raaf (7) : 12 dan al-Hijr (15) : 32-33
Kesombongan selalu mengantarkan kepada salah berpikir. Iblis tidak mau melaksanakan perintah Allah ta'ala meniarap sujud kepada manusia sebagai bentuk penghormatan.
Akhirnya Allah ta'ala pun mengusir Iblis dari syurga.
"Allah berfirman : "Kaka keluarlah kamu dari syurga; Sesungguhnya kamu adalah orang yang diusir", (77). Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan". (78).
(QS. Shaad (38) : 77-78).
Simak juga al-A'raaf (7) : 13; al-Hijr (15) : 34-35 dan al-Israa' (17) : 62-65.
Pengusiran membuat kedengkian Iblis memuncak menjadi dendam. Bahkan dia tidak hendak mengubah perangai buruknya menjadi lebih baik, bahkan hendak meneruskan dosanya dengan melepas dendam yang menggunung dalam dirinya.
Sekali lagi, Iblis keluarkan karakternya; ngeyel, pembangkang dan tak suka dengan orang yang berbuat kebaikan. Sejak peristiwa tersebut, Iblis dan syaithan dianggap sebagai sumber dan lambang pendurhakaan kepada Allah ta'ala.
"Iblis berkata : "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan". (79). Allah berfirman : "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, (80) Sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat)". (81). Iblis menjawab : "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, (82). kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis diantara mereka". (83).
(QS. Shaad (38) : 79-83).
Simak juga al-A'raaf (7) : 14-17 dan al-Hijr (15) : 36-42.
Allah ta'ala kabulkan permohonan Iblis tersebut. Tentu akan timbul pertanyaan dalam benak orang lemah jiwanya yang masih goyang imannya. Mengapa Tuhan kabulkan permintaan si Iblis, padahal Tuhan Maha Pengasih, Penyayang dan Pelindung bagi hamba-Nya.
Allah kabulkan permohonan si Iblis karena Tuhan Maha Kuat, Maha Perkasa yang kekuatannya tidak berbatas. Sedangkan kekuatan Iblis dan Syaithan itu berbatas, sebagai mana Allah firmankan : "Sesungguhnya tipudaya syaithan itu adalah lemah". (QS. an-Nisaa' (4) : 76).
Iblis mengakui bahwa dia tak sanggup melepaskan diri dari murka Allah ta'ala. Dia bersumpah akan mempergunakan segala tipudayanya untuk menyesatkan manusia lewat pikiran; melalui pembuluh nadi manusia; mengacaukan perasaan, sentimen dan emosi; menyusupi hawa nafsu mendorong syahwat perut dan faraj untuk memuaskan hawa nafsu yang jahat.
Iblis pun meletakkan pengecualian karena dia merasa tidak berani mendekati hamba-hamba yang telah Allah ta'ala sucikan, padahal Allah ta'ala bebaskan Iblis dengan segenap pasukan kavaleri dan infantri (lihat QS. al-Israa' (17) : 64) untuk melakukan tipudaya.
Adapun tentang siapa orang yang disucikan, yang Iblis tidak berani mendekatinya Allah ta'ala lukiskan dalam QS. al-Israa' (17) : 199-201.
Dan Allah ta'ala menghinakan Iblis dan pengikutnya serta mengekalkan mereka dalam Jahannam.
"Allah berfirman : "Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan" (84). Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan orang-orang yang mengikuti kamu diantara mereka semuanya". (85)
(QS. Shaad (38) : 84-85).
Simak juga al-A'raaf (7) : 18 dan al-Hijr (15) : 43-44
Allah ta'ala mengingatkan bahwa akibat dari perbuatan Iblis dan pengikutnya yang merusak, kelak balasannya adalah api neraka.
---------------
Bibliography :
Al Qur'aan dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Depag, Pelita II/ 1978/ 1979.
Tafsir Al-Azhar Juzu' XXIII, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), Penerbit Yayasan Pustaka Islam Surabaya 1980, halaman 297-310.