Masalah besar yang kita saksikan dengan sangat jelas dan terang di dunia Islam adalah bahwa komitmen terhadap akhlak yang diserukan oleh Islam dan dianjurkan dalam al-Qur'an dan as-Sunnah masih sangat jauh dari harapan.
Kita lihat bahwa Islam berada pada suatu lembah sementara kaum muslimin berada pada lembah lainnya. Orang Islam hanya sebatas nama, identitas dan kebangsaan saja, adapun dalam pengamalan, komitmen dan mu'amalah serta perangai, sama sekali tidak tersentuh oleh nilai-nilai ajaran Islam sedikit pun, arahan-arahannya tidak memiliki peran, rambu-rambunya tidak memiliki kedudukan, dan prinsip-prinsipnya tidak dihormati.
Demikian pula kita saksikan dari hari kehari manusia semakin jauh dari petunjuk Islam, dan semakin lalai dalam merealisasikannya. Fenomena inilah yang menjelaskan mengapa kaum Muslimin ditimpa kondisi yang sangat menyedihkan; bencana-bencana menimpa mereka setiap hari, kekalahan militer dan psikis yang menimpa mereka di setiap tempat dan ketertinggalan dalam bidang teknologi, indutri, dan pertanian dimana umat-umat lain jauh melangkah mendahului kita.
Sungguh telah tiba masanya umat Islam kembali kepada agamanya, telah tiba waktunya bagi kaum Muslimin untuk kembali kepada Islam yang hanif dan telah tiba waktu yang sangat kondusif agar mereka merenungkan layaknya seorang arif lagi mendalam pemahamannya, agar mereka menyingkap bahwa para pendahulu mereka yang shalih mulia karena Islam, kekuatan mereka bersumber dari Islam, kemajuan mereka disebabkan karena Islam dan bahwa generasi pelanjut tidak mungkin memiliki kemuliaan, kekuatan dan kemajuan melainkan dengan berpegang teguh kepada Islam, sebagaimana diperintahkan dalam kitab Allah Azza wa Jalla dan sangat dianjurkan oleh sunnah Nabi ﷺ.
Inilah Rasulullah ﷺ
Keterangan Ilahi yang menjelaskan kepada kita tentang Rasulullah ﷺ dan menerangkan sifat beliau; "Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar, berbudi pekerti yang luhur". (QS. al-Qalam : 4).
Pada tempat yang lain Allah ta'ala menjelaskan kepada kita mengenai akhlak Rasulullah ; "Jadilah pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh". (QS al-A'raaf : 199).
Dalam Shahih Muslim dari Sa'd bin Hisyam, ia bertanya kepada 'Aisyah رَضِيَ اللََّهُ عَنْه tentang akhlak Rasulullah ﷺ. 'Aisyah menjawab; "Akhlak beliau adalah al-Qur'an". Ia lalu berkata, "Saya bertekad segera berdiri dan pergi, serta tidak bertanya lagi sesuatu apapun".
Anas bin Malik رَضِيَ اللََّهُ عَنْه -pelayan Rasulullah ﷺ- berkata; "Rasulullah adalah manusia yang paling baik akhlaknya".
Lebih lanjut Anas رَضِيَ اللََّهُ عَنْه berkata; Saya tidak pernah menyentuh kain sutera yang lebih lembut dari tangan Rasulullah ﷺ, dan tidak pernah sama sekali saya mencium bau yang lebih wangi dari wewangian beliau . Saya pernah menjadi pelayan Rasulullah ﷺ selama sepuluh tahun dan beliau sama sekali tidak pernah berkata kepada saya, "Cih", dan tidak pernah mengatakan terhadap apa yang aku perbuat, "Mengapa kamu melakukan ini?", dan tidak pernah aku melakukan sesuatu lalu beliau berkata, "Seandainya kamu melakukan ini?!"
Nabi ﷺ memotivasi orang-orang beriman untuk senantiasa komitmen terhadap akhlak yang baik dan menjauhi perangai yang keji.
At-Tirmidzy meriwayatkan dari Abu Ad-Darda' رَضِيَ اللََّهُ عَنْه bahwa Nabi bersabda ﷺ; "Tidak ada sesuatu yang lebih berat pada timbangan seorang mukmin pada hari kiamat daripada akhlak yang baik, dan sesungguhnya Allah benar-benar membenci kekejian yang kotor".
Beliau juga menjelaskan bahwa yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga adalah akhlak yang baik dan takwa kepada Allah.
Dalam Sunan at-Tirmidzy disebutkan dari Abu Hurairah رَضِيَ اللََّهُ عَنْه; "Bahwa Rasulullah ﷺ ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga? Beliau menjawab, "Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik"".
Beliau juga ditanya tentang yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka? Beliau menjawab, "Mulut dan kemaluan". Lalu beliau menjelaskan bahwa orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.
Di dalam Sunan at-Tirmidzy disebutkan dari 'Aisyah رَضِيَ اللََّهُ عَنْه dari Nabi ﷺ, "Sesungguhnya orang mukmin yang paling sempurna imanya adalah mereka yang paling baik akhlaknya dan yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik terhadap isterinya".
Rasulullah ﷺ menjadikan orang yang paling dekat tempat duduknya dari beliau pada hari kiamat adalah orang yang memiliki akhlak terpuji, dan yang paling jauh darinya adalah orang yang memiliki akhlak tercela.
Di dalam Sunan at-Tirmidzy disebutkan dari Jabir رَضِيَ اللََّهُ عَنْه dari Nabi ﷺ, "Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian, paling dekat majelisnya kepadaku pada hari kiamat adalah orang yang baik akhlaknya. Dan sesungguhnya orang yang paling aku benci di antara kalian dan paling jauh majelisnya dariku pada hari kiamat adalah orang yang banyak berceloteh, lebar mulut dan al-mutafaihiquun". Mereka berkata, "Kami telah mengetahui orang yang banyak berceloteh dan lebar mulut, lalu apa yang dimaksud dengan al-mutafaihiquun?" Beliau menjawab, "Orang-orang yang sombong".
--------------------------------
Inspirasi :
Tazkiyatun Nafs, Ibnu Taimiyah رحمه الله, Penerbit : Darus Sunnah Press, Jakarta Timur, Cetakan Pertama : November 2008.