Di dalam al-Qur'an surat al-Baqarah
(2) : 238, الله سبحانه وتعالى menasehati orang beriman untuk menjaga sholat mereka dalam firman-Nya :
حٰفِظُوا۟ عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلَوٰةِ الْوُسْطَىٰ وَقُومُوا۟ لِلَّـهِ قٰنِتِينَ
Peliharalah segala-(sholat)-mu dan sholat wustha (sholat 'Ashar) dan hendaklah kamu berdiri karena Allah dengan khusyu'. (238).
Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat yang bersumber dari Zaid bin Tsabit رضي الله عنهما dikemukakan bahwa Nabi ﷺ sholat dhuhur di waktu hari sangat panas. Sholat seperti ini sangat berat dirasakan oleh sahabat-sahabatnya. Maka turunlah ayat tersebut diatas (QS. 2 : 238) yang menyuruh melaksanakannya walau bagaimanapun beratnya. (HR. Abu Dawud, Baihaqi dan Ibnu Jarir).
Dalam riwayat lain yang bersumber dari Zaid bin Tsabit رضي الله عنهما dikemukakan bahwa Nabi ﷺ, sholat dhuhur di waktu hari sangat panas. Di belakang Rasulullah ﷺ, tidak lebih dari satu atau dua shaf saja yang mengikutinya, dan kebanyakan di antara mereka sedang tidur siang ada pula yang karena sibuk berdagang. Maka turunlah ayat tersebut diatas (QS. 2 : 238). (HR. Ahmad, an-Nasa'i dan Ibnu Jarir).
Dalam riwayat lain yang bersumber dari Zaid bin Arqam رَضِيَ اللََّهُ عَنْه dikemukakan bahwa di zaman Rasulullah ﷺ orang-orang bercakap-cakap dengan kawan yang ada di sampingnya saat mereka sholat, maka turunlah ayat "waqumu lillahi qanitin" yang memerintahkan supaya diam di waktu sholat dan melarang bercakap-cakap. (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa'i dan Ibnu Majah).
Dalam suatu riwayat yang bersumber dari Mujahid dikemukakan bahwa ada orang-orang yang bercakap-cakap diwaktu sholat, dan ada yang menyuruh teman-temannya menyelesaikan keperluannya. Maka turunlah ayat "waqumu lillahi qanitin", yang memerintahkan supaya khusyu' di waktu sholat. (HR. Ibnu Jarir).
Tafsir Ayat
QS. 2 : 238. Untuk kepentingan jiwamu sendiri, dan untuk ktetentraman rumah tanggamu, supaya kamu merasakan benar-benar bagaimana hubungan diri dengan Tuhan, peliharalah sholat-sholat itu baik-baik. الله سبحانه وتعالى telah menentukan sholat-sholat yang mesti kamu pelihara itu, yaitu sholat lima waktu dengan segala ketentuannya.
Adapun sholat yang paling tengah (sholat wustha) diantara sholat yang lima lima waktu itu, menurut pendapat Imam asy-Sayaukani di dalam kitab Nailul Authar, ialah sholat Ashar.
Dari Ali رَضِيَ اللََّهُ عَنْه berkata : "Dahulunya kami sangka sholat tengah itu ialah sholat fajar (subuh), sampai aku dengar Rasulullah ﷺ bersabda : "Pada hari (peperangan) Ahzab mereka itu (kaum musyrikin) telah menganggu kita dari "sholat pertengahan (sholat wustha)", yaitu sholat Ashar. Biarlah الله سبحانه وتعالى memenuhi kuburan mereka dan perut mereka dengan api neraka".". (HR. Bukhari dan Muslim).
Karena hebatnya pengepungan dan percobaan kaum musyrikin mengepung kota Madinah dalam peperangan Ahzab, sehingga Rasulullah ﷺ dan kaum Muslimin yang tengah mempertahankan khandak (parit) di Madinah terganggu buat mengerjakan sholat Ashar. Dan memang kejadian itu pada waktu Ashar.
Mungkin juga kita dapat memahami bahwa "waktu tengah" itu memang sholat Ashar, jika kita ingat bahwa dua waktu itu (subuh dan dhuhur) kita kerjakan di siang hari. Subuh di permulaan siang (waktu fajar telah terbit) dan dhuhur di pertengahan siang. Dan dua waktu pula yang kita kerjakan malam hari (Maghrib (sesudah matahari terbenam) dan Isya'). Dengan demikian terletaklah Ashar di petang hari.
Setelah diperingatkan agar sholat lima waktu dipelihara sungguh-sungguh tepat pada waktunya dan menjaga sholat wustha, maka diujung ayat diperintahkan lagi supaya dikerjakan dengan khusyu'. Berdiri di hadapan الله سبحانه وتعالى dengan muka tunduk dan hati yang patuh, tidak bercabang kepada yang lain.
Tanda bukti iman yang paling tinggi ialah memelihara sholat lima waktu itu. Betapapun seorang mengakui dirinya sebagai orang Islam, kalau sholat lima waktunya tidak terpelihara baik, belumlah dapat dikatakan bahwa orang itu beriman. Sebab iman kepada Tuhan membawa akibat yang wajar bagi khusyu'-nya hati. Kalau seruan sholat tidak diperhatikan dan tidak diperdulikan, tanda hati tidak khusyu', tanda iman tidak ada.
Dari Jabir رَضِيَ اللََّهُ عَنْه berkata : Dengan tegas Rasulullah ﷺ bersabda : "Di antara seorang laki-laki dengan kekafiran ialah meninggalkan sholat". (HR. Muslim, Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Apabila seorang yang mengakui dirinya Islam, tapi tidak memelihara sholatnya, tegaslah dia diantara Islam dengan kafir.
---------------
Bibliography :
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 82 - 83.
Tafsir Al-Azhar Juzu' 2, Prof Dr. Haji Abdulmalik
Abdulkarim Amrullah (Hamka), Penerbit PT. Pustaka Panjimas Jakarta,
cetakan September 1987, halaman 246 - 251.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia,
Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs.
H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke
tujuh 1994, halaman 30.