KELAHIRANNYA
Nama kecilnya ‘Abdulka’bah, lalu diganti oleh Rasulullah dengan ‘Abdullah, yang kemudian digelari pula dengan Asshiddiq, artinya selalu percaya, apa saja yang disampaikan oleh Rasulullah, ia selalu percaya. Dan dialah orang Pertama sebagai kawan yang mula-mula percaya kepada Rasulullah. Juga terkenal dengan kesungguhannya dalam segala ucapannya.
Nama ayahnya Abuquhafah/’Utsman bin ‘Amir. Satu keturunan dengan Rasulullah pada kakeknya Murrah bin Ka’ab. Nama sukunya Attaimy, termasuk Quraisy. Nama ibunya Ummul Khair Salam binti Shakhar bin ‘Amar, juga keturunan Taim bin Murrah. Jadi kedua ibu bapanya dari suku Quraisy.
Beliau dilahirkan di Makkah pada tahun 537 M. Lebih muda dua tahun dari Rasulullah.
DIBESARKAN
Beliau dibesarkan sebagaimana biasanya pemuda-pemuda Quraisy, bebas merdeka, berotak cerdas, berjiwa besar, budiman dan sosiawan. Seumur hidupnya sejak dari kecil, beliau belum pernah menyembah berhala sama sekali. Suatu hari, waktu beliau masih muda, pernah dibawa oleh ayahnya ke tempat peribadatan. Ayahnya menyembah berhala Dewa syam. Maka dihampirinya berhala itu, seraya katanya :
“O Dewa! Aku ini lapar, minta makan !“ Dewa diam saja.
Abubakar mendekati lagi dan katanya:
“O dewa! Aku haus benar, minta minum !“ Dewa diam saja.
Katanya pula:
“Hai dewa! Aku ini tidak punya baju, aku minta baju !“ Dewa masih bungkam saja.
Kemudian diambilnya batu besar, seraya katanya:
“Mengapa kau bungkam saja. coba, ayo menyahutlah! kalau tidak, ini terimalah, jika benar-benar engkau dewa. Elakkanlah batu ini !“ Sambil melemparkan batu itu tepat menimpa kepala sang dewa. Hancur berantakan tubuh dan kepala sang Dewa.
Setelah remaja dan kian berisi badannya, beliau berdagang kain. Oleh karena keuletan dan kejujurannya, beliau mendapat kepercayaan penuh dari para saudagar-saudagar besar. Sehingga dalam tempo yang tidak begitu lama, beliau menjadi saudagar besar, kian lama, disegani dan dihormati oleh kaumnya.
Banyak pengetahuannya tentang sejarah bangsa Arab, adat lembaga dan cara hidup mereka dalam lapangan ekonomi, politik dan sosial.
Sungguhpun beliau termasuk orang kaya, tetapi beliau tetap sederhana dalam hidupnya. Tidak terpengaruh oleh kekayaannya itu. Beliau tetap ramah-tamah dan kasih sayang terhadap sesamanya. Banyak bergaul dan banyak menolong orang miskin.
KEISLAMANNYA.
Waktu Rasulullah mendapat kehormatan dari Allah s.w.t. dengan dikarunianya jabatan Kerasulan, adalah Abubakar orang pertama yang mula-mula menyambut kedatangan Agama baru itu (Islam).
Rasulullah pernah berkata: Hampir semua yang kuajak bicara dalam hal Keislaman, semua menyanggah, dengan alasan begini begitu, kecuali Abubakar, dia setiap kuajak bicara, semua keterangan yang kusampaikan, diterimanya dengan baik.
Beliau banyak dikunjungi oleh teman-temannya, orang-orang terkemuka. Kepada mereka Abubakar memberikan penerangan tentang Islam. Hasilnya baik sekali. Banyak di antaranya: 1. ‘Utsman bin ‘Affan, 2. Thathah bin ‘Ubaidillah, 3. Zubair bin ‘Awwam, 4. ‘Abdurrahman bin ‘Auf, 5. Sa’ad bin Abi Waqqash.
Mereka itulah para shahabat-shahabat terkemaka yang pertama-tama memeluk Islam.
Waktu kaum Musyrikin sedang mengganas menganiaya para abid (hamba) yang masuk Agama Islam, Abubakar banyak berkorban mengeluarkan uangnya untuk menebus mereka dari tangan tuannya, kemudian dibebaskan sebagai manusia yang mempunyai hak penuh. Tidak lain karena semata-mata Abubakar mengharap keridlaan Allah belaka, demi untuk kemanusiaan.
Di antara mereka yang dibebaskan oleh Abubakar, ialah : 1. Bilal bin Rabah, juru bang Rasulullah, 2. ‘Amir bin Fuhairab dan lain-lain.
SEBAGAI KAWAN RASULUILAH
Abubakar, adalah kawan Nabi yang pertama dan yang setia, sejak mulai masuk Islam sampai wafatnya. Satu kehormatan besar bagi Abubakar, beliau dapat turut menemani Rasulullah dalam gua, waktu bersama-sama hijrah ke Madinah. Kehormatan mana ada tersebut dalam Qur’an.
Allah berfirman, yang maksudnya: (Dua serangkai, waktu keduanya dalam Gua. Nabi berkata kepada temannya (Abubakar): “Jangan susah, jangan gentar kawan! Allah beserta kita”. Maka Allah pun memberi ketenangan dalam hati Abubakar. (S. Attaubah : 40)
Abubakar masuk dalam Gua lebih dulu, untuk membersihkan tempat dari serangga.Serangga yang berbahaya. Tiga hari lamanya beliau tinggal bersama Nabi dalam Gua itu. Dan demi untuk keselamatan Rasulullah, Abubakar sampai kurang tidur, karena berlarut-larut sampai jauh malam menjaga Rasulullah.
Begitu kesetiannya terhadap diri Rasulullah. Beliau bela dengan jiwa raganya. Anak isterinya, harta kekayaannya, ditinggalkan di Makkah, untuk turut berhijrah bersama Nabi ke Madinah, beliau siapkan kendaraan dan perbekalan yang perlu.
Di Madinah beliau berjuang membantu Rasulullah sekuat tenaga.
Rasulullah diambilnya menantu, dikawinkannya dengan anaknya yang bernama ‘Aisyah.
Dalam seluruh peperangan, beliau ikut serta. Dalam peperangan Tabuk, beliaulah yang membawa panji. Beliau menjaga dan membela Rasulullah mati-matian dari setiap serangan musuh.
SEBAGAI SHAHABAT KECINTAAN RASULULLAH.
Abubakar, adalah Shababat yang paling dicintai oleh Rasulullah. Sebagai penghormatan atas diri Abubakar, Rasulullah pernah berkata:
“Tidak ada orang yang paling kuhormati, selain Abubakar. Dia telah membela aku dengan harta benda dan jiwa-raganya. Dia telah mengawinkan aku dengan puterinya. Dia telah menemani aku dalam Gua. Kalau aku boleh mengistimewakan seorang teman, tentu aku akan memilih Abubakar sebagai teman sejati. Tetapi persamaan dan persaudaraan dalam Islam, tidak membolehkan demikian.
Bertanya Rasulullah kepada Hassan bin Tsabit: “Pernahkah engkau memuji Abubakar ?“
“Ya, pernah”.
“Coba, katakan, aku ingin mendengarkannya !“
“Dua serangkai dalam Gua, dikejar musuh, diikuti jejaknya. Siapapun tidak ada yang menandinginya. Itulah dia, Abubakar bin Abi Quhafah”.
“Betul-betul begitu ya Hassan. Memang tepat katamu itu”, sahut Rasulullah, sambil tersenyum.
SEBAGAI KHALIFAH
Sebelum Rasulullah mangkat, beliau tidak menunjuk siapa-siapa yang menjadi gantinya, sebagai Kepala Negara. Rupanya hal ini Rasulullah serahkan saja kepada hikmah kebijaksanaan permusyawaratan bersama. Hanya waktu Rasulullah gering, beliau menugaskan Abubakar supaya mewakilinya dalam mengimami sholat berjama’ah di mesjid raya (Madinah). Suatu penunjukan kehormatan yang tertinggi terhadap diri Abubakar.
“Persilahkanlah Abubakar supaya sholat bersama-sama orang banyak !“ Demikian perintah Rasulullah.
Ini suatu bukti, bahwa beliau memang patut dan tepat untuk memangku jabatan Khalifah, selaku pengganti Rasulullah. Dan inilah pula rupanya yang dijadikan dasar atas saran yang menjadi keputusan bersama, dalam pengangkatan atas diri beliau dalam memangku jabatan tersebut.
DILANTIK
Hari Senin, waktu pagi buta, ketika kaum Muslimin hendak melakukan sholat Shubuh berjama’ah, dengan Abubakar sebagai Imamnya, tiba-tiba Rasulullah menyingkapkan tabir kamarnya, menjenguk ke luar, kepada orang banyak, yang sedang berbaris hendak sholat. Semua mata tertuju kepada Rasulullah s.a.w. Rasulullah tersenyum. Abubakar mundur dari pengimamannya, masuk shaf. Mereka semua gembira, karena mereka sangka bahwa Rasulullah akan keluar untuk mengimami. Tetapi Rasulullah memberi isyarat, supaya mereka meneruskan sholatnya. Tabirpun ditutupnya kembali, lalu beliau masuk ke peraduannya, untuk berbaring. Tetapi berbaring untuk selama-lamanya, pulang ke hadlirat Thhan
Ummat Islam jadi gempar, demi tersiar khabar bahwa Rasulullah telah wafat. Umarpun kaget, pikirannya kalut, hatinya goncang. Dihunusnya pedang sambil berkeliling, berjalan mundar-mandir kesana-kemari, seraya katanya mengancam:
“Siapa yang berani mengatakan bahwa Muhammad sudah mati, akan kupancung kepalanya”.
Waktu itu Abubakar sedang tidak ada, demi didengar kemangkatan Rasulullah, segera ia datang, terus masuk rumah ‘Aisyah. Disingkapnya selubung wajah
Rasulullah, diciumnya sambil tersedu-sedu. Sudah itu pergi menemui orang banyak.
“Tenang Shahabat, tenang !“ Katanya kepada ‘Umar, setelah mengucap Alhamdulillah, Abubakar berpidato:
“Barangsiapa menyembah Muhammad, maka Muhammad sudah mati. Barangsiapa menyembah Allah, maka Allah selalü hidup, tidak bisa mati. Lalu dibacakannya firman Allah yang artinya:
Muhammad itu hanya seorang manusia Rasul, sebagaimana manusia-manusia Rasul yang dahulu juga. Apakah kalau Muhammad itu mati gugur terbunuh lantas kamu berbalik belakang (kembali menjadi kafir) dan siapa yang mau berbalik belakang, Allah tidak akan merugi sedikit juga. Dan seungguhnya Allah akan membalas mereka yang bersyukur.
Mendengar keterangan Abubakar itu, ‘Umar jadi tertegun. Seluruh persendiannya merasa lemah lunglai. Kini ia sadar, bahwa Muhammad betul-betul sudah wafat, sebagaimana diterangkan Abubakar, suasanapun jadi tenang kembali.
Sementara itu kaum Anshar sedang berapat di pendopo Bani Sa’idah, membicarakan calon yang akan menggantikan Rasulullah sebagai Khalifah.
Berita ini didengar oleh kaum Muhajirin yang sedang menyelenggarakan jenazah Nabi. Maka pergilah Abubakar, ‘Umar dan Abu ‘Ubaidah ke tempat kaum Anshar sedang bersidang. Setelah ketiga orang itu mengambil tempatnya masing.masing, lantas Abubakar berbicara atas nama Muhajirin. Dikatakannya bahwa kaum Muhajirinlah yang lebih berhak memangku jabatan Kepala Negara, mengingat jasanya sebagai pejuang yang pertama-tama percaya kepada Nabi.
Kami Muhàjirin, katanya, dan kamu Anshar. Kami berkorban, kamu menolong. Karena itu kamilah Kepala Negara, kamu Perdana menterinya.
Lalu dipegangnya tangan ‘Umar dan tangan Abu Ubaidah, seraya katanya: “Nah, inilah dua orang Muhajirin, pilihlah salah satu yang mana kamu sukai:
”Umar atau Abu ‘Ubaidah !“
Tapi ‘Umar lekas melepaskan tangannya.
“Tidak, Abubakar !“ katanya.
“Mana tanganmu”. Dijabatnya tangan Abubakar dan dibai’atnya:
“Demi engkau telah ditunjuk oleh Rasulullah untuk mengimami sholat berjama’ah, maka engkaulah Khälifah Kepala Negara. Aku memilihmu ini berarti, bahwa aku telah memilih orang yang paling disukai oleh Rasulullah".
Serentak Abu ‘Ubaidahpun berdiri pula, dan menyatakan bai’atnya.
Berdiri Basyir bin Sa’ad menyatakan bai’atnya pula. Sesudah itu berturut-turut diikuti oleh yang lain hingga semua yang hadir pada menyatakan bai’atnya dan sumpah setia. Keesokan harinya, diadakan pula bai’at umum di Mesjid Madinah.
Di dalam pidatonya, Abubakar menegaskan rencana kerjanya (program politiknya). Sesudah memanjatkan puji kepada Allah, beliau berkata:
“Sebagaimana saudara-saudara telah memilih saya sebagai Kepala Negara, yang sebenarnya saya ini, bukanlah orang yang termulia di antaramu sekalian. Saya sangat mengharapkan bantuan dan dukungan dari saudara-saudara sekalian. Jika saya nanti berlaku jujur di dalam segala tindakan saya, dukunglah. Tetapi jika saya menyeleweng, jangan segan-segan menegor saya. Bertindak secara jujur, berarti kebenaran, penyelewengan, berarti khianat. Orang yang lemah, yang tertindas di antaramu, aku pandang kuat, akan ku kembalikan haknya kepadanya. Sebaliknya orang yang kuat, si penindas, aku anggap lemah, akan kuambil hak orang yang direbutnya itu daripadanya Insya Allahu Ta’ala.
Tiap-tiap bangsa yang meninggalkan jihad di jalan Allah, niscaya Allah akan menghukum bangsa itu menjadi bangsa yang hina dan tertindas. Dan tiaptiap bangsa yang membiarkan kecemaran dari perbuatan keji merajalela dalam masyarakat, niscaya Allah akan menimpakan bencana atas bangsa itu.
Saudara-saudara ! Marilah berdiri di belakangku, dukunglah aku, selama aku mentaati Allah dan RasulNya. Tetapi jika aku sudah keluar atau menyeleweng dari garis-garis yang telah ditentukan oleh Allah dan Rasulnya, maka janganlah kalian thaat lagi kepadaku. Marilah kita sekalian bersama-sama menunaikan sholat. Semoga kalian mendapat rahmat dari Allah !“
Demikianlah pidato Sambutan Abubakar, sesudah dilantik menjadi Kepala Negara yang pertama, Negara Islam. Yang menyatakan dengan tegas Rencana Kerjanya dalam mengisi kemerdekaan ummat; membasmi dan melenyapkan perbudakan di muka bumi Allah.
CARA PEMERINTAHANNYA
Cara Abubakar mengadili sesuatu perkara, pertama-tama dicarinya hukum-hukum yang ada dalam Kitabullah, dan dengan hukum-hukum itulah Abubakar memutuskan sesuatu perkara.
Jika tidak ada dalam Qur’an dicarinya dalam Sunnah dan Hadits Nabi sa.w.
Jika tidak bertemu, beliau tidak segan-segan bertanya kepada shahabat-shahabat yang lain.
”Ada soal begini, begini. Adakah Saudara-saudara tahu bahwa Rasulullah pernah memberi fatwa tentang itu ?“
“O ya, ada”, jawab shahabat-shahabat itu. Abubakar sangat berterima kasih kepada mereka seraya katanya: “Alhamdulillah, masih ada di antara kita yang masih hafal akan fatwa-fatwa Rasulullah
.Jika soal itu tidak ditemuinya juga dalam Sunnah dan Hadits Nabi, baru Abubakar mengundang para Shahabat untuk merundingkan soal-soal tersebut.
Jika terdapat persesuaian faham, baru soal itu diputuskan atas putusan bersama.
Demikian cara Abubakar membuat Putusan atau Undang-undang.
Hal ini, telah dinyatakan dalam pidatonya waktu pelantikan.
Jika aku bertindak jujur, dukunglah. Jika salah, jangan segan-segan menegor aku. Kejujuran itu suatu amanat dari Tuhan, penyelewengan berarti khianat”.
RENCANA KERJA PEMERINTAH ABUBAKAR
Mengerahkan Pasukan Usamah :
Pertama-tama dalam Rencana Kerja Abubakar, setelah memangku jabatan sebagai Khalifah, ialah mengerahkan pasukan Usamah, dalam rangka perjuangan Rasulullah dalam memperkembangkan Agama Islam. Beliau meneruskan Rencana Rasulullah ini dengan tidak ragu-ragu. Walaupun beliau tahu bahwa Madinah sedang terancam bahaya, dengan timbulnya pemberontakan di sana-sini, di seluruh tanah Arab. Walaupun banyak para Shahabat yang menyarankan, supaya Pasukan Usamah itu lebih baik digunakan untuk memulihkan keamanan dalam Negeri dulu. Pendapat mana yang disokong dan disampaikan oleh ‘Umar kepada Khalifah. Tetapi apa jawab Khalifah? “Demi Allah, sekalipun ada binatang buas, akan mengoyak-ngoyak tubuhku, sekalipun aku umpamanya akan tinggal sendiri di dalam kota ini, sekalipun ada anjing-anjing hutan akan memakan badanku, sekali-kali aku tidak akan mundur. Demi Allah, akan aku laksanakan juga perintah Rasulullah ini”
Pasukan ini diantarkan oleh Khalifah ke luar batas kota dengan berjalan kaki. Berkali-kali Usamah meminta supaya beliau suka naik kudanya. Tetapi permintaannya itu ditolak.
“Kalau begitu baiklah saya turun, kata Usamah, saya mau berjalan kaki bersama-sama Tuan”
“Tidak”, jawab Khalifah; “Saya tidak akan naik dan engkau jangan turun. Tidak mengapa kakiku berdebu sedikit berjalan di jalan Allah”.
Setelah beberapa kilometer berjalan, Abubakar meminta supaya pasukannya diperintahkan berhenti sebentar untuk memberi amanat.
“Wahai Prajurit-prajurit sekalian!
Terimalah amanatku olehmu sekalian. Janganlah kamu berkhianat, jangan kamu menyeleweng, jangan kamu bunuh anak-anak, orang tua-tua dan wanita, jangan kamu potong pohon-pohon, jangan kamu binasakan ternak, jangan kamu ganggu pendeta-pendeta Agama, biarkanlah mereka menjalankan ibadahnya, kecuali jika mereka berbuat fitnah.
Berangkatlah Saudara-saudara atas nama Allah. Semoga Tuhan melindungi kalian dan melimpahkan kemenangan kepadamu sekalian !“
Sampailah Tentara Usamah di Baiqa. Dari sini dimulailah serangan ke kota Abil. Qobilah-Qobilah Qudlaah diobrak-abrik Tentara berkuda. Setiap musuh yang datang melawan dihancurkannya.
Beratus-ratus mayat musuh bergelimpangan. Sehingga musuh tiada dapat menahan serangan tentara Usamah yang gagah berani itu. Akhirnya mereka mengundurkan diri.
Tentara Usamahpun kembali ke Madinah dengan membawa kemenangan yang gilang-gemilang.
Memadamkan pemberontakan :
Kematian Rasulullah s.a.w., telah menimbulkan gejala-gejala pendurhakan bangsa Arab terhadap Agama, yang semakin lama semakin memuncak, membawa negara menghadapi ujian berat.
Hampir di seluruh tanah Arab timbul pemberontakan-pemberontakan melawan Pemerintah Pusat. Kesatuan ummat Islam menjadi retak dan pecah. Banyak suku-suku Arab yang murtad menyeleweng dari ketentuan-ketentuan Agama. Untunglah ummat Islam masih mempunyai orang kuat seperti Abubakar Shiddiq yang menggantikan kedudukan Rasulullah sebagai Khalifahnya. Segera beliau bertindak dengan tegas, menumpas kegiatan-kegiatan Nabi-nabi palsu seperti Musailamah dan Thulaihah, serta membasmi pemberontakan-pemberontakan dan penyelewengan-penyelewengan kaum yang enggan membayar Zakat. Sekalipun banyak para Shahabat yang menyatakan tidak setuju atas tindakan Khalifah dengan jalan kekerasan, namun beliau berjalan terus. Dengan tegas beliau menyatakan pendiriannya:
“Setiap orang yang membeda-bedakan antara wajib Shalat dengan wajib Zakat, akan kuperangi, Zakat adalah haknya harta. Demi Allah jika mereka tidak mau menyerahkan Zakatnya sebagaimana dulu mereka serahkan kepada Rasulullah s.a.w. niscaya akan kuperangi mereka itu semua”.
Untuk biaya operasi tegas ini, beliau keluarkan dari sakunya sendiri, menyumbang 40.000 dinar uang emas.
Dengan hikmah kebijaksanaan tindakan beliau yang tegas ini, alhamdulillah keamanan di seluruh wilayah Arabia dapat dipulihkan kembali sebagaimana biasa.
Pendudukan :
Dengan pulihnya keamanan di seluruh tanah Arab, beliau berpendapat bahwa sudah tiba masanya untuk melaksanakan cita-cita Rasulullah dalam rangka perkembangan Agama Islam di seluruh permukaan bumi ini. Maka disusunnya satu pasukan besar, yang jumlahnya tidak kurang dari 40.000 prajurit, sebagian dikerahkan untuk menghadapi tentara Parsi, dan sebagian lagi dikerahkan untuk menghadapi tentara Romawi.
Hampir dalam seluruh pertempuran, Ummat Islam selalu mendapat kemenangan yang gilang-gemilang. Sebagian tanah jajahan bangsa Parsi sebelah barat, yaitu tanah Irak dapat diduduki ummat Islam. Dan sebagian tanah jajahan bangsa Rumawi sebelah Timur, Syria dan Palestina juga dapat diduduki. Semua itu dapat dilakukan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, ialah selama 28 bulan. Dengan demikian Abubakar adalah sebagai seorang pembangun besar dalam membentuk Negara Islam.
Untuk lebih luas, bagi pembaca yang ingin mempelajari peperangan dan pendudukan ummat Islam, dipersilahkan membaca buku-buku Sejarah yang tebal-tebal, seperti Itmamul Wafa’ fi Siratil Khulafa’, karangan Syeikh Muhammad Alkhudlari dan lain-lain.
Menghimpun Alqur’an :
Berhubung banyaknya para Shahabat yang gugur dalam pertempuran-pertempuran di atas, di antaranya banyak para ãhli hafal Qur’an maka ‘Umar menyarankan kepada Khalifah untuk menghimpun catatan-catatan Alqur’an, yang meréka tulis di atas kulit, tulang-belulang dan pelepah-pelepah daun kurma.
Demikianlah kumpulan catatan-catatan Qur’an itu, disimpan baik-baik dalam rumah Khalifah Abubakar, selama beliau hidup. Seterusnya pindah ke tangan ‘Umar.
Lalu pindah ke tangan Hafshah, bekas Isteri (janda) Rasulullah. Dengan demikian, Abubakar telah menyumbangkan darma baktinya yang sebesar-besarnya terhadap Islam.
KEBERANIANNYA
Ali bertanya kepada teman-temannya:
”Tahukah kalian, siapa orang yang paling gagah berani?”
”Engkau”
“Aku?’ Aku hanya dapat mengalahkan lawan dalam perang tanding. Yang saya maksud siapa yang perkasa yang paling gagah berani”.
“Kami tidak tahu. Cobalah tunjukkan, siapa dia?”
“Dialah Abubakar. Waktu perang Badar, kami membuat khemah untuk Rasulullah. Kami bertanya: Siapa yang akan mendampingi/menjaga Rasulullah! Demi Allah, setiap serangan yang datang kepada Rasulullah, dengan tangkas dielakkan oleh Abubakar dengan pedangnya. Setiap serangan dibalasnya dengan seketika, dan setiap penyerang mesti ditewaskan. Dialah orang perkasa yang gagah berani’.
‘Urwah bin Zubair bertanya kepada Abdullah bin ‘Amar bin ‘Ash tentang tindakan kaum Musyrikin yang paling ganas terhadap diri Rasulullah s.a.w. “Saya pernah menyaksikan ‘Uqbah bin Abi Mu’ith mencekik Rasulullah yang sedang melakukan sholat, dengan serbannya. Untunglah datang Abubäkar menolong seraya berkata: “Mengapa engkau mau membunuh seorang (hanya) karena ia mengatakan: Allah Tuhanku padahal ia telah membawa cukup keterangan-keterangan dari Tuhannya ?“
Sungguh benar-benar Abubakar memang orang perkasa dan pemberani. (Kutipan Bukhary)
PENGETAHUANNYA LUAS
Ini terbukti dalam tindakan beliau dalam menumpas gerakan anti Zakat, sebagai dalam pernyataannya:
“Demi Allah, sungguh akan kutumpas mereka yang telah membeda-bedakan antara wajib Shalat dan wajib Zakat. Demi Allah, jika mereka tidak mau menyerahkan Zakatnya, sebagaimana dulu mereka pernah menyerahkan kepada Rasulullah niscaya akan kuperangi sampai mereka menyerah”.
Kata Ibnu Katsir: “Abubakar r.a. adalah orang yang paling mengerti tentang isinya Qur’an. Karena Itulah beliau diserahi mengimami Shalat berjama’ah oleh Rasulullah, berdasarkan sabdanya: “Hendaklah orang yang menjadi imam sholat berjama’ah itu, orang yang paling mengerti tentang Kitabu’llah”.
KESABARANNYA
Kata Abudarda’: “Sewaktu saya ada di rumah Rasulullah s.a.w. datanglah Abubakar seraya memberi salam. Beliau menyatakan penyesalannya, katanya:
“Ada sesuatu hal yang tidak menyenangkan antara saya dan ‘Umar. Saya segera datang kepadanya, perlu untuk menyatakan penyesalan saya kepadanya, dengan harapan supaya dia mema’afkan kesalahan saya itu Tetapi ia menolak. Karenanya saya datang menghadapmu”. “Semoga Allah mengampunimu, ya Abubakar !“ sahut Nabi, yang diucapkannya sampai tiga kali.
Dalam pada itu, rupanya ‘Umarpun merasa menyesal pula. Iapun segera menemui Abubakar. Tetapi Abubakar tidak ada di rumah.
Umar terus menuju ke rumah Rasulullah. Dilihatnya vajah Rasulullah berubah (marah). Abubakar tidak sampai hati, melihat Rasulullah marah kepada ‘Umar. Segera Abubakar datang menghampiri Rasulullah seraya katanya: “Ya Rasulullah, demi Allah, sebenarnya sayalah yang bersalah, dua kali saya bersalah”.
Apa kata Nabi?
“Aku telah diutus Allah kepada kalian. Tetapi kau ‘Umar, tidak segera membenarkan. Sedang Abubakar terus percaya, dalam pada itu ia membela aku mati-matian dengan jiwa dan raganya, dengan mengorbankan harta-bendanya. Adakan engkau hendak menyampingkan kawanku ini? Dua kali bertanya demikian. Sejak itu Abubakar tidak merasa disakiti lagi hatinya.
KERAMAHANNYA
Di masa hidup Rasulullah s.a.w. Abubakar Siddiq biasa memeras susu kambing untuk para tetangga. Setelah beliau menjadi Kepala Negara, ada seorang sahaya perempun sekampungnya menyindir, Katanya: “siapa yah sekarang, yang sudi memeran kambing buat kita lagi ?“
Maksudnya: (Bahwa Abubakar sekarang sudah menjadi orang besar, tentunya masakan mau ia akan memerah Kambing lagi, sebagaimana biasanya untuk rakyat).
Kebetulan sindiran perempuan itu didengarnya oleh khalifah. Apa kata khalifah?
“Saya akan tetap memerah susu untuk kamu sekalian. Saya minta supaya Allah jangan merobah kebiasaan saya, sebagaimana yang sudah, selama saya memangku jabatan Khalifah”.
Seorang Tabi’in ditanya orang: “Pernahkah kau melihat Abubakar”.
“Tentu. Dia seorang Kepala Negara, tetapi pakaiannya sebagaimana rakyat biasa”.
PENGHIDUPANNYA
Ketika Abubakar baru menjadi Khalifah, sebagaimana biasa beliau pada pagi hari, pergi ke pasar membawa kain.
Di jalan beliau bertemu dengan ‘Umar.
“Hendak kemana engkau pergi, ya Khalifah ?“ sapa ‘Umar.
“Ke pasar”
“Hendak mengapa pula ke pasar, bukankah kau sudah jadi Khalifah ?“
“Habis darimana pula aku memberi makan anak-anak ?“
Jika demikian, marilah kita bersama-sama pergi kepada Abu ‘Ubaidah (bendahara Baitulmal/Kas Negara) supaya dikeluarkan ketentuan perbelanjaanmu”. Oleh Abu ‘Ubaidah ditetapkan belanja harian. Khalifah.
Untuk setiap harinya setengah anak kambing, satu stel pakaian buat musim dingin, dan satu stel buat musim panas.
Satu contoh yang baik. Sungguhpun beliau sudah menjadi Kepala Negara, namun tidak malu-malu pergi ke pasar, untuk mencari sesuap nasi, untuk perbelanjaan rumah-tangganya. Semua pekerjaan dan usaha, asal halal adalah mulia.
PERHATIANNYA KEPADA RAKYAT
‘Umar sering menyelidiki dan meninjau keadaan rakyat.
Ada seorang perempuan tua yang sering ditengok oleh ‘Umar. Tetapi setiap ia datang, sudah ada orang yang datang lebih dulu dan memberikan apa-apa yang diperlukan perempuan tua itu. Setelah Ia sengaja datang lebih pagi, dengan maksud ingin tahu siapa orang sosiawan yang datang lebih pagi daripadanya itu. Diintainya siapa orang itu!
Kiranya .......... Abubakar, Khalifah Rasulullah.
“Kukira siapa. Kiranya engkau Shahabat”, tegur ‘Umar.
Demikianlah hendaknya perlombaan, dalam berbuat bakti dan jasa terhadap rakyat.
TIDAK PILIH KASIH
Di rumah Abubakar ada satu ruangan. kamar, yang digunakan oleh beliau untuk Baitulmal. Uang perbendaharaan Baitulmal itu dibagi-bagikannya kepada fakir-miskin, sama rata sama banyak, dengan tidak pilih kasih.
Dari uang itu ada juga beliau belikan unta, kuda dan alat-alat senjata guna perlengkapan Sabilillah.
Tempo-tempo beliau belikan kain dan baju, untuk diberikan kepada janda-janda di Madinah.
Sesudah Abubakar wafat, ‘Umar bersama-sama Shahabat-shahabat lain, memeriksa Baitulmal Negara.
Tetapi sedirhampun tidak ada tersimpan dalam kas.
DI ANTARA KHUTBAHNYA
Alhamdulillah, Tuhan telah memberi kejayaan kepada kita dengan Islam, yang telah memberi kemuliaan kepada kita dengan Iman, yang telah memberi rahmat kepada kita dengan mengutus Nabi-Nya. Dengan jalan beliaulah, kita telah dipimpinnya dari jalan kesesatan. Dengan usaha beliaulah, kita telah dipersatukan, sesudah menjadi bangsa yang cerai-berai, Tuhan yang memenangkan kita dari musuh-musuh kita. Yang telah memberi anugerah kepada kita memerintah dibanyak negeri. Dan yang telah menjadikan kita satu ummat yang bersaudara.
Semoga atas segala karunia itu hendaklah kita dapat mensyukuri Allah, agar kita diberiNya tambahan karunia berlipat ganda lagi. Sebab Allah telah memenuhi janjiNya dengan memenangkan kita atas bangsa yarg menentang terhadap kita. Janganlah kamu berbuat ma’siat dan mengingkari nikmatNya. Sebab, tidak sedikit contohnya, bangsa yang mengingkani nikmat-Nya itu, karena tidak lekas-lekas tobat, ditarik kembali kejayaannya, dan dijajahlah oleh musuh.
Saudara-saudara sekalian! Sesungguhnya Allah telah memberi keunggulan, kejayaan dan kemuliaan kepada kita dan telah mempersatukan kita. Karenanya hendaklah kita berterima kasih kepadaNya.
Ketiga Abubakar mau meninggal, ia berpesan kepada anaknya, ‘Aisyah: “Hai ‘Aisyah, itu unta yang biasa kita perah susunya, satu dulang besar yang kita pakai, di dapur, satu baju luar yang biasa saya pakai, semua barang-barang itu yang kita pergunakan selama saya menjadi Khalifah, apabila nanti saya meninggal, kembalikanlah kepada ‘Umar.
Sebagaimana pesannya, barang-barang tersebut dikembalikan oleh ‘Aisyah kepada ‘Umar.
”Semoga kiranya kau dirahmati Allah, ya Abubakar. Dengan ini bertambah beratlah bebanku”. Kata Umar mendo’akan Abubakar.
DEMI UNTUK KEPENTINGAN AGAMA ISLAM
Kata Rasulullah s.a.w.: “Buat saya tidak ada harta yang lebih berharga daripada harta yang saya terima dari Abubakar”.
Mendengar itu Abubakar menangis kegirangan, seraya katanya:
“Aku, jiwa ragaku dan semua hartaku, adalah untukmu ya Rasulullah !“
Berkata ‘Umar: “Pernah Rasulullah menganjurkan beramal/derma, waktu itu kebetulan saya punya uang banyak”. “Ini kesempatan baik, kata saya dalam hati, sekarang baru saya dapat menyaingi Abubakar dalam beramal”.
Saya datang kepada Rasulullah dengan membawa separuh harta kekayaanku. Saya serahkan kepada Rasulullah.
Rasulullah merasa kagum, ia bertanya:
“Apa yang kau tinggalkan untuk keperluan keluargamu, ‘Umar?
“Sebanyak inilah”. sahutku.
Lalu datang Abubakar membawa seluruh kekayaannya.
“Apa yang kau tinggalkan buat keluargamu, Abu bakar?”
‘Cukuplah aku tinggalkan buat mereka Allah dan Rasulnya”. jawab Abubakar.
“Aku kalab, aku tidak dapat menyaingi Abubakar, dalam segala-galanya”. Kataku pula dalam hati.
KATA-KATA BELIAU YANG BERMUTU
Di antaranya :
- Orang yang pintar, ialah orang yang bertaqwa. Orang yang bodoh, ialah orang yang melanggar batas. Orang yang benar, ialah orang yang dapat dipercaya. Orang yang bohong, ialah orang yang pendurhaka/ khianat.
- Saya ingin jadi sebagai sebatang pohon yang ditebang dan diambil buahnya.
- Banyak bicara itu mengacaukan maksud pembicaraan, yang penting inti patinya.
- Janganlah ada satu soal yang ditabir-dindingkan terhadap penasehat, sebab mungkin rahasiamu sendiri nanti dapat terbongkar.
- Di antara dua pekerti yang paling baik, ialah mengenal pekertimu yang kau cela. Usaha-usaha yang baik dapat menghindarkan gejala-gejala yang buruk (krisis akhlak).
PENUNJUKAN TERHADAP ‘UMAR
Inilah wasiat Abubakar bin Abu Quhafah, waktu hendak meninggal dunia, dimana kafir jadi mu’min, dimana pendurhaka jadi orang yang bertaqwa, dimana pendusta jadi benar bicaranya.
Dengan ini saya menunjuk ‘Umar bin Khatthab, selaku ganti saya dalam menjabat Khalifah. Jika ia bertindak secara adil, maka itulah pertimbanganku dan begitulah harapanku.
Tetapi jika ia berbuat zhalim, maka itu di luar pengtahuanku, sebab saya tidak tahu barang yang gaib. Orang-orang yang zhalim, tentu akan mengetahui akibat perbuatannya nanti. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh”.
WAFAT
Ketika sakitnya semakin berat, beliau berpesan kepada ‘Aisyah, supaya dimakamkan di samping Rasulullah. Dan itu baju yang dua potong, pesan beliau seterusnya, supaya dicuci untuk kafanku nanti. Tak usah yang baru. Orang yang hidup lebih patut memakainya daripada yang mati.
Pada malam Selasa tanggal 22 Jumadilakhir tahun 13 H. Khalifah Abubakar menghembuskan nafasnya yang terakhir, dengan ucapan “Ya Allah, semoga saya mati sebagai Muslim dan dapat menyusul para Shallhin”.
PIDATO BELASUNGKAWA ‘ALI WAKTU WAFAT ABUBAKAR
Semoga Allah merestuimu ya Abubakar. Engkau adalah manusia pertama yang mula-mula memeluk Islam. Engkau adalah orang yang paling subur keimanannya
paling kuat keyakinannya, engkau adalah orang yang paling membela terhadap Rasulullah dan Islam, juga terhadap ummatnya. Engkau adalah orang yang paling mirip budinya dengan Rasulullah dalam keunggulannya, dan caranya memimpin ummat. Semoga Allah mengganjarmu berganda-ganda atas jasa-jasamu terhadap Islam, terhadap Rasulullah dan terhadah ummat Islam.
------------------------
Empat Besar Sahabat-sahabat Rasulullah dan Imam Madzhab, M. Said, Penerbit PT. Alma’arif Bandung, cetakan ke-IV, halaman 4 - 26