Bersumber dari Abu Hurairah رَضِيَ اللََّهُ عَنْه dan Ibnu 'Abbas رضي الله عنهما dikatakan bahwa : "Wa in tubdu ma fi anfusikum au tukhfuhu yuhasibkum bihillah" (QS. 2 : 284), para sahabat merasa keberatan, sehingga datang kepada Rasulullah ﷺ sambil berlutut memohon keringanan dengan berkata : "Kami tidak mampu mengikuti ayat ini (QS. 2 : 284)". Nabi ﷺ bersabda : "Apakah kalian akan berkata : "Sami'na wa 'ashaina" (kami mendengar akan tetapi tidak akan menurut), seperti apa yang diucapkan oleh dua ahli kitab (yahudi dan nasrani) yang sebelum kamu? Ucapkan "Sami'na wa atha'na ghufranaka rabbana wa-ilaikal mashir" (kami mendengar dan ta'at dan ampunilah kami wahai Tuhan kami, karena kepada-Mulah tempat kembali).. Setelah dibacakannya kepada para sahabat dan terbiasakan lidahnya, turunlah QS. 2 : 285 seperti tersebut diatas. Kemudian mereka laksanakan QS. 2 : 285 tersebut, dan turunlah ayat selanjutnya (QS. 2 : 286). (HR. Muslim).
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْساً إِلَّا وُسْعَها
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (
QS. Al-Baqarah : 286)
Dengan kata lain, seseorang tidak dibebani melainkan sebatas kesanggupannya. Hal ini merupakan salah satu dari lemah-lembut Allah سبحانه وتعالى kepada makhluk-Nya dan kasih sayang-Nya kepada mereka, serta kebaikan-Nya kepada mereka.
Ayat inilah yang me-nasakh dan merevisi apa yang sangat dikhawatirkan oleh para sahabat dalam firman-Nya :
{وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّه}
Dan jika kalian melahirkan apa yang ada di dalam hati kalian atau kalian menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kalian tentang perbuatan itu. (Al-Baqarah: 284)
Yakni sesungguhnya Allah سبحانه وتعالى sekalipun melakukan perhitungan hisab dan menanyai, tetapi Dia tidak menyiksa kecuali terhadap hal-hal yang orang yang bersangkutan mempunyai kemampuan untuk menolaknya. Adapun terhadap hal-hal orang yang bersangkutan tidak mempunyai kemampuan untuk menolaknya, seperti bisikan hati; maka manusia tidak dibebaninya, dan benci terhadap bisikan yang jahat termasuk iman.
Firman Allah سبحانه وتعالى :
لَها مَا كَسَبَتْ
Ia mendapat pahala dari apa yang diusahakannya. (Al-Baqarah: 286)
Yakni dari kebaikan yang diusahakannya.
وَعَلَيْها مَا اكْتَسَبَتْ
Dan ia mendapat siksa dari apa yang dikerjakannya. (Al-Baqarah: 286)
Yaitu dari kejahatan yang dikerjakannya. Yang demikian itu berlaku atas semua amal perbuatan yang termasuk ke dalam taklif.
Kemudian Allah Swt. memberikan petunjuk kepada hamba-hamba-Nya, bagaimana cara memohon kepada-Nya dan Dia menjamin akan memperkenankannya, seperti yang diajarkan kepada mereka melalui firman-Nya:
رَبَّنا لَا تُؤاخِذْنا إِنْ نَسِينا أَوْ أَخْطَأْنا
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau tersalah, (Al-Baqarah: 286)
Maksudnya, jika kami meninggalkan suatu hal yang difardukan karena lupa, atau kami mengerjakan sesuatu yang haram karena lupa, atau kami keliru dari hal yang dibenarkan dalam beramal, karena kami tidak mengetahui cara yang dianjurkan oleh syariat. Dalam hadis sahih Muslim yang lalu telah disebutkan melalui hadis Abu Hurairah hal seperti berikut: Allah berfirman, "Ya."
Demikian pula dalam hadis Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Allah سبحانه وتعالى berfirman: Aku telah melakukan(nya).
Ibnu Majah meriwayatkan di dalam kitab sunnahnya dan Ibnu Hibban di dalam kitab sahihnya melalui hadis Umar dan Al-Auza'i, dari Ata; menurut Ibnu Majah di dalam riwayatnya menyebutkan dari Ibnu Abbas, dan Imam Tabrani serta Ibnu Hibban mengatakan dari Ata, dari Ubaid ibnu Umair, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ وَضَعَ عَنْ أُمَّتِي الْخَطَأَ وَالنِّسْيَانَ وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ»
Sesungguhnya Allah memaafkan dari umatku keliru, lupa, dan apa yang dipaksakan kepada mereka untuk melakukannya.
Hadis ini diriwayatkan pula melalui jalur yang lain. Imam Ahmad Ibnu Abu Hatim menilai hadis ini ada celanya.
وَقَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ الْهُذَلِيُّ، عَنْ شَهْرٍ، عَنْ أُمِّ الدَّرْدَاءِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ اللَّهَ تَجَاوَزَ لِأُمَّتِي عَنْ ثَلَاثٍ: عَنِ الْخَطَأِ، وَالنِّسْيَانِ، وَالِاسْتِكْرَاهِ" قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِلْحَسَنِ، فَقَالَ: أَجَلْ، أَمَا تَقْرَأُ بِذَلِكَ قُرْآنًا: {رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا}
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muslim ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar Al-Huzali, dari Syahr, dari Ummu Darda, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Sesungguhnya Allah memaafkan umatku terhadap tiga perkara, yaitu keliru, lupa, dan dipaksa. Abu Bakar mengatakan bahwa lalu ia menuturkan hadis ini kepada Al-Hasan. Maka Al-Hasan menjawab, "Memang benar, apakah engkau tidak membaca hal tersebut di dalam Al-Qur'an?", yaitu firman-Nya: Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. (Al-Baqarah: 286)
Adapun firman Allah Swt.:
رَبَّنا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنا إِصْراً كَما حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنا
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. (Al-Baqarah: 286)
Artinya, janganlah Engkau membebani kami dengan amal-amal yang berat, sekalipun kami sanggup mengerjakannya; seperti yang telah Engkau syariatkan kepada umat-umat terdahulu sebelum kami, berupa belenggu-belenggu dan beban-beban yang dipikulkan di pundak mereka. Engkau telah mengutus Nabi-Mu —yaitu Nabi Muhammad Saw.— sebagai nabi pembawa rahmat yang di dalam syariatnya Engkau telah memerintahkannya untuk menghapus semua beban tersebut, sebagai agama yang hanif, mudah, lagi penuh dengan toleransi.
Telah disebutkan di dalam hadis sahih Muslim, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah ﷺ yang telah bersabda bahwa setelah ayat itu diturunkan, Allah berfirman, "Ya."
Disebutkan dari Ibnu Abbas, dari Rasulullah ﷺ yang telah bersabda, "Setelah ayat ini diturunkan, Allah berfirman, 'Aku telah melakukannya'."
Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan melalui berbagai jalur disebutkan dari Rasulullah ﷺ, bahwa beliau Saw. pernah bersabda:
«بُعِثْتُ بِالْحَنِيفِيَّةِ السَّمْحَةِ»
Aku diutus dengan membawa agama yang hanif (cenderung kepada perkara yang hak) lagi samhah (penuh dengan toleransi/keringanan).
Firman Allah Swt.:
رَبَّنا وَلا تُحَمِّلْنا مَا لَا طاقَةَ لَنا بِهِ
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. (Al-Baqarah: 286)
Yakni dari beban, musibah, dan cobaan; atau janganlah Engkau menguji (mencoba) kami dengan cobaan yang tidak kuat kami hadapi.
Makhul telah mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. (Al-Baqarah: 286), Yaitu hidup melajang dan memperturutkan hawa nafsu; riwayat Ibnu Abu Hatim. Allah menjawab, "Ya." Di dalam hadis lain Allah menjawab, "Aku telah melakukan(nya)."
وَاعْفُ عَنَّا
Beri maaflah kami. (Al-Baqarah: 286)
Artinya, maafkanlah semua kelalaian dan kekeliruan kami menurut pengetahuan-Mu menyangkut semua hal yang terjadi antara kami dan Engkau.
وَاغْفِرْ لَنا
ampunilah kami. (Al-Baqarah: 286)
Yaitu atas semua kelalaian dan kekeliruan antara kami dan hamba-hamba-Mu, maka janganlah Engkau menampakkan kepada mereka keburukan-keburukan kami dan amal perbuatan kami yang tidak baik.
وَارْحَمْنا
dan rahmatilah kami. (Al-Baqarah: 286)
Yakni untuk masa datang kami. Karena itu, janganlah Engkau jerumuskan kami ke dalam dosa yang lain berkat taufik dan bimbingan-Mu.
Berangkat dari pengertian inilah maka mereka mengatakan bahwa sesungguhnya orang yang berdosa itu memerlukan tiga perkara, yaitu pemaafan dari Allah atas dosanya yang terjadi antara dia dengan Allah, dosanya ditutupi oleh Allah dari mata hamba-hamba-Nya hingga ia tidak dipermalukan di antara mereka, dan dipelihara oleh Allah hingga tidak lagi terjerumus ke dalam dosa yang serupa.
Dalam hadis yang lalu telah disebutkan bahwa Allah Swt. berfirman, "Ya," dan dalam hadis yang lainnya disebutkan bahwa Allah berfirman, "Telah Aku lakukan," sesudah ayat ini diturunkan.
Firman Allah سبحانه وتعالى :
أَنْتَ مَوْلانا
Engkaulah Penolong kami. (Al-Baqarah: 286)
Artinya, Engkau adalah Pelindung dan Penolong kami; hanya kepada Engkaulah kami bertawakal, dan Engkaulah yang dimintai pertolongan, dan hanya kepada Engkaulah berserah diri; tiada daya dan tiada kekuatan bagi kami kecuali dengan pertolongan-Mu.
فَانْصُرْنا عَلَى الْقَوْمِ الْكافِرِينَ
maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. (Al-Baqarah: 286)
Yakni orang-orang yang ingkar kepada agama-Mu, ingkar kepada keesaan-Mu dan risalah Nabi-Mu, dan mereka menyembah selain-Mu serta mempersekutukan Engkau dengan seseorang di antara hamba-hamba-Mu. Tolonglah kami terhadap mereka, dan jadikanlah akibat yang terpuji bagi kami atas mereka di dunia dan akhirat. Lalu Allah Swt. berfirman, "Ya." Menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim melalui Ibnu Abbas, Allah Swt. berfirman, "Telah Aku lakukan."
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Musanna Ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Abu Na'im, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abu Ishaq, bahwa Mu'az r.a. apabila selesai dari bacaan surat ini yang diakhiri dengan fimnan-Nya: Maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. (Al-Baqarah: 286), maka ia selalu mengucapkan, "Amin."
Asar ini diriwayatkan pula oleh Waki', dari Sufyan, dari Abu Ishaq, dari seorang lelaki, dari Mu'az ibnu Jabal. Disebutkan bahwa sahabat Mu'az ibnu Jabal apabila mengkhatamkan surat Al-Baqarah selalu mengucapkan, "Amiin."
---------------
Bibliography :
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 89 - 90.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia,
Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs.
H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke
tujuh 1994, halaman 30.
Ibnu Katsir Online
Tafsir Surat Al Baqarah, ayat 284
Ibnu Katsir Online
Tafsir Ayat Surat Al Baqarah, ayat 285-286