Setelah mengunjungi sanggar batik Mutiara Hasta yang dikelola oleh bapak Rajimin Slamet di jalan Rogojembangan Timur No. 4,
Kelurahan Tandang Kecamatan Tembalang Semarang beberapa waktu yang lalu, menumbuhkan keingin-tahuanku makna yang terkandung dalam motif-motif batik yang dituangkan.
Keingin-tahuanku sedikit terbayar setelah mencoba buka-buka situs milik
Kiani Batik dan
Kinanthi. Setidaknya ini akan menambah sedikit kedalaman pemahaman terhadap beberapa makna filosofis motif batik
1. Motif Sawat
Sawat Berarti Melempar. dahulu kala orang jawa percaya dengan para dewa sebagai kekuatan yang mengendalikan alam semesta. Salah satu dewa tersebut adalah Batara Indra. Dewa ini mempunyai senjata yang disebut wajra atau bajra, yang berarti kilat.senjata pusaka tersebut digunakan untuk melempar. Senjata pusaka
Wjra ini diwujudkan ke dalam motif batik berupa sebelah sayap dengan harapan agar si pemakai akan selalu mendapatkan pelindungan dalam kehidupannya.
2. Motif Gurda
Gurda berasal dari kata Garuda. Dalam pandangan masyarakat jawa, Burung Garuda mempunyai kedudukan yang sangat penting. bentuk motif Gurda ini terdiri dari 2 buah sayap dan di tengah-tengahnya terdapat ekor dan badan. Motif gurda ini juga tidak lepas dari kepercayaan masalalu. garuda merupakan tunggangan Batara Wisnu. oleh masyarakat jawa, garuda selain sebagai simbol kehidupan juga sebagai simbol kejantanan.
3. Motif Meru
Kata Meru berasal dari gunung Mahameru. gunung ini dianggap sebagai tempat tinggal bagi Tri Murti, yaitu Sang Hyang Wisnu, Sang Hyang Brahma dan Sang Hyang Siwa. Tri murti dilambangkan sebagai sumber dari segala kehidupan, sumber kemakmuran dan segala kebahagiaan hidup di dunia. meru digunakan sebagai kain motif batik agar si pemakai selalu mendapatkan kemakmuran dan kebahagiaan.
4. Motif Semen
Kata semen berarti semi atau tunas. Terdapat beberapa jenis ornamen pokok pada motif-motif semen. Yang
pertama adalah ornamen yang berhubungan dengan daratan, seperti
tumbuh-tumbuhan atau binatang berkaki empat. Kedua adalah ornament yang
berhubungan dengan udara, seperti garuda, burung dan mega mendung.
Sedangkan yang ketiga adalah ornament yang berhubungan dengan laut atau
air, seperti ular, ikan dan katak. Jenis ornament tersebut kemungkinan
besar ada hubungannya dengan paham Triloka atau Tribawana. Paham
tersebut adalah ajaran tentang adanya tiga dunia; dunia tengah tempat
manusia hidup, dunia atas tempat para dewa dan para suci, serta dunia
bawah tempat orang yang jalan hidupnya tidak benar/dipenuhi angkara
murka. Ketika dijadikan motif batik diharapkan agar si pemakai selalu dapat berhubungan dengan sang maha Pencipta.
5. Motif Bango-Tulak
Motif ini terdiri dari dua warna hitam dan putih, dalam sejarah batik motif ini dianggap sebagai motif tertua. nama bango-tulak berasal dari nama burung, yaitu burung tulak. Burung ini berwarna hitam dan putih, burung ini dianggap sebagai lambang umur panjang. Warna hitam artinya lambang kekal, sedang warna putih artinya lambang hidup. Jadi hitam putih melambangkan hidup kekal.
6. Motif Sindur
Sindur merupakan motif batik dengan dominasi warna merah dan putih. Warna merah terdapat pada bagian tengah, dan putih pada bagian pinggir, membentuk gelombang. Kedua warna tersebut melambangkan asal mula kehidupan. Warna putih mengandung arti hidup sedang merah artinya suci. Oleh karena itu motif ini sering dipakai dalam upacara pernikahan. Pemakaian sindur dimaksudkan mempertemukan laki-laki dan perempuan sebagai cikal bakal kelahiran hidup di dunia.
7. Motif Gadhung Mlathi
Motif Gadhung Mlathi merupakan kombinasi dari warna hijau dan putih. Warna putih terletak di tengah dan hijau di bagian pinggir. Motif ini sering pula dipergunakan oleh pengantin pria maupun wanita. Namun sekarang motif batik ini jarang dipakai lagi pada kain jarik, melainkan hanya sebagai kemben bagi perempuan dan ikat kepala bagi pria.
8. Motif Kawung
Motif Kawung berpola bulatan mirip buah Kawung (sejenis kelapa atau kadang juga dianggap sebagai buah kolang-kaling) yang ditata rapi secara geometris yang melambangkan kebijaksanaan dan keseimbangan hidup . Kadang, motif ini juga diinterpretasikan sebagai gambar bunga lotus (teratai) dengan empat lembar daun bunga yang merekah. Lotus adalah bunga yang melambangkan umur panjang dan kesucian.
Biasanya motif-motif Kawung diberi nama berdasarkan besar-kecilnya bentuk bulat-lonjong yang terdapat dalam suatu motif tertentu. Misalnya : Kawung Picis adalah motif kawung yang tersusun oleh bentuk bulatan yang kecil. Picis adalah mata uang senilai sepuluh senyang bentuknya kecil. Sedangkan Kawung Bribil adalah motif-motif kawung yang tersusun oleh bentuk yang lebih besar daripada kawung Picis. Hal ini sesuai dengan nama bribil, mata uang yang bentuknya lebih besar daripada picis dan bernilai setengah sen. Sedangkan kawung yang bentuknya bulat-lonjong lebih besar daripada Kawung Bribil disebut Kawung Sen.