Di dalam al-Qur'an Surat az-Zumar (39) : 9 ; الله سبحانه وتعالى menjelaskan bahwa :
أَمَّنْ هُوَ قٰنِتٌ
ءَانَآءَ الَّيْلِ سَاجِدًا وَقَآئِمًا يَحْذَرُ
الْءَاخِرَةَ وَيَرْجُوا۟ رَحْمَةَ رَبِّهِۦ ۗ قُلْ هَلْ
يَسْتَوِى الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا
يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُو۟لُوا۟ الْأَلْبٰبِ
Atau adakah orang yang beribadah di waktu malam dalam keadaan sujud, berdiri, (karena) takut (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya (sama dengan orang yang durhaka)? Katakanlah, "Apakah sama orang-orang yang tidak mengetahui?" Hanya sesungguhnya yang dapat menerima pelajaran ialah orang-orang yang berakal.
Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat yang disampaikan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Umar رضي الله عنهما dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan "" dalam ayat ini (QS. az-Zumar : 9) ialah Utsman bin 'Affan رَضِيَ اللََّهُ عَنْه (yang selalu bangun malam sujud kepada الله سبحانه وتعالى).
Sedangkan menurut Juwaibir yang bersumber dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما yang dimaksud dengan ayat ini (QS. az-Zumar : 9) adalah 'Ammar bin Yasir رَضِيَ اللََّهُ عَنْه, Ibnu Mas'ud رَضِيَ اللََّهُ عَنْه dan Salim maula Abu Hudzaifah رَضِيَ اللََّهُ عَنْه.
Sedangkan menurut Juwaibir yang bersumber dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما yang dimaksud dengan ayat ini (QS. az-Zumar : 9) adalah 'Ammar bin Yasir رَضِيَ اللََّهُ عَنْه, Ibnu Mas'ud رَضِيَ اللََّهُ عَنْه dan Salim maula Abu Hudzaifah رَضِيَ اللََّهُ عَنْه.
Tafsir Ayat
Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
(Apakah kamu, hai orang musyrik, yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri.
Yakni dalam keadaan sujud dan berdirinya mereka berqunut. Karena itulah ada sebagian ulama yang berdalilkan ayat ini mengatakan bahwa qunut ialah khusyuk dalam sholat bukanlah doa yang dibacakan dalam keadaan berdiri semata, yang pendapat ini diikuti oleh ulama lainnya.
As-Sauri telah meriwayatkan dari Firas, dari Asy-Sya'bi, dari Masruq, dari Ibnu Mas'ud r.a. yang mengatakan bahwa al-qanit artinya orang yang selalu taat kepada الله سبحانه وتعالى dan Rasul-Nya.
Ibnu Abbas رضي الله عنهما, Al-Hasan, As-Saddi, dan Ibnu Zaid mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ana-al lail ialah tengah malam, yakni waktu-waktu tengah malam.
As-Sauri telah meriwayatkan dari Mansur yang mengatakan, bahwa telah sampai kepadanya bahwa makna yang dimaksud ialah waktu malam yang terletak antara Magrib dan Isya.
Al-Hasan dan Qatadah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ana-al lail ialah permulaan, pertengahan, dan akhirnya.
Sedangkan ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya.
Yaitu dalam ibadahnya ia takut dan berharap kepada Allah. Dan merupakan suatu keharusan dalam ibadah terpenuhinya hal ini, juga hendaknya perasaan takut kepada Allah mendominasi sebagian besar dari masa hidupnya.
Katakanlah, 'Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?”
Maksudnya, apakah orang yang demikian sama dengan orang yang sebelumnya yang menjadikan tandingan-tandingan bagi Allah untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah? (Jawabannya tentu saja tidak sama).
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
Yakni sesungguhnya yang mengetahui perbedaan antara golongan ini dan golongan yang sebelumnya hanyalah orang yang mempunyai akal; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
---------------
أَمْ مَنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا
(Apakah kamu, hai orang musyrik, yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri.
Yakni dalam keadaan sujud dan berdirinya mereka berqunut. Karena itulah ada sebagian ulama yang berdalilkan ayat ini mengatakan bahwa qunut ialah khusyuk dalam sholat bukanlah doa yang dibacakan dalam keadaan berdiri semata, yang pendapat ini diikuti oleh ulama lainnya.
As-Sauri telah meriwayatkan dari Firas, dari Asy-Sya'bi, dari Masruq, dari Ibnu Mas'ud r.a. yang mengatakan bahwa al-qanit artinya orang yang selalu taat kepada الله سبحانه وتعالى dan Rasul-Nya.
Ibnu Abbas رضي الله عنهما, Al-Hasan, As-Saddi, dan Ibnu Zaid mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ana-al lail ialah tengah malam, yakni waktu-waktu tengah malam.
As-Sauri telah meriwayatkan dari Mansur yang mengatakan, bahwa telah sampai kepadanya bahwa makna yang dimaksud ialah waktu malam yang terletak antara Magrib dan Isya.
Al-Hasan dan Qatadah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ana-al lail ialah permulaan, pertengahan, dan akhirnya.
يَحْذَرُ الآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ
Sedangkan ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya.
Yaitu dalam ibadahnya ia takut dan berharap kepada Allah. Dan merupakan suatu keharusan dalam ibadah terpenuhinya hal ini, juga hendaknya perasaan takut kepada Allah mendominasi sebagian besar dari masa hidupnya.
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُون
َKatakanlah, 'Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?”
Maksudnya, apakah orang yang demikian sama dengan orang yang sebelumnya yang menjadikan tandingan-tandingan bagi Allah untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah? (Jawabannya tentu saja tidak sama).
إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الألْبَاب
ِSesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
Yakni sesungguhnya yang mengetahui perbedaan antara golongan ini dan golongan yang sebelumnya hanyalah orang yang mempunyai akal; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Bibliography :
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 425-426.
Al
Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany,
Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari
Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 913.
Tafsir Ibnu Katsir Online
Tafsir Ibnu Katsir Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar