Note Trip. Rame perihal pemimpin non muslim dikalangan muslim sudah ku dengar sekira 1998 lalu dikalangan jelata begitu terus terdengar hingga peristiwa ahok di jakarta.
Jauh sebelum itu kalimat-kalimat sebagai berikut sudah pernah kudengar bertahun-tahun lalu.
Seorang Muslim sebut saja F menasehati : "Sholat aja nggak, kok mau jadi pemimpinnya kaum Muslimin, lebih aneh Muslim yang mau dukung orang yang sholat aja kagak, Hedeh....!"
Dan berikut kalimat jawaban dari mereka yang berseberangan dengan :
I : "Saya tau maksud Anda baik. Tapi ya kok cara penyampaiannya kurang baik? Provokatif sekali...!"
R : "Kita hidup beragama, karena banyak agama belajar-lah menghargai agama orang lain. Setiap orang berhak jadi pemimpin. Untuk menjadi pelayan masyarakat nggak apa-apa."
.
Begitulah sebuah penggalan nasehat disampaikan dari seorang Muslim (F) pada saudara muslim yang lain. Lebih aneh lagi bila jawaban I terlontar dari lisan yang ngaku seorang muslim. Tambah kacau lagi bila ada si R yang bukan seorang muslim, ngapain juga ngurus urusan orang Muslim, belajarlah menghargai agama orang lain. Pemikiran kaum liberal, sekuler, atheis dan yang lain sudah jauh-jauh hari dihembuskan.
I : "Saya tau maksud Anda baik. Tapi ya kok cara penyampaiannya kurang baik? Provokatif sekali...!"
R : "Kita hidup beragama, karena banyak agama belajar-lah menghargai agama orang lain. Setiap orang berhak jadi pemimpin. Untuk menjadi pelayan masyarakat nggak apa-apa."
.
Begitulah sebuah penggalan nasehat disampaikan dari seorang Muslim (F) pada saudara muslim yang lain. Lebih aneh lagi bila jawaban I terlontar dari lisan yang ngaku seorang muslim. Tambah kacau lagi bila ada si R yang bukan seorang muslim, ngapain juga ngurus urusan orang Muslim, belajarlah menghargai agama orang lain. Pemikiran kaum liberal, sekuler, atheis dan yang lain sudah jauh-jauh hari dihembuskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar