Jumat, 09 Februari 2018

Rapatkan Barisan

Note Trip. Rame perihal pemimpin non muslim dikalangan muslim sudah ku dengar sekira 1998 lalu dikalangan jelata begitu terus terdengar hingga peristiwa ahok di jakarta.
Jauh sebelum itu kalimat-kalimat sebagai berikut sudah pernah kudengar bertahun-tahun lalu.
Seorang Muslim sebut saja F menasehati : "Sholat aja nggak, kok mau jadi pemimpinnya kaum Muslimin, lebih aneh Muslim yang mau dukung orang yang sholat aja kagak, Hedeh....!"
Dan berikut kalimat jawaban dari mereka yang berseberangan dengan :
I : "Saya tau maksud Anda baik. Tapi ya kok cara penyampaiannya kurang baik? Provokatif sekali...!"
R : "Kita hidup beragama, karena banyak agama belajar-lah menghargai agama orang lain. Setiap orang berhak jadi pemimpin. Untuk menjadi pelayan masyarakat nggak apa-apa."
.
Begitulah sebuah penggalan nasehat disampaikan dari seorang Muslim (F) pada saudara muslim yang lain. Lebih aneh lagi bila jawaban I terlontar dari lisan yang ngaku seorang muslim. Tambah kacau lagi bila ada si R yang bukan seorang muslim, ngapain juga ngurus urusan orang Muslim, belajarlah menghargai agama orang lain. Pemikiran kaum liberal, sekuler, atheis dan yang lain sudah jauh-jauh hari dihembuskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar