Duhai sahabatku tercinta, mari kita renungi kembali dalil dan hikmah puasa Senin - Kamis.
Dari Abu Qatadah : Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari Senin, beliau menjawab : “Itu adalah hari yang saya dilahirkan padanya, dan saya dibangkitkan menjadi Rasul”. (HR. Muslim).
“Amal-amal perbuatan diperlihatkan kepada Allah pada hari Senin dan Kamis. Karena itu saya suka ketika amal diperlihatkan, saya dalam kondisi berpuasa”. (HR. At-Tirmidzi).
Dari Aisyah radhiyallahu anhuma berkata : “Rasulullah biasa berpuasa pada hari Senin dan Kamis”. (HR. At-Tirmidzi).
Hikmahnya :
Dari Abu Qatadah : Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari Senin, beliau menjawab : “Itu adalah hari yang saya dilahirkan padanya, dan saya dibangkitkan menjadi Rasul”. (HR. Muslim).
“Amal-amal perbuatan diperlihatkan kepada Allah pada hari Senin dan Kamis. Karena itu saya suka ketika amal diperlihatkan, saya dalam kondisi berpuasa”. (HR. At-Tirmidzi).
Dari Aisyah radhiyallahu anhuma berkata : “Rasulullah biasa berpuasa pada hari Senin dan Kamis”. (HR. At-Tirmidzi).
Hikmahnya :
- Sungguh ia benar-benar ingin ridho Allah, ikhlas, karena niat, keinginan dari dirinya, beda dengan wajib cendrung ada keterpaksaan (QS. Al Bayyinah : 5).
- Sungguh ia mau lapar haus karena INGIN DICINTAI ALLAH.
- Berharap sekali AMPUNAN ALLAH atas semua dosa dosanya yang banyak. Katakanlah : "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. Ali Imron : 31).
- Bukti cintanya kepada Rasululah shallallahu 'alaihi wasallam; “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan pada) Hari Qiamat dan dia banyak menyebut Allah". (QS. Al-Ahzab : 21). Ingat juga, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda; "Barang siapa menghidupkan sunnahku maka ia telah mencintaiku, dan barang siapa mencintaiku maka ia akan bersamaku di surga". (HR. Thabarani).
- Mencontoh mahluk Allah yang mulia, yaitu para Malaikat yang tidak berhajat makan minum dan seks, wajar-wajar saja taat karena tanpa nafsu, sementara manusia punya nafsu kok bisa taat, masyaAllah.
- Amalan mulia para Rasul dan Nabi, mereka senang berlapar haus untuk mendekatkan diri kepada Allah.
- Cara jitu mencetak pribadi sabar, dan sabar adalah jalan menuju Syurga-Nya. "Selamat sukses untuk hamba Allah yang sabar bagi mereka Syurga dengan segala keni'matannya". (QS. Ar Ro'du : 24).
- Melahirkan pribadi zuhud. Lebih memilih kelezatan ruhani daripada kenyangnya jasmani, sangat jelas orientasinya pada keselamatan dan kebahagian di akhirat daripada dunia yang secuil ini. "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan". (QS. Al-Qashash Ayat : 77).
- Menghancurkan sifat rakus dan bakhil, dan melahirkan sifat belas kasih dan dermawan.
- Semua pakar kesehatan menyatakan bahwa puasa cara terbaik menjaga kesehatan dan mencegah berbagai penyakit. Badan enteng, sehat, kuat, segar, kulit bersih, wajah pun bersinar.
ALLAHUMMA ya Allah tanamkan dihati kami kekuatan iman, kesenangan ibadah dan kemuliaan akhlak... Aaamiin. (sumber : K. H. Muhammad Arifin Ilham).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar