Pada bentuk mega mendung, bisa kita lihat garis lengkung dari bentuk garis lengkung yang paling dalam (mengecil) kemudian melebar keluar (membesar) yang menunjukkan gerak yang teratur harmonis. Bisa dikatakan bahwa garis lengkung yang beraturan ini membawa pesan moral dalam kehidupan manusia yang selalu berubah (naik dan turun).
Motif Mega Mendung |
Hal itu kemudian berkembang keluar untuk mencari jati diri (belajar atau menjalani kehidupan sosial agama). Pada akhirnya, membawa dirinya memasuki dunia baru menuju ke dalam penyatuan diri setelah melalui pasang surut (naik dan turun) dan pada akhirnya kembali ke asalnya (sunnatullah). Dengan demikian, kita bisa lihat bentuk mega mendung selalu terbentuk dari lengkungan kecil yang bergerak membesar keluar dan pada akhirnya harus kembali lagi menjadi putaran kecil, tetapi tidak boleh terputus. (Ragam Batik Indonesia)
Motif mega mendung bisa juga melambangkan
pembawa hujan yang di nanti-natikan sebagai pembawa kesuburan dan
pemberi kehidupan. Motif ini didominasi dengan warna biru, mulai biru
muda hingga biru tua. Warna biru tua menggambarkan awan gelap yang
mengandung air hujan, pemberi penghidupan, sedangkan warna biru muda
melambangkan semakin cerahnya kehidupan. (Kriyalea).
Jadi bisa dikatakan
bahwa kekhasan motif mega mendung tidak saja pada motifnya yang berupa
gambar menyerupai awan dengan warna-warna tegas, tetapi juga nilai-nilai
filosofi yang terkandung di dalam motifnya. Hal ini berkaitan erat
dengan sejarah lahirnya batik secara keseluruhan di Cirebon.
Sejarah timbulnya motif megamendung berdasarkan buku dan literatur yang ada selalu mengarah pada sejarah kedatangan bangsa China ke wilayah Cirebon. Hal ini tidak mengherankan karena pelabuhan Muara Jati di Cirebon merupakan tempat persinggahan para pendatang dari dalam dan luar negeri. Tercatat jelas dalam sejarah, bahwa Sunan Gunung Jati yang menyebarkan agama Islam di wilayah Cirebon pada abad ke-16, menikahi Ratu Ong Tien dari China. Beberapa benda seni yang dibawa dari China seperti keramik, piring dan kain berhiaskan bentuk awan. (Presiden)
Terlepas dari makna filosofis bahwa mega mendung melambangkan kehidupan manusia secara utuh sehingga bentuknya harus menyatu, ditinjau sisi produksi memang mengharuskan bentuk garis lengkung mega mendung bertemu pada satu titik lengkung berikutnya agar pewarnaan bisa lebih mudah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar