Manga Gensō Suikoden III - The Successor of Fate. Tak jauh dari desa Chisha serombongan kecil orang; Hugo, nenek Sana, Geddoe, Jacques, Joker, Ace, Queen dan Aila melintasi bukit. Anak buah Geddoe tak henti-hentinya bercanda dalam perjalanan, tak hanya ejekan, kadang candaan fisik yang kasar. Hugo merasa heran, karena Geddoe dan kawan-kawan adalah orang bayaran Harmonia, tapi tak segan membantu kesulitan orang-orang Grassland.
Dalam perjalanan, Aila pun bercerita kepada Hugo tentang penduduk Karaya yang selamat dari maut sekarang ada dibawah perlindungan suku Lizard. Dan beberapa yang tak sempat menyelamatkan diri aau terselamatkan karena terlahap api diantaranya adalah kakeknya Kasaru, Shuku, Lulu dan Keluarganya Daiba, yang semuanya sejumlah 10 orang. Dan ketika Hugo berkeluh kesah patah semanga, Aila tiba-tiba marah meledak sambil berkata : "Kau ini putra kepala suku Karaya khan? Nggak boleh menyerah seperti itu."
Geddoe yang sedari awal menyisir jalan paling depan memberi kode untuk berhenti. Tiba-tiba seekor monster kepiting (Kani Punch) menghadang mereka. Hugo dan Geddoe bertarung melawannya. Tapi mendadak ditengah pertarungan Kani Punch hancur seelah disembur api dari mulut naga Bright, naga tunggangan Futch dan Sharon.
Dan mereka pun berkenalan satu sama lain.
Futch menceritakan baru saja melewati desa Chisha yang diduduki tentara Harmonia, dan ia menasehati Hugo dan kawan-kawan untuk tidak mendekat.
Tiba-tiba Fubar yang seharusnya berjaga di desa Chisha datang menemui Hugo dengan anak panah menancap dipahanya. Akhirnya Geddoe memutuskan untuk memecah rombongan. Geddoe dan anak buahnya akan mengumpulkan informasi dan bergabung dengan tentara Harmonia. Hugo, nenek Sana dan Aila menuju desa suku Duck dengan ditemani Futch, Sharon dan Bright. (sumber : Manga Gensō Suikoden III - The Successor of Fate 6, karya Aki Shimizu; Kadokawa Corporation; Tokyo Japan 2002).
Dalam perjalanan, Aila pun bercerita kepada Hugo tentang penduduk Karaya yang selamat dari maut sekarang ada dibawah perlindungan suku Lizard. Dan beberapa yang tak sempat menyelamatkan diri aau terselamatkan karena terlahap api diantaranya adalah kakeknya Kasaru, Shuku, Lulu dan Keluarganya Daiba, yang semuanya sejumlah 10 orang. Dan ketika Hugo berkeluh kesah patah semanga, Aila tiba-tiba marah meledak sambil berkata : "Kau ini putra kepala suku Karaya khan? Nggak boleh menyerah seperti itu."
Geddoe yang sedari awal menyisir jalan paling depan memberi kode untuk berhenti. Tiba-tiba seekor monster kepiting (Kani Punch) menghadang mereka. Hugo dan Geddoe bertarung melawannya. Tapi mendadak ditengah pertarungan Kani Punch hancur seelah disembur api dari mulut naga Bright, naga tunggangan Futch dan Sharon.
Dan mereka pun berkenalan satu sama lain.
Futch menceritakan baru saja melewati desa Chisha yang diduduki tentara Harmonia, dan ia menasehati Hugo dan kawan-kawan untuk tidak mendekat.
Tiba-tiba Fubar yang seharusnya berjaga di desa Chisha datang menemui Hugo dengan anak panah menancap dipahanya. Akhirnya Geddoe memutuskan untuk memecah rombongan. Geddoe dan anak buahnya akan mengumpulkan informasi dan bergabung dengan tentara Harmonia. Hugo, nenek Sana dan Aila menuju desa suku Duck dengan ditemani Futch, Sharon dan Bright. (sumber : Manga Gensō Suikoden III - The Successor of Fate 6, karya Aki Shimizu; Kadokawa Corporation; Tokyo Japan 2002).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar