Sejak kecil aku sudah terbiasa mendengarkan lagu Nat King Cole, Pat Bone, The Carpenters, Andy Williams, Beatles, The Rolling Stones dan penyanyi lain yang sejaman ataupun sesudahnya dari koleksi kaset almarhum bapak. Seiring berjalannya waktu akupun terbiasa dengan dengungan musik, mulai dari dangdut sampai jazz. Seiring pendewasaan hidup, selera musik pun mengerucut pada memilih tema dan lirik yang bermanfa'at.
Tahun pun berlalu, Allah ta'ala pun terus membukakan pintu-pintu kebaikan yang tak pernah putus. Dan aku ingin memahami musik, nyanyian, lagu atau apalah seperti pemahaman amirul mukminin Umar bin Khattab رَضِيَ اللََّهُ عَنْه dengan dasar utama karena beliau adalah generasi sahabat, “Sebaik-baik manusia adalah generasiku (para sahabat) kemudian generasi
berikutnya (tabi’in) kemudian generasi berikutnya (tabiu’t tabi’in)”
(HR. Bukhari dan Muslim).
Di dalam buku "al-Faruq 'Umar"-nya Muhammad Husain Haekal,diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Februari 2011, halaman 670 dikisahkan bahwa, "Ada serombongan anak muda pergi dalam sebuah kafilah, Umar, Usman dan
Ibn Abbas termasuk di antaranya, dan ada pula Rabah al-Fihri, orang yang
pandai memicu binatang dengan nyanyiannya. Menjelang malam, anak-anak
muda itu meminta Rabah menyanyi, tetapi dia menolak dengan mengatakan :
“Bersama Umar?” Kata mereka : Menyanyilah, kalau dia melarang ya
berhenti. Dia pun mulai memacu dengan menyanyi. Ternyata Umar tidak
keberatan, malah ia ikut menyanyi. Setelah memasuki fajar, kata Umar :
Berhentilah, sekarang tiba saat zikir. Malam kedua pemuda-pemuda itu
memintanya lagi menyanyi. Ketika ia menolak karena takut kepada Umar
mereka berkata : Menyanyilah lagi, kalau dia melarang berhentilah. Umar
pun ikut sampai waktu menjelang fajar ia berkata : Sudahlah! Sudah tiba
saat zikir. Pada malam ketiga pemuda-pemuda itu meminta Rabah
menyanyikan nyanyian biduanita. Begitu baru dia memulai Umar berteriak :
Berhenti, ini akan membuat orang lupa daratan!"
Yupz..., sing a song atau apapun yang serupa bagiku kini mesti menimbang manfaat. Akankah membawa manfaat bagi penjagaan jalan ke akhirat?
Tidak terlalu overdosis alias berlebihan, sehingga nampak kecanduan memabukkan, karena Nabi ﷺ pun me-wanti-wanti bahwa; “Tiap-tiap yang memabukkan itu adalah khamar, dan tiap-tiap yang memabukkan itu haram”. (HR. Muslim).
Kejayaan khilafah Islamiyyah digambarkan oleh Da Huan seorang Cina sekitar 801 M yang pernah berjalan-jalan di Baghdad menceritakan bahwa; ".... Mereka tidak meminum anggur dan tidak mendengarkan musik ...".
-------------------
Inspirasi :
Umar bin Khattab, Muhammad Husain Haekal,diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Februari 2011, halaman 670.
Tarjamah Bulughul Maram, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabul Hudud, halaman 465.
Muhammad Al-Fatih 1453, Felix Y. Siauw; terbitan Al-Fatih Press, Jakarta Utara; Cetakan ke-7, Juni 2014, halaman 118.
Baca juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar