Photo : Anneahira |
Mengapa dinamakan "kehormatan"?, karena dengan itu wanita mulia, terpandang karena bernilai, berharga untuk dijaga. Karena "kehormatan" itu tiada datang dua kali, karena itu yang menjaganya terhormat lahir batin. Tidak dikatakan menjaga "kehormatan" bila menantang bahaya, karena ia terlalu bernilai untuk dipertaruhkan.
Lelaki yang mengambil "kehormatan" dengan pernikahan itu terhormat, selainnya hanyalah menambah kehinaan baginya dan bagi wanita.
Katakanlah kepada lelaki yang beriman : "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya.." (QS. 24 : 30), itu "kehormatan".
Katakanlah kepada wanita yang beriman : "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya.." (QS. 24 : 31), itu "kehormatan".
Lelaki terhormat mengambil "kehormatan" dengan pernikahan, atau secara kesatria mundur dan mempersilakan. Wanita terhormat memantaskan diri, mematut diri dan merayu Allah agar memberinya lelaki yang pandai menjaga "kehormatan" diri.
Semakin dekat dengan lelaki yang bukan mahram, maka warna "kehormatan" wanita akan semakin kelam. tak pernah dirayu, tak pernah tersentuh, tinggi "kehormatan" dirinya, hanya untuk yang mukmin dia disedia
Ustadz Felix Siauw; 21 Januari 2015 M.
Lelaki yang mengambil "kehormatan" dengan pernikahan itu terhormat, selainnya hanyalah menambah kehinaan baginya dan bagi wanita.
Katakanlah kepada lelaki yang beriman : "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya.." (QS. 24 : 30), itu "kehormatan".
Katakanlah kepada wanita yang beriman : "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya.." (QS. 24 : 31), itu "kehormatan".
Lelaki terhormat mengambil "kehormatan" dengan pernikahan, atau secara kesatria mundur dan mempersilakan. Wanita terhormat memantaskan diri, mematut diri dan merayu Allah agar memberinya lelaki yang pandai menjaga "kehormatan" diri.
Semakin dekat dengan lelaki yang bukan mahram, maka warna "kehormatan" wanita akan semakin kelam. tak pernah dirayu, tak pernah tersentuh, tinggi "kehormatan" dirinya, hanya untuk yang mukmin dia disedia
Ustadz Felix Siauw; 21 Januari 2015 M.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar