Dalam buku Ibadah dan Kekuatan Do’a tulisan M. Yunan Nasution diterangkan bahwa Ibrahim bin Adham, seorang Ulama yang terkemuka pada abad ke-VII merincikan 10 sebab-sebab doa-doa tidak diperkenankan, yaitu
- Kamu mengaku mengenal Tuhan, tapi tidak kamu penuhi hak-hakNya. Artinya, tidak kamu sembah Dia sebagaimana mestinya.
- Kamu membaca Al-Quran, tapi tidak kamu amalkan isi-isinya. Jadi, hanya disimpan menjadi ‘azimat, atau kalau dibaca, hanya dilagu-lagukan, tanpa berusaha memahamkan isinya.
- Kamu berdo’a cinta kepada Rasulullah, tapi tidak kamu jalankan sunnahnya. Artinya, kamu beramal tanpa ilmu, hanya menurut tradisi dan lain-lain.
- Kamu berdo’a menjadi musuh syaithan, tapi kamu patuh kepadanya. Maksudnya, kamu hanya dikuasai oleh syaithan dan hawa nafsü kamu, bukan kamu yang menguasainya.
- Kamu berdo’a untuk melepaskan diri dari neraka, tapi kamu lemparkan sendiri dirimu kedalamnya. Artinya, tidak mau mengerjakan yang ma’ruf, tapi selalu bergelimang dengan perbuatan dosa dan maksiat.
- Kamu berdo’a untuk masuk sorga, tapi tidak beramal. Maksudnya, tidak mengatur persiapan-persiapan yang merupakan bakal untuk masuk sorga.
- Kamu katakan bahwa kematian itu pasti datang. tapi kamu tidak mempersiapkan diri menghadapinya.
- Kamu sibuk mengurus aib saudaramu, tapi kamu tidak melihat aib sendiri. Artinya, hanya bisa menunjuk-nunjuk kekurangan orang lain, tapi tidak melakukan mawasdiri (introspeksi).
- Kamu makan nikmat Tuhan-mu, tapi kamu tidak bersyukur kepada-Nya. Maksudnya, tidak tahu berterimakasih, hanya mau menerima saja.
- Kamu kuburkan orang yang meninggal dunia, tapi tidak kamu tarik ibarat (pelajaran) dari peristiwa itu. Artinya, tatkala mengiringkan dan memakamkan jenazah, haruslah semakin ingat kepada kematian dan mempersiapkan diri menghadapinya.
Menurut saya perlu ditambahkan pula, kita mesti menjaga apa-apa yang kita makan. Di jaman yang sulit bagi kaum Muslimin sekarang ini, sulit dalam hal pengawasan atau pengawalan proses dan pemilihan bahan produk-produk olahan jadi dari negara-negara non Muslim ataupun dari pengusaha-pengusaha non Muslim, kita mesti berpegang teguh kepada QS Al-Maidah ayat 3, yaitu :
"Diharamkan atas kamu (makan) bangkai, dan darah, dan daging babi, dan apa-apa yang disembelih karena yang lain dari Allah; dan yang (mati) dicekek, dan yang (mati) dipukul, dan yang (mati) jatuh dari atas, dan yang (mati) ditanduk dan yang (mati) ditokak binatang buas, kecuali barang yang kamu (sempat) sembelih, dan (binatang) yang disembelih di atas nushub (yaitu di tempat sembelihan yang tertentu buat berhala), …………….., maka sesungguhnya Allah itu Pengampun, Penyayang".
dan hendaknya kita menjaga makanan sembelihan yang tidak disebut "Bismillah", karena nabi mencontohkan ".... dan diwaktu menyembelih binatang. Nabi perintahkan "menyebut nama Allah" (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan tetap berpegang pada ayat Al-Qur'an dan Sunnah diatas pastinya kita tidak akan mengkonsumsi yang telah Allah haramkan, dengan harapan semoga do'a-do'a kita DIIJABAH ALLAH. Adakah yang lenih membahagiakan selain dari itu?
----------
PUSTAKA ACUAN
Tafsir Qur'an "AL FURQAN", A. Hassan, Penerbit Al-Ikhwan Surabaya, Cetakan Kedua 1986
Dalam buku Ibadah dan Kekuatan Do’a, M. Yunan Nasution, Penerbit Ramadhani Sala, halaman 48-51
Soal-Jawab Tentang Berbagai Masalah Agama jilid III, A. Hassan, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, 1977, bab 9 Makanan-Minuman dan Sembelihan halaman 1107-1110
Tidak ada komentar:
Posting Komentar