Nama lengkapnya Abu Muhammad Abdurahman bin Auf Bin Abdi Lu’ay. Namanya pada masa jahiliyah Abdu Amru. Ada pula yang menyebutnya Abdul Harits dan Abdul Ka’bah. Setelah masuk Islam Rasulullah SAW memanggilnya Abdurrahman ibunya adalah Syifa binti Auf, termasuk yang masuk Islam dan mengikuti hijrah.
Abdurrahman bin Auf Radhiallahu Anhu telah masuk Islam sebelum Rasulullah SAW membina para sahabatnya di Darul Arqam. Beliau dua kali hijrah ke Habasyah dan mengikuti seluruh peristiwa (pertempuran) pada masa Rasulullah SAW dan termasuk yang tegar bersama Rasulullah SAW pada peristiwa Uhud.
Salah satu keistimewaan Abdurrahman bin Auf adalah ia pernah mengimami Rasulullah SAW dalam shalat. Yaitu pada peristiwa perang Tabuk. Rasulullah SAW pergi untuk bersuci. Setelah kembali, beliau mendapati orang-orang sudah pada shalat satu raka’at bersama Abdurrahman bin Auf. Segera saja Rasulullah menyusul. Setelah selesai, Rasulullah SAW bersabda, ”Tidak akan diwafatkan seorang Nabi kecuali Ia telah sholat di belakang orang shaleh dan ummatnya.”
Abdurrahman bin Auf berhidung mancung, tinggi ramping dan agak bungkuk. Ibnu Ishak berkomentar: ”Dua giginya tanggal, kakinya pincang karena terluka pada peristiwa Uhud dan di sekujur badannya ada lebih 20 bekas luka akibat berbagai pertempuran yang diikuti olehnya.”
Sahabat Anas bin Malik bercerita, ketika Aisyah radhiallahu Anha berada di rumah, ia mendengar suara gaduh di Madinah. Beliau berkata: ”Ada apa ini? Mereka menjawab: Rombongan onta milik Abdurrahman bin Auf tiba di Syam. Jumlahnya 500 onta sarat dengan muatan. Aisyah radhiallahu ‘Anha berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: ”Aku melihat Abdurrahman bin Auf masuk syurga dengan merangkak”.
Maka orang-orang yang mendengar apa yang dituturkan Aisyah radhiallahu Anha itu menyampaikan kepada Abdurrahman bin Auf. Lalu beliau mendatangi dan menanyakan kepada Aisyah ra tentang perkara itu. Kemudian beliau bersumpah : “Sungguh aku bersaksi di hadapanmu (Aisyah radhiallahu ‘Anha) bahwa onta dengan seluruh muatannya aku infakkan di jalan Allah Taala.
Az Zuhry berkata:”Abdurrahman bin Auf menginfakkan separuh hartanya pada masa Rasulullah SAW sejumlah 4000, kemudian berinfak sejumlah 40.000. lalu 40.000 lagi. a juga menginfakkan 500 kuda dan 1500 onta untuk keperluan perang di jalan Allah. Seluruh hartanya tersebut dihasilkan dari perdagangan”.
Saad bin Ibrahim radhiallahu Anhu berkisah: (dari ayahnya) bahwa Abdurrahman bin Auf suatu Ketika disuguhi makanan sedang ia dalam keadaan puasa maka ia berkata “Mushab bin Umar padahal lebih baik (dariku) dikafani dengan kain yang bila ditarik untuk menutup kepalanya kakinya terbuka dan jika ditarik untuk menutup kakinya kepala yang terbuka. Beliau juga berkata : “Ketika Hamzah terbunuh (sedangkan Ia lebih baik dariku) hanya tertutup selembar kain untuk mengkafaninya sedangkan dunia dihamparkan selebar-lebarnya untukku, Aku takut, ini adalah kebaikan yang Allah Ta‘ala dahulukan bagiku (di dunia) sementara di akherat tidak mendapat apa-apa”. Kemudia beliau menangis dan meninggalkan makanan tersebut (Shahih Bukhori, bab Perang Uhud, V/30)
Abdurrahman bin Auf Radhiallahu Anhu telah masuk Islam sebelum Rasulullah SAW membina para sahabatnya di Darul Arqam. Beliau dua kali hijrah ke Habasyah dan mengikuti seluruh peristiwa (pertempuran) pada masa Rasulullah SAW dan termasuk yang tegar bersama Rasulullah SAW pada peristiwa Uhud.
Salah satu keistimewaan Abdurrahman bin Auf adalah ia pernah mengimami Rasulullah SAW dalam shalat. Yaitu pada peristiwa perang Tabuk. Rasulullah SAW pergi untuk bersuci. Setelah kembali, beliau mendapati orang-orang sudah pada shalat satu raka’at bersama Abdurrahman bin Auf. Segera saja Rasulullah menyusul. Setelah selesai, Rasulullah SAW bersabda, ”Tidak akan diwafatkan seorang Nabi kecuali Ia telah sholat di belakang orang shaleh dan ummatnya.”
Abdurrahman bin Auf berhidung mancung, tinggi ramping dan agak bungkuk. Ibnu Ishak berkomentar: ”Dua giginya tanggal, kakinya pincang karena terluka pada peristiwa Uhud dan di sekujur badannya ada lebih 20 bekas luka akibat berbagai pertempuran yang diikuti olehnya.”
Sahabat Anas bin Malik bercerita, ketika Aisyah radhiallahu Anha berada di rumah, ia mendengar suara gaduh di Madinah. Beliau berkata: ”Ada apa ini? Mereka menjawab: Rombongan onta milik Abdurrahman bin Auf tiba di Syam. Jumlahnya 500 onta sarat dengan muatan. Aisyah radhiallahu ‘Anha berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: ”Aku melihat Abdurrahman bin Auf masuk syurga dengan merangkak”.
Maka orang-orang yang mendengar apa yang dituturkan Aisyah radhiallahu Anha itu menyampaikan kepada Abdurrahman bin Auf. Lalu beliau mendatangi dan menanyakan kepada Aisyah ra tentang perkara itu. Kemudian beliau bersumpah : “Sungguh aku bersaksi di hadapanmu (Aisyah radhiallahu ‘Anha) bahwa onta dengan seluruh muatannya aku infakkan di jalan Allah Taala.
Az Zuhry berkata:”Abdurrahman bin Auf menginfakkan separuh hartanya pada masa Rasulullah SAW sejumlah 4000, kemudian berinfak sejumlah 40.000. lalu 40.000 lagi. a juga menginfakkan 500 kuda dan 1500 onta untuk keperluan perang di jalan Allah. Seluruh hartanya tersebut dihasilkan dari perdagangan”.
Saad bin Ibrahim radhiallahu Anhu berkisah: (dari ayahnya) bahwa Abdurrahman bin Auf suatu Ketika disuguhi makanan sedang ia dalam keadaan puasa maka ia berkata “Mushab bin Umar padahal lebih baik (dariku) dikafani dengan kain yang bila ditarik untuk menutup kepalanya kakinya terbuka dan jika ditarik untuk menutup kakinya kepala yang terbuka. Beliau juga berkata : “Ketika Hamzah terbunuh (sedangkan Ia lebih baik dariku) hanya tertutup selembar kain untuk mengkafaninya sedangkan dunia dihamparkan selebar-lebarnya untukku, Aku takut, ini adalah kebaikan yang Allah Ta‘ala dahulukan bagiku (di dunia) sementara di akherat tidak mendapat apa-apa”. Kemudia beliau menangis dan meninggalkan makanan tersebut (Shahih Bukhori, bab Perang Uhud, V/30)
--------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar