يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰ تِجٰرَةٍ تُنجِيكُم مِّنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
Hai orang-orang yang beriman, sukalah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (QS. 61 : 10).
تُؤْمِنُونَ بِاللَّـهِ
وَرَسُولِهِۦ وَتُجٰهِدُونَ فِى سَبِيلِ اللَّـهِ
بِأَمْوٰلِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ ۚ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ
إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, (QS. 61 : 11).
يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
وَيُدْخِلْكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا
الْأَنْهٰرُ وَمَسٰكِنَ طَيِّبَةً فِى جَنّٰتِ عَدْنٍ ۚ
ذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam syurga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam syurga 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar. (QS. 61 : 12). Tafsir Ayat
QS. 61 : 10. Hai orang-orang yang beriman, sukalah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?
QS. 61 : 11. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya,
Latar Belakang Turunnya Ayat QS. 60 : 10 - 11
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa para Shahabat ingin mengetahui amal yang paling dicintai oleh Allah dan yang lebih afdlal (utama). Maka turunlah ayat ini (QS. 61 : 10, 11) yang menegaskan bahwa berjihad adalah amal yang utama. Tapi ternyata mereka segan berjihad sehingga mereka diberi peringatan oleh Allah swt. karena menyalahi ucapannya dengan turun ayat 2 dan 3 surat 61. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumbar dari Abi Shalih. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Hatim dan Ali yang bersumber dari Ibnu Abbas.
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ketika turun ayat “ya ayyuhai ladzuna amanu hal adullukum ‘ala tijaratin tunjikum min adzabin alim” (QS. 61 : 10). Kaum Muslimin berkata: “Sekiranya kami tahu apa yang dimaksudkan tijarah itu pasti kami akan ikut serta memberikan harta benda dan ahli famili”. Maka Allah menurunkan ayat selanjutnya (QS. 61 : 11) yang menjelaskan bahwa tijarah itu ialah beriman kepada Allah dan berjihad di jalan-Nya. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Sa’id bin Jubair.
QS. 61 : 12. niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam syurga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam syurga 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar.
Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam bukunya "Mukhtashar Zadul Maad", halaman 207 - 208, menuturkan bahwa Allah mengaitkan keselamatan dari nereka, ampunan dosa dan masuk syurga dengan jihad, "Hai orang-orang yang beriman, sukalah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, (QS. Ash-Shaff (61) : 10-12). Allah mengabarkan, jika suka melakukan hal ini, maka Allah akan memberikan apa yang mereka sukai, yaitu berupa pertolongan dan kemenangan yang dekat waktunya. Bahkan Allah membeli diri dan harta serta akan memberikan ganti berupa surga. "Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang Mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka." (QS. At-Taubah (9) : 11).
Allah menguatkan janji ini, bahwa tidak ada yang bisa memenuhi janji tersebut selain Allah sendiri. Allah juga menguatkannya dengan memerintahkan mereka untuk menerima kabar gembira ini, seraya memberitahukan bahwa itulah keuntungan yang besar. Allah-lah yang membeli, lalu memberikan harga berupa surga. Satu barang dari jual beli ini telah dipersiapkan untuk suatu urusan dengan amat besar. Maskawin surga dan cinta adalah yang akan Allah beli dari orang-orang Mukmin.
---------------------------------
Bibliography :
Al Qur'aan dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Depag, Pelita II/ 1978/ 1979, halaman 929 - 930.
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 519 - 521.
Mukhtashar Zadul Maad, Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Penerbit Pustaka Azzam, Cetakan Pertama, Pebruari 1999.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar