Yang dapat menopang kesabaran diantaranya merenungi dengan seksama perjalanan hidup orang-orang yang sabar dalam menghadapi penindasan dan penganiayaan, khususnya mereka para mujahid da’wah, para nabi dan rasul pembawa risalah Allah dan orang-orang pilihan kesayangan Allah.
Kehidupan dan perjuangan mereka menjadi suri teladan dan pelajaran bagi umat sesudah mereka. Ayat-ayat yang turun di Mekkah banyak meriwayatkan penjuangan para nabi. Bahkan diulang-ulang dalam beberapa surat sebagai pelipur dan penghibur bagi Muhammad SAW dan kaum beriman. Juga sebagai penguat batin dalam menghadapi musuh-musuh da’wah yang kuat perlawanannya dan banyak jumlahnya.
Firman Allah SWT. :
”Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman” (QS Huud : 120).
”Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) Rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka bersabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat merubah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu” (Al An’aam : 34)
”Mengapa kami tidak akan bertawakkal kepada Allah padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal itu berserah diri.” (QS Ibrahim : 12).
Para Rasul yang menyeru kepada tauhid dan jalan Allah, Selalu diancam kaumnya dengan pembuangan dan pengusiran atau kembali kepada pengabdian berhala dan mengikuti kesesatan mereka.
Nabi Syu’aib menasehati kaumnya dengan ucapan dan dialog yang mengesankan dan mengharukan dan mengakhiri ucapannya dengan :
”Jika ada segolongan dari kamu beriman kepada apa yang aku diutus untuk menyampaikannya dan ada (pula) segolongan yang tidak beriman, maka bersabarlah, hingga Allah menetapkan hukumnya di antara kita, dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya.” (QS Al A’raaf: 87).
Tetapi apa jawaban kaumnya?
”Pemuka-pemuka dari kaum Syu‘aib yang menyombongkan diri berkata : “Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Syu‘aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dan kota kami, atau kamu kembali pada agama kami, Berkata Syu‘aib ”Dan apakah (kamu akan mengusir kami). kendatipun kami tidak menyukainya?” (Al A’raaf : 88).
Kaum Nabi Luth-pun melakukan perbuatan yang sama. Mereka berseru :
”Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan mengatakan : ”Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu; karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang mendakwakan dirinya bersih” (An Naml : 56).
Apabila pada suatu saat Rasulullah SAW bersedih dan bersempit dada karena perbuatan dan tipu daya orang-orang kafir, maka dengan mengingat kesabaran Rasul-rasul hilanglah kesedihan beliau dan kembali kuat tekadnya.
Firman Allah kepada beliau :
”Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutllah petunjuk mereka” (Al An’aam : 90)
Sahabat Al Khobbab Ibnul Arts datang kepada Rasulullah SAW. Mengeluh tentang gangguan dan fitnah-fitnah orang-orang kafir terhadap Islam dan dirinya serta saudara-saudaranya yang tertindas dan berkata :
”Ya Rasulullah, tidakkah Rasulullah mohon pertolongan Allah untuk kita dan untuk kemenangan kita?”. Rasulullah SAW menjawab “Orang-orang sebelum kamu ada yang dikubur hidup-hidup, ada yang dibelah dua tubuhnya dari ujung kepala dengan gergaji, ada yang digaruk (disisir) tubuhnya dengan sisir besi yang tajam hingga terpisah daging dan tulang, tetapi semua itu tidak mampu mengeluarkan mereka dari diennya. Demi Allah, Allah menghendaki hal itu sehingga seorang pergi dari Shon’a ke Handramaut tanpa ada yang ditakuti kecuali Allah atau serigala yang mengancam iringan dombanya. Tetapi kalian terburu-buru” (Riwayat Imam Bukhori dan lain-lain).
---------
AL-QURAN MENYURUH KITA SABAR, Dr. Yusuf Qordhowi, Penerbit Gema Insani Press Jakarta,Cetakan kedua Nopember 1989, halaman 98 - 100
Kehidupan dan perjuangan mereka menjadi suri teladan dan pelajaran bagi umat sesudah mereka. Ayat-ayat yang turun di Mekkah banyak meriwayatkan penjuangan para nabi. Bahkan diulang-ulang dalam beberapa surat sebagai pelipur dan penghibur bagi Muhammad SAW dan kaum beriman. Juga sebagai penguat batin dalam menghadapi musuh-musuh da’wah yang kuat perlawanannya dan banyak jumlahnya.
Firman Allah SWT. :
”Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman” (QS Huud : 120).
”Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) Rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka bersabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat merubah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu” (Al An’aam : 34)
”Mengapa kami tidak akan bertawakkal kepada Allah padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal itu berserah diri.” (QS Ibrahim : 12).
Para Rasul yang menyeru kepada tauhid dan jalan Allah, Selalu diancam kaumnya dengan pembuangan dan pengusiran atau kembali kepada pengabdian berhala dan mengikuti kesesatan mereka.
Nabi Syu’aib menasehati kaumnya dengan ucapan dan dialog yang mengesankan dan mengharukan dan mengakhiri ucapannya dengan :
”Jika ada segolongan dari kamu beriman kepada apa yang aku diutus untuk menyampaikannya dan ada (pula) segolongan yang tidak beriman, maka bersabarlah, hingga Allah menetapkan hukumnya di antara kita, dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya.” (QS Al A’raaf: 87).
Tetapi apa jawaban kaumnya?
”Pemuka-pemuka dari kaum Syu‘aib yang menyombongkan diri berkata : “Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Syu‘aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dan kota kami, atau kamu kembali pada agama kami, Berkata Syu‘aib ”Dan apakah (kamu akan mengusir kami). kendatipun kami tidak menyukainya?” (Al A’raaf : 88).
Kaum Nabi Luth-pun melakukan perbuatan yang sama. Mereka berseru :
”Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan mengatakan : ”Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu; karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang mendakwakan dirinya bersih” (An Naml : 56).
Apabila pada suatu saat Rasulullah SAW bersedih dan bersempit dada karena perbuatan dan tipu daya orang-orang kafir, maka dengan mengingat kesabaran Rasul-rasul hilanglah kesedihan beliau dan kembali kuat tekadnya.
Firman Allah kepada beliau :
”Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutllah petunjuk mereka” (Al An’aam : 90)
Sahabat Al Khobbab Ibnul Arts datang kepada Rasulullah SAW. Mengeluh tentang gangguan dan fitnah-fitnah orang-orang kafir terhadap Islam dan dirinya serta saudara-saudaranya yang tertindas dan berkata :
”Ya Rasulullah, tidakkah Rasulullah mohon pertolongan Allah untuk kita dan untuk kemenangan kita?”. Rasulullah SAW menjawab “Orang-orang sebelum kamu ada yang dikubur hidup-hidup, ada yang dibelah dua tubuhnya dari ujung kepala dengan gergaji, ada yang digaruk (disisir) tubuhnya dengan sisir besi yang tajam hingga terpisah daging dan tulang, tetapi semua itu tidak mampu mengeluarkan mereka dari diennya. Demi Allah, Allah menghendaki hal itu sehingga seorang pergi dari Shon’a ke Handramaut tanpa ada yang ditakuti kecuali Allah atau serigala yang mengancam iringan dombanya. Tetapi kalian terburu-buru” (Riwayat Imam Bukhori dan lain-lain).
---------
AL-QURAN MENYURUH KITA SABAR, Dr. Yusuf Qordhowi, Penerbit Gema Insani Press Jakarta,Cetakan kedua Nopember 1989, halaman 98 - 100
Tidak ada komentar:
Posting Komentar