Allah berfirman : (QS. Al-Baqarah 170)
“Dan bila kepada mereka dikatakan, “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah”. Mereka menjawab, “Tidak, tetapi kami mengikuti apa yang kami dapatkan dari leluhur kami”. Apakah mereka akan mengikuti juga sekalipun leluhur mereka itu tidak mengetahui sesuatu pun dan tidak mendapat petunjuk?”
Sebagaimana tersebut dalam peristiwa perpindahan kiblat, yang tercantum pada QS. Al Baqarah 142, bahwa kaum Yahudi mengingkari kebenaran perintah Allah untuk berpindah kiblat ke Ka’bah. Penolakan mereka ini semata-mata beralasan kepada tradisi leluhur mereka.
Kemudian di dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa, golongan musyrik, termasuk kaum Yahudi ini apabila menerima ajakan untuk mengikuti wahyu-wahyu Ilahi, mereka selalu menolak. Alasannya ialah, bahwa mereka tetap mengikuti langkah-langkah nenek moyang dan tradisi leluhur. Mereka selalu bersikap membeo dan taklid. Kata-kata populer yang selalu mereka jadikan pegangan; “Kami selama ini hanya mengenal ajaran yang diwariskan para leluhur dan para pemimpin kami yang terpandang,”
Ungkapan-ungkapan dan kata-kata semacam ini selalu kita dapatkan pada segolongan manusia yang menolak seruan-seruan untuk berpegang kepada firman Allah dan sabda Rasul-Nya.
Dalam ayat ini diberikan peringatan kepada bangsa Yahudi dan golongan manusia sejenisnya, yaitu apakah mereka patut mengikuti tradisi leluhur di dalam segala bidang, sekalipun mereka dahulu sesat aqidah dan ibadahnya? Patutkah mereka menolak dalil yang masuk akal dan ibadahnya? Patutkah mereka menolak dalil yang masuk akal dan firman-firman Tuhan yang menerangkan masalah aqidah dan ibadah?
Kepada golongan musyrik dan bangsa Yahudi yang bersikap fanatik terhadap warisan leluhur dikatakan sebagai perbuatan mengikuti langkah setan. Padahal sebenarnya yang mereka ikuti adalah tingkah laku para pemimpin mereka yang menganjurkan pelestarian warisan leluhur dan tradisi nenek moyang. Ini berarti bahwa taklid kepada peninggalan leluhur adalah merupakan perbuatan setan itu sendiri. Dengan demikian bangsa Yahudi yang fanatik terhadap tradisi dan leluhurnya adalah pengikut-pengikut setan.
--------
76 Karakter Yahudi dalam Al-Qur’an karya Syaikh Mustafa Al-Maraghi, penyusun Drs. M. Thalib, Penerbit CV. Pustaka Mantiq Solo, cetakan pertama April 1989, halaman 97 - 98
“Dan bila kepada mereka dikatakan, “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah”. Mereka menjawab, “Tidak, tetapi kami mengikuti apa yang kami dapatkan dari leluhur kami”. Apakah mereka akan mengikuti juga sekalipun leluhur mereka itu tidak mengetahui sesuatu pun dan tidak mendapat petunjuk?”
Sebagaimana tersebut dalam peristiwa perpindahan kiblat, yang tercantum pada QS. Al Baqarah 142, bahwa kaum Yahudi mengingkari kebenaran perintah Allah untuk berpindah kiblat ke Ka’bah. Penolakan mereka ini semata-mata beralasan kepada tradisi leluhur mereka.
Kemudian di dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa, golongan musyrik, termasuk kaum Yahudi ini apabila menerima ajakan untuk mengikuti wahyu-wahyu Ilahi, mereka selalu menolak. Alasannya ialah, bahwa mereka tetap mengikuti langkah-langkah nenek moyang dan tradisi leluhur. Mereka selalu bersikap membeo dan taklid. Kata-kata populer yang selalu mereka jadikan pegangan; “Kami selama ini hanya mengenal ajaran yang diwariskan para leluhur dan para pemimpin kami yang terpandang,”
Ungkapan-ungkapan dan kata-kata semacam ini selalu kita dapatkan pada segolongan manusia yang menolak seruan-seruan untuk berpegang kepada firman Allah dan sabda Rasul-Nya.
Dalam ayat ini diberikan peringatan kepada bangsa Yahudi dan golongan manusia sejenisnya, yaitu apakah mereka patut mengikuti tradisi leluhur di dalam segala bidang, sekalipun mereka dahulu sesat aqidah dan ibadahnya? Patutkah mereka menolak dalil yang masuk akal dan ibadahnya? Patutkah mereka menolak dalil yang masuk akal dan firman-firman Tuhan yang menerangkan masalah aqidah dan ibadah?
Kepada golongan musyrik dan bangsa Yahudi yang bersikap fanatik terhadap warisan leluhur dikatakan sebagai perbuatan mengikuti langkah setan. Padahal sebenarnya yang mereka ikuti adalah tingkah laku para pemimpin mereka yang menganjurkan pelestarian warisan leluhur dan tradisi nenek moyang. Ini berarti bahwa taklid kepada peninggalan leluhur adalah merupakan perbuatan setan itu sendiri. Dengan demikian bangsa Yahudi yang fanatik terhadap tradisi dan leluhurnya adalah pengikut-pengikut setan.
--------
76 Karakter Yahudi dalam Al-Qur’an karya Syaikh Mustafa Al-Maraghi, penyusun Drs. M. Thalib, Penerbit CV. Pustaka Mantiq Solo, cetakan pertama April 1989, halaman 97 - 98
Tidak ada komentar:
Posting Komentar