Sebagus-bagusnya hewan, tidak akan menyamai kebagusan manusia. Dari segala jurusan, manusialah sebaik-baiknya makhluk Tuhan. Jalannya tegak tidak merangkak, tidak merayap, tidak melompat-lompat, tidak terbang sebagai hewan. Walaupun begitu, sekiranya manusia mau, niscaya ia dapat melakukan semuanya itu. Matanya dapat melihat ke kiri dan ke kanan dengan cepatnya, serta tahu apa gerangan yang dilihatnya. Tangannya dapat memegang, merasai dan membuat alat serta perkakas untuk bekal hidupnya. Alhasil, segala pancaindera dan anggotanya terletak benar pada tempatnya, sehingga pantas dilihatnya, tidak terdapat cela walaupun sebagian anggota, karena Allah yang menjadikan manusia memang telah melebihkan kebagusan kejadiannya lebih dari makhluk-makhluk lainnya.
Selain dari itu, manusia telah diberikan Allah kepandaian berhias dan berdandan untuk menambahkan kebagusannya dan kecantikannya; tentang ini, kalahlah segala makhluk oleh manusia. Ringkasnya, segala gerak-gerik manusia, duduk dan berdirinya, berbaring dan tidurnya, makan dan minumnya, berjalan dan diamnya, semuanya pantas dan setimpal dengan kedudukannya sebagai khalifah Allah.
Dalam Al-Qur’an tegas benar Allah menerangkan tentang kelebihan manusia dalam kejadiannya. Di antaranya yaitu firman Allah QS At-Tin : 4 ;
Laqad khalaqnal insana fi ahsani taqwim
Artinya:
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan manusia dalam sebaik-baiknya kejadian”.
Firman-Nya lagi QS Al-Infithar : 6 – 8 ;
Ya ayyuhal insan, ma gharraka birabbikal karim. Alladzi khala qaka fa sawwaka fa ‘adalaka. Fi ayyi shuratin ma sya-a rakka baka
Artinya:
“Hai manusia! Apakah yang mengelakkanmu dari Tuhanmu yang Maha Mulia?
Yang telah menjadikan engkau menyempurnakan kejadianmu dan membereskan susunan badanmu?
Ia mengatur bentukmu menurut rupa mana yang dikehendaki-Nya.
-----------
Jalan Hidup MUSLIM, Md. 'Ali Alhamidy, Penerbit PT ALMA'ARIF Bandung, Cetakan Pertama 1974, halaman 20 - 21
Selain dari itu, manusia telah diberikan Allah kepandaian berhias dan berdandan untuk menambahkan kebagusannya dan kecantikannya; tentang ini, kalahlah segala makhluk oleh manusia. Ringkasnya, segala gerak-gerik manusia, duduk dan berdirinya, berbaring dan tidurnya, makan dan minumnya, berjalan dan diamnya, semuanya pantas dan setimpal dengan kedudukannya sebagai khalifah Allah.
Dalam Al-Qur’an tegas benar Allah menerangkan tentang kelebihan manusia dalam kejadiannya. Di antaranya yaitu firman Allah QS At-Tin : 4 ;
Laqad khalaqnal insana fi ahsani taqwim
Artinya:
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan manusia dalam sebaik-baiknya kejadian”.
Firman-Nya lagi QS Al-Infithar : 6 – 8 ;
Ya ayyuhal insan, ma gharraka birabbikal karim. Alladzi khala qaka fa sawwaka fa ‘adalaka. Fi ayyi shuratin ma sya-a rakka baka
Artinya:
“Hai manusia! Apakah yang mengelakkanmu dari Tuhanmu yang Maha Mulia?
Yang telah menjadikan engkau menyempurnakan kejadianmu dan membereskan susunan badanmu?
Ia mengatur bentukmu menurut rupa mana yang dikehendaki-Nya.
-----------
Jalan Hidup MUSLIM, Md. 'Ali Alhamidy, Penerbit PT ALMA'ARIF Bandung, Cetakan Pertama 1974, halaman 20 - 21
Tidak ada komentar:
Posting Komentar