يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟
لَا تَتَّخِذُوا۟ الَّذِينَ اتَّخَذُوا۟ دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِّنَ
الَّذِينَ أُوتُوا۟ الْكِتٰبَ مِن قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَآءَ ۚ
وَاتَّقُوا۟ اللَّـهَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi walimu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman. (QS. 5 : 57).
وَإِذَا نَادَيْتُمْ إِلَى الصَّلَوٰةِ اتَّخَذُوهَا هُزُوًا وَلَعِبًا ۚ ذٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْقِلُونَ
Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sholat, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal. (QS. 5 : 58).Tafsir Ayat
QS. 5 : 57. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi walimu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, ...” . Yaitu mereka orang-orang Yahudi dan Nasrani.
"..., dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik)....". Yaitu kaum musyrikin penyembah berhala.
Kedua golongan itu masih saja mengejek-ejek Islam dan mengambil jadi permainan, kadang-kadang suatu ayat Tuhan dengan maksud baik, mereka artikan dengan salah. Misalnya, mereka menganggap Allah itu miskin, sehingga minta pinjaman (lihat QS. al-Baqarah (2) : 245 dan QS. Ali Imraan (3) : 181), atau ejekan kaum musyrikin tentang tulang-tulang dalam kubur akan diberi berdaging dan dihidupkan kembali (lihat QS Yasiin (36) : 78).
Maka janganlah jadikan mereka pimpinan, artinya boleh bergaul, tetapi urusan kepercayaan, agama jangan sekali-kali minta pendapat mereka.
".... Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman." Kalau seorang Mukmin mendengar perkataan-perkataan yang mengejek agama atau mempermainkan perintah Tuhan, maka yang pertama; akan timbul marah dan perkelahian seperti peristiwa di pasar Bani Qainuqa, ketika seorang perempuan beriman diganggu orang Yahudi, maka seorang Mukmin naik darah, timbul perkelahian dan berdampak peperangan. Bahaya yang kedua, jika kondisi diatas di tenggang-menenggang, lalu dibiarkan saja. Ini jauh lebih berbahaya bagi ketakwaan seorang Muslim. Jagalah takwa, dan jangan mengambil mereka menjadi pemimpin.
QS. 5 : 58. “Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sholat, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal”. Menurut riwayat dari as-Suddi pernah kejadian di Madinah, seorang Nasrani benci sekali mendengar adzan, asal terdengar orang menyerukan adzan sampai ucapan “Asyhadu anna Muhammadar-Rasulullah”, dia menyumpah-nyumpah dan berkata : “Biar dibakar Nabi palsu itu!” Begitu dilakukannya tiap-tiap mendengar adzan. Tiba-tiba pada suatu malam, sedangkan dia dan keluarganya enak tidur, masuklah pelayannya ke dalam kamar mengambil apa-apa. Dan tiba-tiba tertumpah minyak pelita yang dipegangnya, terus menyala, kena kain-kain dan api tidak dapat dipadamkan lagi; terbakarlah rumah itu seluruhnya, dia sendiri dan keluarganya belum sempat lari.
-----------------
Bibliography :
Al Qur'aan dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Depag, Pelita II/ 1978/ 1979, halaman 170.
Tafsir Al-Azhar Juzu' 6, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), Penerbit PT. Pustaka Panjimas Jakarta, cetakan September 2000, halaman 296.
Tulisan Arab Al-Qur'an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar