يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟
مَا لَكُمْ إِذَا قِيلَ لَكُمُ انفِرُوا۟ فِى سَبِيلِ اللَّـهِ
اثَّاقَلْتُمْ إِلَى الْأَرْضِ ۚ أَرَضِيتُم بِالْحَيَوٰةِ الدُّنْيَا مِنَ
الْءَاخِرَةِ ۚ فَمَا مَتٰعُ الْحَيَوٰةِ الدُّنْيَا فِى الْءَاخِرَةِ
إِلَّا قَلِيلٌ
Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu : “Berangkatlah (untuk berperang pada jalan Allah)” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit. (QS. 9 : 38).
إِلَّا تَنفِرُوا۟ يُعَذِّبْكُمْ
عَذَابًا أَلِيمًا وَيَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلَا تَضُرُّوهُ
شَيْـًٔا ۗ وَاللَّـهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. 9 : 39).
إِلَّا تَنصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ
اللَّـهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا۟ ثَانِىَ اثْنَيْنِ إِذْ
هُمَا فِى الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصٰحِبِهِۦ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّـهَ
مَعَنَا ۖ فَأَنزَلَ اللَّـهُ سَكِينَتَهُۥ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُۥ
بِجُنُودٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا۟
السُّفْلَىٰ ۗ وَكَلِمَةُ اللَّـهِ هِىَ الْعُلْيَا ۗ وَاللَّـهُ عَزِيزٌ
حَكِيمٌ
Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan oang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. 9 : 40).
انفِرُوا۟ خِفَافًا وَثِقَالًا
وَجٰهِدُوا۟ بِأَمْوٰلِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ فِى سَبِيلِ اللَّـهِ ۚ ذٰلِكُمْ
خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (QS. 9 : 41).Tafsir Ayat
QS. 9 : 38. "Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu : “Berangkatlah (untuk berperang pada jalan Allah)” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.
Latar Belakang Turunnya Ayat
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa turunnya ayat ini (QS. 9 : 38) sesudah Fathu Makkah ketika Kaum Muslimin diperintahkan menyerang kota Tabuk. Pada waktu itu musim panas, buah-buahan hampir matang yang merangsang mereka untuk duduk berteduh di bawah pohon sambil menikmati buah-buahan sehingga merasa enggan meninggalkan tempat itu untuk melaksanakan perintah. Ayat ini (QS. 9 : 38 s/d 40) memberikan peringatan kepada mereka bahwa perbuatan seperti itu tidak ada artinya apabila dibandingkan dengan kehidupan di akhirat. Kemudian turunlah ayat berikutnya (QS. 9 : 41) yang memerintahkan untuk melaksanakan perintah dengan prasaan ringan atau pun berat. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid.
QS. 9 : 39. Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Latar Belakang Turunnya Ayat
Dalam suatu riwayat dikemukkan bahwa Najdah bin Nafi’ bertanya kepada Ibnu Abbas tentang ayat ini (QS. 9 : 39). Ia menjawab “Rasulullah memerintahkan berangkat ke medan perang kepada beberapa suku bangsa Arab, tetapi mereka enggan melaksanakan perintah itu. Maka turunlah ayat ini (QS. 9 : 39) sebagai ancaman terhadap keengganan mereka dan mereka mendapat siksaan dari Allah dengan tidak turunnya hujan. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Najdah bin Nafi’.
Ibnu Taimiyah dalam buku "Tazkiyatun Nafs", memaknai QS. At-Taubah (9) : 38 - 39, bahwa kebaikan anak cucu Adam tidak akan sempurna dalam agama dan dunianya, kecuali dengan keberanian dan kedermawanan. Allah menjelaskan bahwa seorang yang berpaling dari-Nya dan meninggalkan jihad, maka Allah ta'ala akan menggantikannya dengan kaum yang lain, yang akan menegakkan jihad.
Allah telah banyak menyebutkan dan memuji orang yang berjihad dengan jiwa dan harta mereka di jalan-Nya. Hal itu mereka dapatkan berkah keberanian dan kelapangan dada dalam keta'atan kepada-Nya dan menta'ati Rasul-Nya. Memiliki sifat keberanian berarti memiliki sifat sabar yang mengandung kekuatan hati dan kekokohannya sebagaimana Allah ta'ala berfirman : "Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah, dan Allah beserta orang-orang yang sabar". (TQS. al-Baqarah (2) : 249).
Keberanian bukan hanya terletak pada kekuatan badan, terkadang ada orang kuat badannya namun lemah hatinya, tapi kekuatan itu ada pada kekuatan hati dan kekokohannya.
QS. 9 : 40. Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan oang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
QS. 9 : 41. Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Latar Belakang Turunnya Ayat
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa di antara Kaum Muslimin mungkin terdapat orang-orang yang sakit atau lemah karena ketuaannya sehingga merasa berdosa tidak ikut berperang sabil. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. 9 : 41) yang memerintahkan berangkat dengan rasa ringan atau pun berat. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Hadirami.
-----------------
Bibliography :
Al Qur'aan dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Depag, Pelita II/ 1978/ 1979, halaman 284 - 285.
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 246 - 247.
Tazkiyatun Nafs, Ibnu Taimiyah, Penerbit : Darus Sunnah Press Jakarta 2008, Cetakan Pertama, halaman 284 - 286.
Tulisan Arab Al-Qur'an
Tidak ada komentar:
Posting Komentar