"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Jumat, 24 Juli 2015

Orang Beriman itu Diuji

Seorang mukmin akan dicoba keimanannya; baik dengan kekafiran, kefasikan atau maksiat. Jika ia tidak melakukannya ia akan disakiti dan disiksa. Seorang mukmin sejati akan lebih memilih siksaan daripada harus berpisah dengan agamanya.
Nabi Yusuf a.s. diuji dengan kedengkian saudara-saudaranya; "Sesungguhnya Yusuf dan saudaranya (Bunyamin) lebih dicintai ayah daripada kita, padahal kita adalah satu golongan (yang kuat). Sungguh, ayah kita dalam kekeliruan yang nyata." (TQS. Yusuf (12) : 8).

Kemudian mereka menzalimi keduanya, ingin membunuhnya dan melemparkannya ke dalam al-Jubb (sumur yang gelap) dan menjualnya sebagai budak, serta membawanya ke negeri kafir dan jadilah ia budak yang dimiliki kaum kafir. Lalu Yusuf a.s. diuji oleh seorang perempuan bangsawan untuk melakukan perbuatan yang dilarang Allah ta'ala tetapi beliau tetap menjaga kehormatannya dan lebih memilih penjara. Allah ta'ala berfirman; "Sesungguhnya barangsiapa bertakwa dan sabar, maka sungguh Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik." (TQS. Yusuf (12) : 90).

Adalah Rasulullah Muhammad s.a.w., seorang yang pernah disakiti oleh orang-orang kafir dan musyrik. Namun beliau hadapi dengan penuh sabar dan berdo'a kepada Allah agar selalu diberikan kesabaran. Orang-orang yang bersabar dan ridho, mereka  akan mendapatkan pahala dari Allah dan kesalahan-kesalahan mereka akan diampuni-Nya.
"Yang demikian itu karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan di jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir dan tidak menimpakan suatu bencana kepada musuh, kecuali (semua) itu dituliskan bagi mereka sebagai suatu amal kebajikan. Sungguh Allah tidak menyia-nyiakan pahala bagi orang-orang yang berbuat baik." (TQS At-Taubah (9) : 120).
--------------------------------
Inspirasi :
Tazkiyatun Nafs
, Ibnu Taimiyah, Penerbit : Darus Sunnah Press, Jakarta Timur, Cetakan Pertama : November 2008, halaman 348 - 350.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar