Minggu, 09 Oktober 2016

Kejutan di Desa Duck

Manga Gensō Suikoden III - The Successor of Fate. "Bohong kalau ku bilang aku tak khawatir".
"Apa kau juga berpikir seperti itu?"
"Aku juga manusia biasa"
"Keraguan tentang diri sendiri sebagai Pahlawan ...."
"Tanggungjawab terhadap orang-orang yang ku tanggung juga peperangan selanjutnya, dan di antara semuanya adalah ketakutan akan energi yang sangat besar dari rune terkutuk ini ...."
"Tak ada kesempatan sedikit pun untuk merasa tenang"
Begitulah kata-kata yang terlintas dalam mimpi Hugo yang menjadikan ia terbangun dari lelap tidurnya.
"Bagaimana pun juga kau harus segera menguasai cara menggunakan rune ...."; bisik hati Hugo.
Pagi itu seluruh aliansi Grassland berkumpul untuk mendengarkan pidato pertama Hugo, tapi sebelum berpidato Hugo meminta nasihat Sergeant Joe selaku mentornya di klan Karaya. Dan Sergeant Joe menyarankan untuk menyemangati mereka itu sudah lebih dari cukup.
Tibalah saatnya tampil di depan tentara aliansi.
"Semuanya !! Ayo Semangat !!", pikik Hugo.
"W a a a a ........ !!", sambut para tentara aliansi Grassland
Sementara itu dikerumunan kepala suku Grassland.
"Aku berterimakasih  pada orang-orang pasukan ksatria sarang naga atas pinjaman kekuatannya", ucap Lucia pada Futch.
"Aku dengar kalau Harmonia sedang mengumpulkan True Rune. Salah satu kekuatan yang mereka miliki adalah mereka bisa menetapkan energi true rune yang dahsyat tanpa menghiraukan takdir"; Futch bercerita.
"Peperangan ini ... bukanbya aku tak ingin bergantung pada takdir Grassland itu sendiri ..... ", kata Lucia.
Tiba-tiba suasana menjadi gempar dengan sebuah serangan dadakan dari Harmonia. (sumber : Manga Gensō Suikoden III - The Successor of Fate 7, karya Aki Shimizu; Kadokawa Corporation; Tokyo Japan 2002).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar