Minggu, 18 September 2016

Sumpah Setia

Manga Gensō Suikoden III - The Successor of Fate. Tiba-tiba langit gelap, tanda hujan kan tiba. Sasarai memerintahkan mundur pada Dios. Albert Silverberg bertanya pada Sasarai ; "Apa Tuan terlalu berhati-hati dengan pilihan mundur?"
Tapi Sasarai tetap terdiam.
Albert kembali menjelaskan ; "Tujuan kita mencegah Pahlawan Api masih belum tercapai, aku tak setuju kalau kita mundur di sini !".
"Baiklah Albert, lupakan saja pembicaraan yang barusan", jawab Sasarai.
Dan mereka pun tenggelam dalam lebat hujan.
Sementara itu di desa Duck, proses penenggelaman desa berangsur-angsur di mulai.
"Aku membuat mereka menenggelamkan desa mereka sendiri, pokoknya rencana ini harus berhasil", gumam Caesar sedih.
Disertai rintik hujan seluruh kepala suku terus memberi semangat pada sisa pasukan yang ada. Ketika Lucia memberi wacana berdamai dengan Zexen gemuruh kegelisahan pasukan menyeruak.
Tiba-tiba perhatian mereka terpecah dengan hadirnya naga yang terbang diatas mereka dan turun di tengah-tengah sidang rakyat beserta Fubar dan Hugo dibelakangnya.
"Di tengah perjalanan kami di tolong orang-orang dari pasukan Ksatria Naga", jelas Hugo pada semua yang hadir.
Ketika Hugo semakin mendekat, semua kepala suku segera merendahkan diri memberi hormat pada Hugo yang kini telah menjadi Pahlawan Api. Selanjutnya dimulai dari klan Lizard, klan Alma Kinan, klan Duck dan klan Karaya bersumpah bertarung bersama sang Pahlawan Api.
Lucia meminta Hugo mengangkattangannya lalu dia berkata : "Semuanya, ma'af atas keterlambatannya, akhirnya Pahlawan Api kembali ke hadapan kita!".
"Wahai para petarung Grassland, lihatlah kekuatan dan rune miliknya !!!", tutur Lucia lagi.
Dan Hugo menunjukkan kedahsyatan rune yang kini dimilikinya. (sumber : Manga Gensō Suikoden III - The Successor of Fate 7, karya Aki Shimizu; Kadokawa Corporation; Tokyo Japan 2002).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar