Rabu, 30 April 2014

Belajar Batik Jumputan

Batik adalah sehelai kain yang dibuat secara tradisional dengan beragam hias pola batik, yang pembuatannya menggunakan celup rintang dengan malam lilin batik sebagai bahan perintang warna. Selain dibuat secara tradisional ada pula yang dibuat secara modern / kontemporer. (Materi Pelatihan Membatik UPTD BLK Kota Semarang)
Teknik Jumputan (celup ikat); proses pembuatannya dengan cara mengikat di beberapa bagian kain yang ingin di beri motif. Alat bantunya berupa Tali (tali rafia, gelang karet atau benang nilon); Kelereng, Batu atau menurut selera.
Jadi yang disebut dengan Batik Jumputan itu apabila terjadi proses membatik dengan canting dan proses jumputan.

Belajar Membatik
Aku ingin berbagi ilmu membatik kontemporer dari hasil pembelajaranku di BLK Kota Semarang;
Pertama; menyiapkan kain batik dari jenis mori primisima dengan ukuran 200 cm x 125 cm.
Kedua; membuat pola (nyorek atau mola). Proses ini adalah menggambar motif dasar dan pola batik tulis diatas kain dengan menggunakan pensil ataupun arang kayu.
Ketiga; Soletan (nyolong warna) yang kontras dengan menggunakan warna Remasol, karena dalam pewarnaan batik tradisional hanya dikenal permainan gradasi warna.
Keempat; setelah mendiamkan warna soletan minimal 1 x 24 jam, dilanjutkan dengan fiksasi (penguncian) warna Remasol dengan waterglass yang perbandingannya 1 kg waterglass dicampurkan air 1 liter.
Kelima; setelah didiamkan dalam ruangan teduh dan kondisi media yang difiksasi sudah tidak lengket maka lakukan pencucian dengan air.
Keenam; setelah kain kering dari diangin-angin dalam ruang teduh, bidang pola atau warna yang telah disolet menjadi hasil yang diinginkan maka bidang pola atau warna tadi siap ditemboki (proses mbironi) dengan menggunakan lilin.
Ketujuh; proses pembuatan teknik jumputan dengan cara mengikat di beberapa bagian kain dengan kelereng yang diikat dengan gelang karet yang ingin di beri motif.
Kedelapan; pewarnaan background dua tahapan; warna dasar, menggunakan bahan warna indigosol warna orange dengan teknik celupan. Setelah kain dicelup rata lalu dijemur dibawah terik matahari 2 - 3 menit (jangan lupa dibalik agar warna juga merata disisi sebaliknya). Kemudian kain difiksasi (penguncian warna) dengan HCl 2 - 3 sendok makan ditambah Nitrit 2 sendok makan dan campurkan ke dalam air bersih 5 - 6 liter. Setelah kain tercelup rata fiksasi tiriskan sebentar lalu jemur dibawah terik matahari 2 - 3 menit atau warna muncul merata lalu bilas dengan air bersih; nikmati hasil warna yang diinginkan. Keringkan 15 menit lalu lanjutkan tahap berikutnya, warna utama, menggunakan Naptol warna merah. Caranya ; menyiapkan satu ember air bersih untuk pencucian kain secara merata; masukkan kain ke dalam ember lain yang sudah dilarutkan dalam air berisi 5 - 6 liter dengan ASBO 20 gram ditambah kustik (Soda Abu atau Na2CO3) 3 - 4 gram, setelah rata tercelup tiriskan hingga air yang ada di kain tidak menetes; lalu masukkan kain ke dalam ember lain yang berisi 5 - 6 liter air dan garam pembangkit warna merah (Garam Merah B) 30 gram, pastikan terendam rata angkat dan tiriskan; nikmati hasil warna yang diinginkan.
Kesembilan; proses nglorot (pesisiran) / ngebyok (Jogja/Solo), yaitu proses menghilangkan malam (lilin batik) pada kain dengan merebus kain dalam campuran air dan soda abu mendidih, kemudian membilasnya dengan air dingin.

Catatan
Proses pembuatan warna background 2 kali (orange dan merah) untuk memunculkan efek warna (gradasi) pada posisi kain yang dijumput / diikat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar