Sabtu, 20 Agustus 2016

Gajah dan Semut

Manga Gensō Suikoden III - The Successor of Fate. Pagi itu diperbatasan desa Chisha, dua pasukan siap bertempur, Grassland versus Harmonia. Sebuah pemandangan yang kontras, pasukan Harmonia berbaris tersusun rapat dengan urutan pasukan berkuda dan udara.
Lucia maju ke depan pasukan Grassland dan meminta komandan Harmonia maju untuk bicara padanya. Barisan pasukan Harmonia membuka dan muncullah Sasarai dengan dikawal Dios dan Albert Silverberg.
"Bersiaplah komandan pasukan Harmonia, tuan Sasarai akan datang.", seru Dios.
"Nama yang sangat kurindukan, Sasarai dari Harmonia! Sejak berperang di Highland, kau mengkhianati perjanjian gencatan senjata dan mulai melakukan penyerbuan, tingkahmu itu hanya terlihat seperti anak nakal yang mencari perhatian!", sambut Lucia.
"Deklarasi pernyataan perang yang sangat sopan ya!" balas Sasarai.

Kemudian Sasarai minta bertemu dengan Pahlawan Api dan akan menarik pasukan Harmonia dan membuat perjanjian baru. Lucia pun menegaskan tak akan menyerahkan Pahlawan Api kepada Harmonia. Sasarai tiba-tiba mengeluarkan elemen summon True Earth Rune yang dimilikinya. Pasukan Grassland yang tersisa menjadi urusan Dios dan Albert Silverberg.
Komando pasukan Harmonia berpindah pada Dios dan serangan pun segera dimulai. Grassland pun meladeni serangan tersebut tak kalah sengit. Suku Duck membidik kaki kuda pasukan Harmonia, suku Alma Kinan menyerang serangga, sedangkan suku Karaya dan suku Lizard terus merangsek maju. Dari belakang barisan pasukan Harmonia, para summoner mengendalikan angin, memecah kepungan asap pembuka serangan udara dari pasukan Le Buque.
Lucia segera memerintahkan pasukan untuk mundur ke desa suku Duck dan merelakan desa Chisha. Suku Duck pun mengawal penduduk desa Chisha sampai ke desa mereka. Suku Karaya dan suku Lizard berjaga di garis depan. (sumber : Manga Gensō Suikoden III - The Successor of Fate 5, karya Aki Shimizu; Kadokawa Corporation; Tokyo Japan 2002).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar