Rabu, 02 September 2015

Madinah Gempar

TIME TUNNEL. Terpikir olehku untuk berada dalam suasana menggemparkan antara bulan Shafar dan Rabiul 'awal tahun 11 Hijriah, sejauh 1420 tahun hijriah ke belakang. Perjalanan menempuhi lorong waktu yang akan tetap menjaga dan menumbuhkan kecintaanku untuk tetap ber-wali (QS. 4 : 144) dengan Rasulullah dan orang-orang mukmin agar aku terus dapat mengambil pelajaran dari orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah (QS. 4 : 69).
Setelah ku siapkan segala hal agar aku bisa berlama-lama dimasa itu dan mengambil banyak pelajaran. Aku sengaja memasuki masa itu dimalam hari, agar sedikit menimbulkan perhatian dari saudara muslim Madinah saat itu yang memang jumlahnya belum seberapa, sehingga "orang asing" sepertiku mudah dikenali.
Kulangkahkan kakiku ke arah rumah saudara muslim Madinah pekerja usaha dagang Abdur-Rahman bin 'Auf رَضِيَ اللََّهُ عَنْه yang masih paman Rasulullah  ﷺ. Kehadiranku malam itupun  sangat mengejutkan beliau. Kemudian beliau menceritakan peristiwa yang tengah terjadi dimulai dari perintah Rasulullah kepada Usamah bin Zaid رضي الله عنهما untuk menjejakkan kudanya di perbatasan Balqa' (wilayah kekuasaan Byzantium), sempat merasa enakan hingga sakitnya kambuh lagi saat berada di rumah ummul mukminin Maimunah binti Al-Harits,  berita tentang keluar-malamnya Rasulullah dengan ditemani Abu Muwayhiba (pembantunya) menuju Baqi'l-Gharqad, penunjukkan Abu Bakr رَضِيَ اللََّهُ عَنْه mengimami sholat jama'ah hingga kasak-kusuk penugasan Usamah bin Zaid, serta nasehat Rasulullah kepada Muhajirin dan Anshar untuk saling berbuat baik dan saling mema'afkan.
* * *
Madinah 12 Rabiul 'awal 11 H atau sekitar bulan Juni 632 M, sepulang dari masjid sesampainya di rumah ummul mukminin 'Aisyah tenaga beliau mulai melemah hingga beliau berpulang menemui Tuhannya di ar-Rafiq al-A'la.
Berita duka dari keluarga Muhammad pun membuat gempar Madinah dan sekitarnya, mereka tak yakin, sebab Nabi tampak sudah sehat. Dan Umar bin Khattab begitu sangat responsif mendengar berita itu dan beliau mengancam orang-orang yang terus menyebarkan berita kepulangan Rasulullah.
Setelah Abu Bakr kembali dari Suhn dan melihat keadaan Rasulullah, ia pun yakin bila Rasulullah memang sudah tiada. Lalu di tengah kerumunan ia membacakan QS 2 : 144 dan Umar bin Khattab رَضِيَ اللََّهُ عَنْه pun jatuh tersungkur.
* * *
Aku merasa larut dalam suasana di sekitar masjid Nabi, antara rumah ummul mukminin 'Aisyah dan putri kesayangan Rasulullah Fatimah az-Zahra bersama Ali bin Abi Talib, Zubair bin'l-'Awwam, Talhah bin 'Ubaidillah, hingga tak kuhiraukan ketika terdengar berita bahwa kaum Anshar tengah berkumpul di Saqifah Banu Sa'idah. Dan untunglah Abu Bakr, Umar bin Khattab, Abu Ubaidah bin al-Jarrah dan banyak nama-nama yang beredar di telingaku tentang peristiwa ini; seperti pesohor kaum Anshar dari suku Khazraj Sa'd bin Ubadah, Hubab bin Munzir, Bashir bin Sa'd dan Abu an-Nu'man bin Basyir serta dari suku Aus Usaid bin Hudzair.
* * *
Selanjutnya seluruh upacara terjadi pada hari Selasa 13 Rabiul 'awal 11 H. Nabi dimandikan oleh keluarga terdekat, yang pertama Ali bin Abi Talib, lalu 'Abbas bin 'Abd-l-Muttalib رَضِيَ اللََّهُ عَنْه serta kedua putranya Fadzl dan Qutham serta Usamah bin Zaid رضي الله عنهما dan Syuqram (pembantu Nabi) menuangkan air serta Aus bin Khauli yang menopang ke dadanya.
Setelah selesai mengkafani, bergantian laki-laki melakukan sholat jenazah, kemudian kaum wanita lalu anak-anak yang masing-masing membawa hati yang pedih penuh duka menekan kalbu.
Selesai mensholati jenazah pun segera diturunkan perlahan kedalam lahad, mereka yang turun adalah Ali bin Abi Talib, Fadzl dan Qutham putra 'Abbas bin 'Abd-l-Muttalib, Syuqran (pembantu Nabi) dan Aus bin Khauli (seorang dari Anshar suku Khazraj). Dan Qutham bin 'Abbas bin Abd-l-Muttalib adalah orang terakhir setelah makam ditimbun dengan tanah yang dilangsungkan malam Rabu 14 Rabiul 'awal 11 H.
* * *
Peristiwa Saqifah Banu Sa'idah yang telah lalu melahirkan ikrar Saqifah dan keesokan harinya sebelum upacara penyelenggaraan jenazah Rasulullah  ﷺ, Abu Bakr رَضِيَ اللََّهُ عَنْه pun dilantik secara umum. Tetapi terdengar desas-desus yang belum jelas sesudah pemakaman Rasulullah, bahwa ada yang belum mem-bai'at Abu Bakr diantaranya Ali bin Abi Talib, 'Abbas bin Abd-l-Muttalib, Fadzl bin 'Abbas, Qutham bin 'Abbas, Zubair bin 'Awwam, Khalid bin Said, Miqdad bin Amr, Salman al-Farisi رَضِيَ اللََّهُ عَنْه, Abu Dzar al-Ghifari رَضِيَ اللََّهُ عَنْه, 'Ammar bin Yasir رَضِيَ اللََّهُ عَنْه, Bara' bin Azib dan Ubai bin Ka'ab.
Dan 3 hari dimasa setelah berpulangnya Rasulullah ﷺ ke rafiqul a'la bisa menangis bersama saudara Muslim Madinah sepanjang hari-hari itu, ketika mendengarkan adzan Bilal bin Rabah sampai pada kalimat "Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah".
-----------------
Inspirasi : 
Sejarah Hidup Muhammad, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990.
Abu Bakr As-Siddiq, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh PT. Pustaka Litera AntarNusa, Cetakan Keduabelas, Januari 2010.
Ali bin Abi Talib, Ali Audah, Penerbit  PT. Pustaka Litera AntarNusa Jakarta, Cetakan Ketujuh, Juni 2010.
Umar bin Khattab, Muhammad Husain Haekal,diterbitkan oleh PT. Pustaka Litera AntarNusa, Cetakan Kesebelas, Februari 2011.
Sirah 'Aisyah ummil mukminin r.a. ('Aisyah r.a.), Sulaiman an-Nadawi, Penerbit QisthiPress Jakarta, Cetakan ketiga Juni 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar