Selasa, 18 Maret 2014

PERJANJIAN LAMA (3)

Kapan Perjanjian Lama mula-mula ditulis orang
Di atas telah diterangkan bahwa kitab-kitab yang terkumpul dalam Perjanjian Lama itu tidak ditulis oleh satu orang, oleh satu tangan, tetapi oleh banyak orang yang hidup berlainan zaman dan lingkungan. Menurut keyakinan orang Masehi isi dari kitab itu adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada para Nabi sejak Nabi pertama hingga Nabi Maleachi. Wahyu-wahyu itu telah di ajarkan oleh para Nabi kepada umatnya sebelum dituliskan. Dengan demikian ajarannya berkembang dan diingat orang serta riwayat yang terkandung di dalamnya menjadi cerita turun-menurun di ceritakan orang kepada anak-cucu, murid dan sesamanya, selaku sumber kesusasteraan yang berkembang dan digemari orang.
Kita tidak dapat mengetahui dengan pasti apabilakah manusia pertama kalinya menggunakan tulisan atau menciptakan huruf untuk menyimpan kata-kata, dan kapankah wahyu-wahyu itu mulai dituliskan orang, serta siapa yang mula-mula menuliskannya. Hal ini telah berabad-abad menjadi obyek penyelidikan para ahli pengetahuan dan kebudayaan purba, namun belum memperoleh hasil yang pasti meskipun banyak kemajuan telah dicapai. Mereka telah menggali dan menemukan naskah-naskah tua dan telah dapat menaksir usianya serta kemungkinan oleh siapa ditulis. Naskah-naskah tua itu tertulis di atas papyrus, kulit, dan batu, dinding gua dan sebagainya. Penemuan itu tentu tidak merupakan keseluruhan Perjanjian Lama, tetapi sekadar petilan (fragment) yang belum banyak jumlahnya. Yang belum kedapatan tentu masih banyak, yaitu yang pada zaman dahulu dibaca, diingat dan menjadi pegangan kebatinan orang. Namun tentu tidak banyak orang yang memiliki catatan-catatan itu, kecuali para pendeta (rabi), ahli-ahli sastra dan penyair. Naskah tertua yang telah ditemukan ditaksir berasal dari abad ke 13 sebelum Masehi.
Telah diterangkan bahwa barulah pada abad ketiga sebelum Masehi dimulai orang menterjemahkan kitab-kitab itu ke dalam bahasa Gerika, sebanyak 48 kitab. Kalau kita menganggap bahwa naskah tertua lahir pada abad ke 13 sebelum Masehi, maka ada masa
10 abad dan masa naskah-naskah ditulis orang sehingga terjadi penterjemahan Septuaginta. Masa yang sepuluh abad itu cukup untuk melahirkan 100 naskah. Maka banyak kemungkinan bahwa 70 orang penterjarnah itu menemukan lebih dari 48 naskah, tetapi selebihnya dianggap kurang kuat dan dibatalkan.
Siapa yang mula-ruula menulis kitab-kitab dalam Perjanjian Lama itu menjadi penyelidikan tersendiri pula, demikian juga tentang apabila kitab-kitab itu ditulisnya. Umumnya orang Masehi percaya bahwa kitab-kitab itu ditulis oleh para Nabi berdasarkan wahyu Allah, atau seseorang saleh yang mendapat ilham Allah. Menurut kitab “Nieuwe Hemelen en een Nieuwe Aarde” terjemahan dari kitab “New Heaven and a New Earth” yang diterbitkan oleh International Bible Students Association di Brooklyn New York, terdapat keterangan tentang penulisan kitab-kitab dalam Perjanjian Larna itu sebagai berikut tetjemahnya :
  • sesudah 4025 SM – Adam menulis Kitab Kejadian I : 1 s/d 2 : 4
  • sebelum 3096 SM – Adam menulis Kitab Kejadian 2 : 5 s/d 5 : 2
  • kira-kira 2370 SM – Nuh menulis Kitab Kejadian 5 : 3 s/d 6 : 9
  • sesudah 2020 SM – Tiga orang putera Nuh yaitu Sem, Ham dan Yafet menulis Kitab Kejadian 6 : 9 s/d 10 : 1
  • sesudah 1978 SM – Seorang keturunan Nuh kesembilan yang bernama Terah menulis Kitab Kejadian 11 : 10 s/d 27
  • sebelum 1869 SM – Sem menulis Kitab Kejadian 10 : 2 s/d 11 : 10
  • sesudah 1843 SM – Ismail dan Ishak menulis Kitab Kejadian 11 : 27 s/d 25 : 12
  • sesudah 1796 SM – Ishak menulis Kitab Kejadian 25 : 13 s/d 19
  • sesudah 1739 SM – Esaf putera Ishak menulis Kitab Kejadian 25 : 19 s/d 36 : 9
  • sebelum 1728 SM – Yakub anak Ishak menulis Kitab Kejadian 36 : 10 s/d 37 : 2
  • 1513 SM – Musa menyusun Kitab Kejadian
  • 1512 SM – Musa menulis sebagian besar Kitab Keluaran dan Imamat orang Lewi
  • kira-kira 1490 SM – Musa menulis Kitab Ayub
  • 1473 SM – Musa menulis Kitab Bilangan dan Kitab Ulangan
  • sebelum 1454 SM - Yusak menulis Kitab Yusak
  • kira-kira 1100 SM – Semuil menulis Kitab Hakim-hakim
  • kira-kira 1097 SM – Dawud menulis Kitab Zabur
  • kira-kira 1090 SM – Semuil menulis Kitab Rut
  • sebelum 1032 SM – Semuil menulis Kitab Semuil yang pertama 1 : 1 s/d 24 : 22
  • kira-kira 1040 SM – Gad dan Jonatan menulis Kitab Semuil yang pertama 25: 1 s/d Kitab Semuil yang kedua 24 : 25
  • kira-kira 1010 SM – Sulaiman menulis sebagian besar dari surat Amtsal Sulaiman dan Kitab Syirul Asyar
  • kira-kira 1000 SM – Sulaiman menulis Kitab Alkhatib
  • kira-kira 917 SM – Nabi  Yul menulis Kitab Yul
  • kira-kira 852 SM – Nabi Yunus menulis Kitab Nabi Yunus
  • kira-kira 811 SM – Nabi Amos menulis Kitab Nabi Amos
  • kira-kira 742 SM – Nabi Hosea menulis Kitab Nabi Hosea
  • sesudah 732 SM – Nabi Yeseya menulis Kitab Nabi Yeseya
  • kira-kira 716 SM – Nabi Micha menulis Kitab Nabi Micha
  • kira-kira 655 SM – Nabi Zefanya menulis Kitab Nabi Zefanya
  • sebelum 633 SM – Nabi Nahum menulis Kitab Nabi Nahum
  • kira-kira 628 SM – Nabi Habakuk menulis Kitab Nabi Habakuk
  • 607 SM – Nabi Jeremia menulis Kitab Nudub Jeremia
  • Kira-kira 607 SM – Nabi Obaja menulis Kitab Nabi Obaja
  • 591 SM – Nabi Yehezkiel menulis Kitab Nabi Yehezkiel
  • sesudah 581 SM – Nabi Jeremia menulis Kitab Raja-raja dan Kitab Jeremia
  • 520 SM – Nabi Hajai menulis Kitab Nabi Hajai
  • 518 SM – Nabi Zakaria menulis Kitab Nabi Zakaria
  • 474 SM – Seorang Yahudi tawanan Raja Nibukadnezar di kota Susan, bernama Mardekhai, menulis Kitab Ester
  • kira-kira 460 SM – Seorang khatib dan ulama Taurat bernama Ezra menulis Kitab Ezra dan Tawarikh
  • 443 SM – Nehemia menulis Kitab Nehemia
  • 406 SM – Nabi Maleakhi menulis Kitab Nabi Maleakhi
  • Kira-kira 280 SM – Mulai penterjemahan “Septuaginta

Keterangan singkatan :
SM = Sebelum Masehi
s/d = sampai dengan

Dalam buku tersebut tidak dijelaskan berdasarkan penyelidikan bagaimana tahun dan penulis kitab-kitab itu ditemukan. Rupanya menurut kepercayaan orang-orang Masehi, para Nabi dan orang-orang saleh lainnya yang mendapat wahyu, firman dan ilham Allah itu, umumnya memiliki keahlian menulis sejarah dengan tertib berangkai-rangkai. Jikapun demikian, adalah masih sukar dipertanggung jawabkan secara historis hasil penyelidikan terebut di atas itu. Kemungkinan ada dan besar bahwa para pujangga beberapa abad sebelum Masehi menuliskan kembali sejarah kejadian langit dan bumi menurut kepercayaan mereka yang diwarisi dari nenek-moyangnya, serta melukiskan sejarah umat-umat, raja-raja dan pemimpin keagamaan sebagai yang mereka terima dari leluhurnya.
------------------------
Sekitar Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, H. Djarnawi Hadikusuma, PT. Percetakan Persatuan Yogyakarta, halaman 9-12.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar