Sabtu, 06 Agustus 2011

IBNU TAIMIYAH

Beliau adalah Syaikhul Islam Imam Mujtahid : Taqiyuddin Abul Abbas Ahmad bin Abdul Halim bin Abdus Salam bin Abdullah bin Taimiyah Al-Haranil Hanbali.
Pada waktu daerahnya diduduki oleh tentara biadab Tartar, maka oleh ayahnya ia dibawa ke Damaskus, di sinilah ia dibesarkan. Lingkungan yang baru ini mempertemukannya dengan para guru besar, ia mulai mengenal hadits Setelah belajar Al-Qur’an dan hafal diikutinya Kuliah Musnad hadits berulang kali, Kutubus Sittah (Al-jam’us Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Ibnu Majah, Jami’ Abu Daud, Jami’ Turmuzi, Sunan An-Nasaa’i), kitab Mu’jam at-thabrani Al-Kabir dan banyak lagi kitab-kitab serta brosur-brosur yang tiada terhitung banyaknya. Tiada disangsikan lagi bahwa beliau seorang utama dari sarjana-sarjana Islam.
Dia telah menerima ilmu-ilmu sejak kecil, mempelajari theologi Islam dan ilmu hukum Islam dari ayahnya sendiri, lalu mendalami, meneliti dan memperdebatkannya. Dia tumbuh dalam kalangan berbahasa Arab. Luas dalam mempelajari ilmu tafsir A1-Qur’an, ilmu-ilmu lainnya tentang agama dan ilmu dialektika atau perdebatan, serta ahli dalam fatwa dan belajar, sedangkan dia belum mencapai umur 20 tahun.
Allah telah menganugerahkan kemudahan kepadanya dengan mempersembahkan karyanya berupa buku-buku ilmiah. Orangnya memang tekun, cepat hafal, kuat berpikir dan mudah memahami sesuatu, lagi pula tidak gampang lupa. Ketika berumur 21 tahun ia di tinggal mati oleh ayahnya, maka dia berdikari dengan keistimewaan-keistimewaan bakat yang ada padanya. Dia mulai terkenal dan dikagumi di santero pemuka-pemuka dalam kalangan cendekiawan Inteligensia Islam dan mereka pada salut kepadanya.
Ibnu Taimiyah - rahimahullah - memiiki semangat juang bernyala, mempunyai keberanian dan militansi yang tak pernah redup.
Nasehat-nasehatnya dibukukannya untuk ummat manusia dan ia berdakwah menurut jejak langkah ulama salaf yang shaleh. Dan ia teguh menegakkan kewajiban agama amar dan ma’ruf serta melarang bid’ah dan mungkar.
Dan Allah memberikan pertolongan terhadap kemunculan-kemunculan segala pendapatnya itu, sehingga menjadi rangsangan dan anutan bagi orang-orang yang berjiwa pelopor kebangkitan dan kemajuan.
Dia masyhur dengan akal sehat, sorotan yang mengena, orientasi yang tepat jitu, dan penyelidikan-penyelidikan agama yang ilmiah sempurna, baik rational maupun pertimbangan (akliah dan nadzriah), sehingga dapat diketahui dengan mudah hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya : pandangan yang luas, kupasan yang mendetail, hujjah yang kuat, toleransi yang patut pada tempatnya, kesabaran yang indah, lautan ilmu memang.
Seorang pengarang lainnya yaitu Al-Hafiz Ibnu. Sayidinnas pernah mengatakan dalam kitabnya, bahwa Ibnu Taimiyah adalah penemu garis ilmu pengetahuan dan Al-Qur’an dia menguasai sunnah Rasulullah dan atsar para sahabat. Kalau dia berbicara tentang tafsir Al-Qur’an, ia benar-benan menguasai kandungannya dengan mendalam, apabila berfatwa tentang fiqih, ia menjurus kepada penyelesaian akhir yang jitu, dan bila Ia menyebutkan hadits, maka Ia memang ahlinya dan mengetahui rawi-rawi serta riwayatnya. Kalau berbicara tentang falsafahnya, maka dialah seorang juru interpretasi filsafat yang bisa diandalkan. Bilamana ia hadir dalam majelis yang membahas tentang ilmu dan agama serta intelligence, Ia arif akan kerawanan mendatang, maka tiada pandangan lain yang lebih luas dan lebih tinggi nilainya daripada pertimbangannya dalam diskusi bermacam-macam angumentasi ilmiah, yang dianalisa dan dikaji, jika dibanding dengan orang-orang sebaya dengannya. Jarang ada tolok bandingannya, sedangkan Ia berjiwa merdeka, pandangannya dan pendapat serta pertirnbangannya tidak memihak dan bukan pula mementingkan dirinya atau golongan sendiri dan tidak membela kepada aliran atau partai tertentu, ia tegak dengan adilnya.
Namun akhir hayatnya, Allah menguji di Damaskus, ia ditahan pemerintah setempat dari bulan Sya’ban 726 H sampai bulan Zulqaidah 728 H. Beliau menderita sakit 27 hari lamanya. Rakyat umum tidak mengetahui sakitnya. Tahu-tahu dikejutkan oleh berita wafatnya malam Senin, 20 Zulqaidah 728 H (1328 M).
----------------
WALI ALLAH menurut AL QURAN (Al-Furqaan Baina Auliyaa 'ir-rahman wa auliyyaa'isy-syaithaan), Ibnu Taimiyah, Penterjemah : Ja'far Sujarwo, BA dan Rahnip, M, BA, Penerbit Al-Ikhlas Surabaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar