Rabu, 14 Februari 2018

Semangat "Wa tawasaubil haqqi wa tawasau bissabri"

TIME TUNNEL. Menyusuri Lorong Waktu untuk berkhidmat di majelis sepupu Rasulullah  ﷺ sangatlah menyenangkan dan penuh semangat. Meski usianya mendekati 70 tahun, tapi ingatannya masih cukup kuat untuk berbagi ilmu dengan kami. Hidupnya hanya untuk menekuni ilmu, dia belajar terus dan mengajarkannya sebagai buah nasehat dan ketaqwaan. Dituturkannya satu persatu apa yang pernah diajarkan Rasulullah  ﷺ kepadanya :
Jangan tertipu oleh nikmat sehat dan nikmat waktu luang (Riadhus-Shalihin 1, halaman 121).
Jangan seorang lelaki memakai cincin emas (Riadhus-Shalihin 1, halaman 202).
Bersabarlah dengan pemerintah yang kamu benci (Riadhus-Shalihin 1, halaman 539).
Saat menjenguk menjenguk/ menengok orang sakit, do'akan (Riadhus-Shalihin 2, halaman 64-65).
Jangan laki-laki berlagak perempuan (Riadhus-Shalihin 2, halaman 489-490).
Jika ingin menggambar, gambarlah pohon dan apa-apa yang tidak bernyawa (Riadhus-Shalihin 2, halaman 514).
Jangan menjadi makelar (perantara). (Riadhus-Shalihin 2, halaman 577).

Darinya pula, aku bisa melihat sosok Rasulullah  ﷺ tergambar jelas; tiada makan sore beberapa malam jika ada roti dari tepung sya’ir (tepung kasar); (Riadhus-Shalihin 1, halaman 430-431). Ibnu 'Abbas menceritakan bahwa Allah tidak mengutus seorang Nabi pun melainkan Dia mengambil perjanjian atasnya, bahwa jika Muhammad diutus sedang mereka masih hidup niscaya mereka beriman kepadanya dan pasti akan menolongnya. Dia memerintahkannya agar mengambil perjanjian atas umatnya, jika Muhammad diutus sedang mereka masih hidup niscaya mereka akan beriman kepadanya dan menolongnya.

Pada akhir hayatnya Ibnu 'Abbas mengalami kebutaan. Ada sebuah cerita, bersumber dari Ibnu 'Abbas sendiri, bahwa dia melihat seseorang yang tidak dikenalnya bersama Nabi. Abdullah bertanya kepada Nabi tentang orang itu. Nabi bertanya setelah itu kepadanya, "Engkau melihatnya?" Dijawabnya "Ya". Kata Nabi lagi "Dia Jibril, kalau begitu kau akan kehilangan penglihatanmu".
Setelah masa amirul mukminin Ali bin Abi Talib Ibnu 'Abbas berpindah ke Mekah, kemudian Hijaz di masa pemerintahan Mu'awiyah dan terus mengadakan perjalanan ke Damsyik dan setelah Mu'awiyah meninggal, ia tinggal di Ta'if dan wafat pada tahun 68 H / 687/688 M.
-----------------
Inspirasi :
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978.
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979.
Rijal Haolar Rasul (Karakteristik Perihidup 60 Shahabat Rasulullah), Khalid Muhammad Khalid, Penerbit : CV. Penerbit Diponegoro Bandung, Cetakan keduapuluh 2006, Bab "Abdullah bin 'Abbas'", halaman 629-637.
Tazkiyatun Nafs, Ibnu Taimiyah, Penerbit : Darus Sunnah Press Jakarta 2008, Cetakan Pertama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar